Ò Makna biomedik
Ribuan
protein terdapat dalam tubuh manusia yang melaksanakan begitu banyak
fungsi untuk dirinci. Fungsi-fungsi ini termasuk perannya sebagai
“carrier” dari vitamin, oksigen (O),
karbon dioksida, peran structural, peran kinetik, peran katalitik, dan
peran pemberi isyarat (sinyal). Karna itu tidaklah mengherankan bahwa
konsekuensi buruk dapat timbul dari mutasi baik pada gen yang menjadi
protein maupun pada daerah/region yang mengendalikan ekspresi gen.
konsekuensi yang sama buruknya dapat juga diakibatkan oleh defisiensi
kofaktor-kofaktor esensial untuk meturasi suatu protein. Sindrom
Ehlers-Danlos menggambarkan suatu “defek genetic” pada pematangan
protein dan scurvy adalah suatu defisiensi dari suatu kofaktor esensial
(vit. C) untuk meturasi protein.
Ò Protein diklasifikasikan dalam banyak cara
Karna
tidak ada system klasifikasi yang diterima secara universal, protein
dapat diklasifikasi berdasarkan kelarutannya (solubility), bentuknya
(shape), fungsi biologic, struktur tiga dimensinya. System yang terbatas
penggunaannya didalam biokimia klinik membedakan albumin, globulin,
histon yang didasarkan pada kelarutannya dalam larutan-larutan garam.
Protein dapat juga diklasifikasi berdasarkan pada bentuknya secara
keseluruhan. Jadi, protein globular (mis. banyak enzim) terlipat secara
padat, rantai polipeptida terbelit dan rasio aksial (rasio panjang
terhadap lebar) kurang dari 10 dan umumnya tidak dari 3-4. protein fibrous (serat) memiliki rasio aksial dari 10.
Berdasarkan
pada fungsi-fungsi biologiknya, protein dapat diklasifikasi sebagai
enzim (dehidroginase, kinase), protein simpanan/starage protein
(feritin, mioglobulin) protein regulator (protein DNA binding,
hormone-hormon peptida), protein structural (kolagen, proteoglikan),
protein protektif (factor-faktor pembekuan darah, immunoglobulin,
interferon), protein transport (hemoglobin, lipoprotein plasma, albumin,
transferin), dan protein kontraktil atau motil (aktin, tubulin).
System
klasifikasi yang khusus membedakan protein kompleks tertentu yang amat
menarik perhatian medik, seperti lipoprotein plasma dapat dibedakan atas
-, -, atau -lipoprotein
berdasarkan pada origin dari mobilitas elektroforetiknya pada pH 8,6 ;
atau sebagai kilomikron, VLDL, LDL, HDL atau VHDL berdasarkan pada ciri
sedimentasinya dalam suatu “ultrasentrifug”. Kesamaan-kesamaan dalam
struktur 3-dimensi, terutama diungkapkan oleh kristalografi x-ray
merupakan dasar yang amat berharga untuk klasifikasi protein, misalnya
protein yang mengikat nukleotida memperlihatkan satu nucleotide-binding
domain dari struktur tersier.
Ò Klasifikasi protein menurut komposisi
Kelas protein
|
Contoh
|
Komponen nonprotein
|
Simple protein
Glikoprotein
Nucleoprotein
Metaloprotein
Lipoprotein
kromoprotein
|
Serum albumin
Immunoglobulin, musin, proteoglikan
Virus, kromosoma
Feritin, alcohol dehidroginase
Kilomikron, VLDL, LDL, HDL
Hemoglobin, rodopsin, flavoprotein
|
Tidak ada
Karbohidrat
Asam nukleat
Ion-ion metal
Berbagai jenis lemak
Gugus prostetik berwarna seperti hemretinal, riboflavin
|
Ò Klasifikasi protein berdasarkan atas kelarutannya
Ø Albumin : larut dalam air dan larutan-larutam garam tidak ada asam amino khusus
Ø Globulin : sedikit larut dalam air, tapi larut dalam larutan-larutan garam, tak ada asam amino
Ø Prolamin : larut dalam etanol 70-80%, tapi tak larut dalam air dan etanol absolute, kaya orginin
Ø Histon : larut dalam larutan-larutan garam
Ø Skleroprotein (albuminoid) : tidak larut dalam air dan larutan-larutan garam. Kaya Gly, Ala, Pro.
