Kemukus, Jamu Keputihan dan Antiseptik
BANYAKNYA tanaman obat
tradisional membuat kian banyaknya alternatif penyembuh berbagai
penyakit. Salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai
obat adalah kemukus. Tumbuhan yang ditanam sebagai tanaman
sela, dan aslinya banyak tumbuh di hutan-hutan ini, banyak memiliki
manfaat.
Kemukus (Piper cubeba)
tumbuh memanjat hingga ketinggian 15 meter dan tebal
batangnya bisa mencapai 2 cm. Tumbuhan ini biasanya ditanam sebagai
tanaman sela antara kopi dengan batang kapok randu,
misalnya.
Batang
kemukus berbuku-buku, dari tiap buku keluar daunnya yang berbentuk
bulat telur, dengan ujung runcing, mirip daun sirih dan
berwarna hijau gelap. Pada pangkal buku juga bisa keluar
tunas cabang yang baru, atau bunganya, yang kelak menjadi buah.
Bunga
kemukus sering disebut rinu berbentuk bulir, yang biasanya “bersila”
berhadap-hadapan dengan daun yang muncul pada buku daerah
pucuk cabang. Buah yang akan tumbuh dari bulir itu berupa
buah buni yang bertangkai.
Anti gonorhoea
Buah berbiji tunggal dan rasanya pedas inilah yang dimanfaatkan sebagai jamu antiseptik. Biji ini mengandung minyak atsiri yang tersusun dari bermacam-macam alkena seperti dipenten dan kadmen. Tapi, yang terpenting adalah kamfen (yang menyebabkan bau kapur barus), asam kubebat dan kubebin
(sejenis furanol) yang menimbulkan rasa pahit. Kamfen dan
kumpulan alkena dalam minyak atsiri itulah yang berkhasiat
antiseptik.
Dulu, sebelum ditemukan obat anti kuman yang lebih manjur, biji kemukus digunakan sebagai obat gonorhoea, sejenis penyakit kelamin akibat bakteri Neisseria gonorrhoea.
Gejalanya, dari luka yang timbul keluar nanah, sehingga penyakit itu
terkenal sebagai penyakit kencing nanah. Bakteri Neisseria bisa
dibasmi oleh minyak asiri yang ada pada biji kemukus. Dalam
bentuk serbuk halus, biji yang sudah digiling itulah yang
digunakan untuk mengobati gonorrhoea pada kaum pria.
Karena
khasiatnya yang antiseptik itu pula, biji kemukus dipakai untuk
mengobati penyakit seperti sakit perut, asma, disentri,
gonorrhoea, dan keputihan.
Untuk
melawan keputihan cobalah resep berikut ini: ambillah 12 butir biji
kemukus, 5 buah cengkih, 2 rimpang kunci kuning, 2 potong
kayu rapat sepanjang jari tangan, 10 butir biji rumput
sukmadiluwih, 1 buah kembang lawang dan 2 potong kayu mesoyi sepanjang
2,5 cm selebar 2 cm. Kesemuanya dicampur dalam keadaan
kering dan ditumbuk sampai halus.
Sebelum
dikonsumsi, serbuk hasil tumbukan itu terlebih dahulu dicampur dengan
air perasan daun tapak liman 3 batang dengan akarnya, sari 2
jeruk nipis dan segelas air. Semuanya diseduh dalam keadaan
segar. Jamu mentah ini lebih berkhasiat dari pada yang
sudah direbus, dan jumlah yang diperoleh cukup untuk pemakaian 3 kali.
Kemukus
gampang ditanam, dan cara merawatnya juga tidak sulit. Tanaman ini
tidak meminta syarat-syarat tumbuh tertentu, tetapi yang
lebih dikehendaki adalah tempat yang beriklim lembab. Ia
dapat tumbuh di sembarang tempat, dari dataran rendah sampai
ketinggian 80 m dpl. Tapi, kemukus akan tumbuh baik pada ketinggian
300-600 m dpl.
Kemukus
bisa ditanam lewat biji dan stek. Biji bisa diambil dari sulurnya
(pucuk tanaman yang masih muda dan bercabang-cabang).
Sedangkan stek diambil dari sulur atau pucuk tanaman
sepanjang 1-1,5 m, tanaman ini sudah bisa tumbuh dengan ditancapkan
begitu saja di dekat pohon tambatnya. Kemukus akan berbuah
setahun sekali pada usia 1,5-2 tahun setelah tanam.
Apabila
diusahakan secara intensif, kemukus “si tanaman sela” ini bisa
mendatangkan hasil sampingan yang menguntungkan, plus bermanfaat
sebagai obat.
0 komentar:
Posting Komentar