Ò Klasifikasi protein berdasarkan atas shape
Ø Protein globular. Contoh : h. insulin, plasma albumin, globulin dan sejumlah besar enzim
Ø Protein fibrous. Contoh : keratin, myosin, kolagen dan fibrin
Ò Beberapa fungsi dari protein plasma
Fungsi
|
Protein plasma
|
Antiprotease
Blood clotting
Enzim
Hormone-hormon
Immune defense
Keterlibatan dalam respon peradangan
Oncofetal
Protein transport/protein binding
|
Antikimotripsin
-antitripsin
-makroglobulin
Antitrombin
Berbagai factor koagulasi, fibrinogen
Fungsi dalam darah, misalnya factor-faktor koagulasi, kolinesterase
Kebocoran dari sel-sel/jaringan-jaringan mis. aminotransferase
Eritropoetin
Immunoglobulin, protein-protein komplemen, -mikroglobulin
Protein-protein respons fase akut (mis protein C-reactive, acid glikoprotein [orosomukoid])
Fetoprotein (AFP)
· Albumin (berbagai ligand, termasuk bilirubin, FFA, ion-ion Ca, metal-metal [mis Cu, Zn], methem, steroid-steroid, hormone-hormon lain dan berbagai obat
· Seroloplasmin (mengandung Cu), corticosteroid-binding globulin (transkortin, mengikat kortisol)
· Haptoglobin (mengikat Hb ekstrakorpuskuler)
· Lipoprotein (kilomikron, VLDL, LDL, HDL)
· Hemopeksin (mengikat hem)
· Retinol-binding protein (mengikat retinol)
· Sex hormone-binding globulin (mengikat testosteron, estrodiol
· Thyroid-binding globulin (mengikat T4, T3)
· Transferin (transfor Fe)
|
Ò Struktur protein
§ Struktur primer
Melukiskan deretan/ urutan residu-residu asam amino yang terikat secara kovalen
§ Struktur sekunder
Melukiskan
cara dimana panjang tertentu polipeptida berinteraksi melalui ikatan
hydrogen CO : NH, baik intramolekuler maupun intermolekuler.
§ Struktur tersier
Melukiskan
bagaimana rantai dengan struktur sekunder berinteraksi lebih lanjut
melalui R-groups dari residu-residu asam amino memberikan suatu bentuk 3
dimensi (baik -pleated sheet maupun -helix memegang peran dalam struktur tersier)
§ Struktur kuaterner
Protein
dengan struktur ini tersusun atas beberapa sub-unit. Protein sedemikian
adalah suatu protein oligomerik, struktur kuaterner melukiskan
interaksi dari sub-unit polipeptida. Dimer adalah asosiasi dari 2
subunit, tetramer adalah satu monomer protein multisubunit dengan
seluruh subunitnya identik dikenal sebagai homo-dimer, homo-tetramer
dstnya; mereka dengan subunit berbeda hetero-dimer, hetero-tetramer dstnya.
Ò Elektroforesis
Ini
dapat dilaksanakan pada “paper” atau “selulosa asetat” dalam buffer
pada pH 8,6. protein diwarnai setelah menaturasi. Pola protein serum
pada elektroforesis dapat digunakan dalam diagnosa penyakit.
Ò Struktur dan fungsi protein
§ Peran fungsional protein pada manusia
Protein
melaksanakan berbagai fungsi esensial yang menakjubkan pada mamalia.
Fungsi-fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelas yaitu dinamik dan
structural. Fungsi dinamik protein ini termasuk transport, control
metabolic, kontraksi, dan katalisator reaksi-reaksi kimia. Dalam fungsi
strukturalnya, protein menyediakan metrics untuk tulang dan jaringan
penyambung, memberikan struktur dan bentuk pada manusia.
Salah
satu kelompok penting dari protein dinamik adalah enzim. Enzim-enzim
bekerja untuk mengkatalisis reaksi-reaksi kimia, mengkonversi suatu
substrat menjadi suatu produk pasa “sisi aktif” enzim. Hamper semua dari
ribuan reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup yang
melibatkan pembentukan atau perombakan ikatan kovalen memerlukan suatu
katalis enzim spesifik agar reaksi bias berlangsung dalam kecepatan yang
sesuai untuk mempertahankan hidup.
Fungsi
dinamik protein yang lain adalah dalam transport. Sebagai contoh ialah
hemoglobin dan mioglobin yang masing-masing mentranspor O dalam darah dan Odalam
otot. Transferin mentranspor Fe dalam plasma darah. Protein penting
yang lain bekerja mentranfor hormone-hormon dalam darah dari tempat
sintesisnya ke tempat kerjanya, mis TBG, CBG, SHBG. Banyak obat dan
senyawa toksis ditranspor terikat pada protein.
Protein
juga berfungsi dalam peran protektif. Immunoglobulin dan interferon
adalah protein yang bereaksi melawan infksi bakteri atau virus. Fibrin
adalah protein yang dibentuk bilamana diperlukan untuk menghentikan
kehilangan darah pada luka di daerah system vaskuler.
Banyak
hormone adalah protein. Hormone-hormon protein termasuk antara lain
insulin, tirotropin (TSH), somatotropin (growth hormone), LH, FSH.
Terdapat bermacam-macam hormone tipe protein yang memiliki bobot molekul
rendah (5000)
dan dikelompokkan dalam peptida. Pada umumnya istilah protein dipakai
untuk molekul-molekul yang tersusun atas lebih dari 50 komponen asam
amino dan istilah peptida dipakai untuk molekul-molekul yang tersusun
atas kurang dari 50 asam amino. Hormone-hormon peptida penting termasuk
antara lain adrenokortikotropin (ACTH), hormone antidiuretik (ADH),
glukagon dan kalsitonin.
Beberapa
protein berperan dalam mekanisme kontraktil. Protein tang terpenting
adalah aktin dan myosin yang berfungsi pada kontraksi otot.
Protein
lain adalah aktif pada prngendalian dan regulasi transkripsi gen dan
translasi. Ini termasuk protein histon yang terikat erat dengan DNA,
protein reseptor dan enhancer yang mengendalikan ekspresi gen, dan
protein yang membentuk suatu bagian dari ribosom.
Protein-protein
yang telah disebutkan tadi adalah dinamis dalam fungsinya, protein
lainnya memiliki peran structural. Kelompok protein ini termasuk kolagen
dan elastin yang membentuk matriks untuk tulang dan ligament yang
menyebabkan kekuatan structural dan kelenturan dari organ-organ dan
system vaskuler. -Keratin mempunyai peran structural penting dalam jaringan epidermis.
Ò Makna biomedik
Protein
memegang peran sentral di dalam fungsi dan struktur sel analisa protein
tertentu dan enzim darah banyak digunakan untuk tujuan diagnostic,
misalnya analisa elektroforesis rasio albumin: globulin plasma merupakan
bagian terpadu untuk diagnosa penyakit-penyakit hati. Analisa
lipoprotein dan immunoglobulin plasma engan elektroforesis dan
metode-metode lain lazim dipakai untuk mendiagnosa masing-masing
hiperlipoproteinemi dan gangguan imunologis. Urine normal manusia
biasanya bebas protein, dengan demikian deteksi albuminuri yang bermakna
adalah indicator penting untuk penyakit-penyakit ginjal seperti
berbagai bentuk nefritis.
Ò Komposisi asam amino dari protein
ü Protein adalah polimer dari asam-asam amino-
Semua
tipe protein yang berbeda pada awalnya disintesis sebagai polimer dari
hanya 20 asam amino, dikenal se4bagai common amino acids, asam-asam
amino untuk mana sekurang-kurangnya satu kodon spesifik berada dalam
kode genetic DNA. Terdapat 20 asam amino untuk mana kodon DNA diketahui.
Proses pembacaan kode DNA, menghasilkan polimerisasii urutan spesifik
asam-asam amino ke dalam suatu protein didasarkan pada kode DNA.
Derived amino acids, ditemukan
juga dalam protein disamping common amino acids. Asam-asam amino ini
dalam protein dibentuk dari salah satu common amino acids, biasanya oleh
suatu reaksi enzimatis, setelah common amino acids digabungkan ke dalam
suatu struktur protein. Seperti sistin; desmosin dan isodesmosin yang
ditemukan dalam protein elastin; hidroksiprolin dan hidroksilisin yang
ditemukan dalam protein kolagen dan -karboksiglutamat yang terdapat dalam protrombin.
ü Common amino acids mempunyai suatu struktur umum
Mereka mengandung ecara umum suatu atom C- sentral
pada mana secara kovalen terikat suatu gugus asam karboksilat, suatu
gugus amino dan suatu atom H. Di samping itu, atom C- mengikat suatu gugus rantai samping (R) dan inilah yang secara unik membedakan masing-masing dari ke 20 common amino acids.
ü Rantai samping menentukan struktur dari asam-asam amino yang berbeda
1. Gugus R non polar atau hidrofobik
· L-alanin (Ala)
· L-Valin (Val)
· L-Leusin (Leu)
· L-isoleusin (ile)
· L-metionin (Met)
· L- Prolin (Pro)
· L-fenilalanin (Phe)
· L- Triptofan (Trp)
2. Gugus R bermuatan negative pada pH 6-7
· L-asam aspartat (Asp)
· L-asam glutamate (Glu)
3. Gugus R tak bermuatan atau hidrofilik
· L-asparagin (Asn)
· L-Glutamin (Gln)
· Glisin (Gly)
· L-serin (Ser)
· L-Tronin (Thr)
· L-Tirosin (Tyr)
· L-sistein (Cys)
4. Gugus R bermuatan positif pada pH 6-7
· L-Lisin (Lys)
· L-Arginin (Arg)
· L-Histidin (His)
ü Asam amino dipolimerisasi ke dalam peptida dan protein
Polimerisasi
dari 20 common amino acids ke dalam rantai polipeptida di dalam sel
dikatalisis oleh enzim-enzim memerlukan RNA, dan berlangsung pada
ribosom. Polimerisasi asam-asam amino dalam protein adalah suatu reaksi
dehidrasi.
Protein
tersusun dari deretan asam-asam amino yang dihubungkan oleh
ikatan-ikatan peptida. Ini dinamakan rantai polipeptida. Gugus R
berinteraksi dalam suatu rantai pokipeptida untuk menyusun struktur
tersier dari suatu protein. Protein tersusun dari rantai-rantai
asam-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan-ikatan peptida. Ini
dinamakan rantai polipeptida.
Gugus R berinteraksi dalam suatu rantai polipeptida untuk menyusun struktur tersier dari suatu protein.
Ò Ospek-ospek dari struktur protein
ü Struktur primer
Seperti
untuk peptida, menunjukkan urutan asam-asam amino dalam suatu
rantai/rantai-rantai polipeptida dan lokasi dari ikatan disulfida, kalau
ini ada.
ü Struktur sekunder
Hubungan asam-asam amino yang berdekatan dalam ruang dalam hal struktur primernya; bias regular (mis -heliks, -pleated sheet) atau memperlihatkan sedikit keteraturan (mis rondom coil).
ü Struktur tersier
Susunan
dan antarhubungan berbagai daerah/ tempat dan residu asam-asam amino
dalam suatu rantai polipeptida tunggal secara keseluruhan. Pada umumnya
hubungan residu-residu asam amino berjauhan dalam ruang.
ü Struktur kuaterner
Pada
protein mengandung 2 atau lebih rantai polipeptida yang dihubungkan
melalui kekuatan-kekuatan selain dari ikatan-ikatan kovalen.
Kekuatan-kekuatan yang menstabilkan egregat (himpunan) ini adalag ikatan
hydrogen dan ikatan elektrostatik (garam) yang terbentuk diantara
residu-residu pada permukaan rantai-rantai polipeptida. Protein demikian
disebut oligomer, bagian-bagian rantai polipeptida penyusunnya disebut
protomer, monomer atau subunit. Banyak protein oligomerik mengandung 2
atau 4 protomer yang masing-masing dinamakan dimer atau tetramer.
Oligomer-oligomer yang mengandung lebih dari 4 protomer juga lasim
ditemukan, khususnya diantara enzim-enzim yang diregulasi (mis aspartat
transkarbomoilase). Protein-protein ligomerik memegang peran khusus di
dalam regulasi intraseluler.
Ò Kompleks-kompleks makromolekul
Dibentuk oleh beberapa protein tertentumerupakan agregasi dari beberapa protein fungsional berbeda; masing-masing memiliki ke 4 derajat structuralke
dalam kompleks mekromolekuler multifungsional, misalnya enzim-enzim
untuk transpor electron, biosintesis asam lemak, metabolisme piruvat
(kompleks piruvat dehidroginase).
Ikatan-ikatab
kimia yang termasuk lemah (mis ikatan hydrogen) bertanggung jawab
mempertahankan struktur sekunder, tersier, kuaterner dari protein, yang
dengan mudah mengalami gangguan/kerusakan yang berakibat protein itu
kehilangan aktivitas biologiknya. Kerusakan pada struktur alami (native
struktur) protein ini disebut denaturasi. Secara fisik denaturasi
bias dianggap sebagai pengacakan konformasi dari suatu rantai
polipeptida tanpa mempengaruhi struktur primernya.
Untuk
suatu protein oligomerik, denaturasi bias melibatkan disosiasi oleh
protomer dengan atau tanpa diikuti oleh perubahan-perubahan dalam
konformasi protomer.
Aktivitas
biologic dari sebagian besar protein dirusak oleh asam-asam atau
basa-basa kuat, panas, detergen ionik, zat-zat chaotropic (urea,
guanidin), logam-logam berat (Ag, Pb, Hg) atau reagen alkaloid. Protein
yang terdenaturasi umumnya bersifat kurang larut danalami presipitasi.
Fakta ini dimanfaatkan dalam laboratorium klinik. Darah atau serum untuk
dianalisa terhadap molekul-molekul organic kecil (mis glukosa, asam
urat, obat-obat), umumnya pertama-tama ditambahkan dengan asam
trikloroasetat, asam fosfotungstat, atau asam fosfomolibdat untuk
mempresipitasi protein. Presipitat protein ini kemudian disingkirkan
melalui sentrifugasi, dan cairan supermtan bebas-protein lalu dianalisa.
Struktur
sekunder dan tersier protein dapat diungkapkan melalui kristalografi
sinar X. berat/bobot molekul dari protein oligomerik dapat diungkapkan
melalui ultrasentrifugasi, filtrasi gel dan elektroforesis gel.
Ò Asam amino yang terdapat dalam protein
Asam
amino adalah unit monomerik yang membentuk protein, dan asam amino
adalah produk primer penguraian protein. Selama sintesis protein yang
berlangsung di ribosom, terdapat 20 asam amino yang sering digunakan,
9-karbon asam amino mengandung sebuah gugus asam karboksilat, sebuah
gugus amino dan sebuah gugus rantai sisi (samping) yang tersusun dalam
konfigurasi L. Sebagian asam amino mengalami modifikasi secara kimia
setelah bergabung membentuk protein.
Secara
kimia, rantai sisi asam amino sangat beragam. Sifat kimia rantai sisi
asam amino menentulkan karakteristik spesifik dari protein tempat di
mana asam amino berada. Pada pH faal, selain muatan positif pada gugus
amino dan muatan negative pada gugus karboksil, sebagian asam amino juga
membawa muatan pada ranti sisinya. Rantai sisi yang lain bersifat polar
(hidrofilik), tetapi sebagian nonpolar (hidrofobik). Sebagian rantai
sisi hidrofobik bersifat aromatik, mengandung cincin dengan ikatan
rangkap yang mengalami konyugasi. Dua asam amino memiliki rantai sisi
yang mengandung sulfur, dua asam amino mengandung gugus amida dan satu
asam amino bersifat siklik (gugus aminonya bergabung ke dalam suatu
cincin).
Ò Struktur asam amino
Seperti
diisyaratkan oleh namanya, suatu asam amino mengandung sebuah gugus
amino dan sebuah gugus asam karboksilat. Pada semua asam amino yang
digunakan untuk sintesis protein, gugus ini melekat ke atom -karbon (karbon 2).
Pada
pH faal, gugus asam amino membawa sebuah proton dan bermuatan positif
sedangkan gugus karboksil melepaskan sebuah proton dan bermuatan
negative. Walaupun untuk asam amino yang berlainan nilaionya
berbeda-beda, pKa untuk gugus -karboksil adalah sekitar 2 dan pKa untuk gugus -amino adalah sekitar 9-10.
Selain
gugus amino dan karboksil, masing-masing asam amino memiliki sebuah
rantai sisi yang disebut gugus R yang juga melekat ke -karbon.
Ke duapuluh asam amino yang digunakan dalam sintesis protein
masing-masing memiliki rantai sisi yang berbeda. Untuk yang dari asam
amino tersebut, -karbon memiliki 4 substituen yang berbeda, gugus amino, gugus karbokdil, rantai sisi, dan sebuah atom hidrogan. Dengan demikian -karbon bersifat asimetrik dan asam aino mungkin terdapat dalam konfigurasi Datau L.
Semua asam amino yang ditemukan dalam protein tubuh, kecuali glisin, memiliki konfigurasi L. -karbon
pada glisin tidak asimetrik karna ini memiliki dua gugus yang identik :
dua atom hydrogen, yang satunya berfungsi sebagai rantai sisi.
Fungsi
masing-masing asam amino dan perannya dalam struktur protein terutama
berkaitan dengan sifat kimia rantai sisi asam amino. Oleh karma itu,
asam, amino dibagi menjadi gugus berdasarkan polaritas relative rantai
tersebut, yang menunjukkan kecendrungannya untuk bereaksi. Secara
keseluruhan, rantai sisi berkisar melalui suatu spectrum dari sangat non
polar sampai sangat polar. Sebagian asam amino memiliki rantai sisi
yang sangat hidrofobik (nonpolar), yang lain bersifat lebih hidrofilik,
memiliki gugus R yang polar tetapi tidak bermuatan. Asam amino yang
paling hidrofilik memiliki rantai sisi dengan muatan positif atau
negative pada pH fisiologis.
Sifat-sifat asam amino individual ditentukan oleh sifat dasar gugus R-nya.
Glisin,
asam amino terkecil dapat cocok masuk ke dalam daerah (region) struktur
3 dimensi dari protein yang tidak dapat dimasuki oleh asam amino lain.
Gugus
R alifatik dari alanin, valin, leusin dan isoleusin dan gugus R
aromatik dari fenilalanin, tirosin, dan triptofan adalah hidrofobik,
suatu sifat yang mempunyai konsekuensi penting untuk keteraturan molekul
air pada protein di lingkungan sekitarnya. Asam-asam amino ini khas
berada terutama di bagian dalam protein sitosolik.
Gugus
R bermuatan dari asam-asam amino asam dan basa melaksanakan peran kunci
dalam menstabilkan konformasi protein psesifik melalui pembentukan
ikatan-ikatan garam. Sebagai contoh, pemisahan dan pembentukan kembali
ikatan-ikatan garam yang menyertai oksigenasi dan deoksigenasi dari
hemoglobin. Di samping itu, asam-asam amino dengan gugus R bermuatan
positif atau negative berfungsi dalam system “charge relay” yang
mentransmisi muatan sepanjang jarak tertentu selama katalisis enzimatik.
Akhirnya histidin menduduki suatu tempat yang penting dan unik dalam
katalisis enzimatik karma pK dari proton imidozolnya memungkinkannya
pada pH 7,0, berfungsi sebagai katalis asam maupun basa.
Gugus
alkohol primer (-OH) dari serin dan gugus tioalkohol primer (-SH) dari
sistein adalah nukleofil yang amat baik dan dapat berfungsi demikian
selama katalisis enzimatik. Di samping peran katalitiknya, gugus –OH
dari serin dan tirosin berfungsi pada regulasi aktivitas enzim-enzim
tertentu yang aktivitas katalitiknya tergantung pada keadaan forforilasi
dari residu-residu seril atau tirosil spesifik.
Asam-asam
amino tidak menyerap “visible light” (karna itu mereka tidak berwarna)
dan dengan perkecualian asam-asam amino aromatik triptofan, tirosin,
fenilalanin, dan histidin tidak menyerap sinar ultraviolet dengan
panjang gelombang diatas 240 nm.
PENCERNAAN MANUSIA
Pencernaan
adalah cara makanan dihancurkan untuk memperoleh bentuk sedemikian rupa
sehingga dapat diabsorbsi/diserap melalui dinding usus. Pencernaan
dalam tractus digestivus meliputi mulut, lambung, usus halus, usus besar
sampai ke pembentukan feses.
Pada
umumnya makanan ang masuk melalui mulut tidak dapat langsung diabsorbsi
melalui dinding usus, barulah setelah dipecahkan menjadi
molekul-molekul kecil absorbsi dapat berlangsung kecuali air dan
sebagian besar ion-ion anorganik langsung diabsorbsi tanpa mengalami
perubahan lebih dulu. Perubahan secara kimia yang didapat pada
pencernaan berlangsung dengan bantuan-bantuan enzim-enzim dari tractus
digestivus dan enzim-enzim tambahan mengkatalisis hydrolisa dari :
· Protein menjadi asam amino
· Karbohidrat menjadi monosakarida
· Lemak menjadi glycerol dan fatty acid.
Sekresi
pancreas dan kandung empedu ke usus kecil sangat penting dalam proses
pencernaan. Diduga bahwa dalam proses pencernaan ini sebagian mineral
dan vitamin yang terdapat dalam makanan juga mengalami
perubahan-perubahan sedemikian rupa sehingga mudah diabsorbsi. Benarnya
dugaan ini terbukti pada vitamin yang tergolong dalam fat soluble yaitu
absorbsi vitamin tersebut tidak dapat berlangsung denga sempurna bila
terjadi gangguan pencernaan lemak.
Ò Mulut
Mulut
mengandung saliva yang disekresi oleh 3 pasang kelenjar ludah yaitu
kelenjar parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis
yang dipengaruhi oleh saraf sekretoris.
Saliva mengandung :
· Air 99,5 %
· Ptyalin (amylase)
· Mucin
· Ion-ion anorganik
Fungsi saliva :
· Sebagai
lubrican yaitu membuat mulut menjadi basah dan licin dengan demikian
makanan yang masuk menjadi basah bilamana dikunyah sehingga makanan
berbentuk bubur yang memungkinkan makanan tersebut mudah ditelan.
· Sebagai
bahan pelarut atau pengikat dari pada eksresi macam-macam obat seperti
alcohol dan morphin dan beberapa ion-ion anorganik seperti K,Ca, HCO, iodium dan thyocyanida (SCN).
pH saliva adalah 6,8. pada umumnya saliva tidak memegang peranan penting dalam pencernaan olek karna :
· Ptyalin
menjadi nonaktif pada pH 4 atau lebih kecil sehingga pencernaan makanan
dengan saliva akan cepat berhenti pada suasana asam yaitu dalam
lambung.
· Batas antara mulut dan lambung sedemikian dekat sehingga saliva tidak pegag peranan penting dalam pencernaan .
· Selain itu dalam usus banyak terdapat enzim amylase lainnya yang dapat mencernakan amylum secara sempurna.
Ò Lambung
Makanan
yang ditelan masuk ke dalam lambung. Mukosa lambung terdapat 2 macam
sel yang mengadakan sekresi yaitu yang disebut chief cell dan parietal
cell. Sekresi kedua maca sel tersebut disebut getah lambung (gastric
juice). Sekresi dalam lambung dipengaruhi oleh/ diransang oleh suatu
refleks saraf. Misalnya bila makanan masuk ke lambung maka ada refleks
kelenjar lambung mengeluarkan hormon yang disebut gastrin (gastric
secretin) yang kemudian diabsorbsi ke dalam pembuluh darah dan
seterusnya diangkut kembali kedalam lambung dimana ia merangsang chief
da parietal cell untuk mengeluarkan getah lambung.
Rangsang
secara kimia yang menyebabkan sekresi lambung terus menerus selain
gastrin (yaitu secara hormonal stimulating) juga histamin (hasil
decarboxylasi histidin) dapat berfungdi sebagai gastric secretagogue.
Gastric juice berupa cairan jernih berwarna kekuningan dengan keasaman yang sangat tinggi yaitu yaitu mengandung :
· 0,2 – 6,5 % HCL dengan Ph = 1 – 4
· 90 – 97 % air
· Sisanya terdiri dari mucin, garam-garam anorganik, enzim-enzim (pepsin, lipase, dan renin)
Bahan-bahan dalam gatrik juice:
1. HCL
Parietal sel sebagai sumber utama HCL. HCL dalam lambung ini berasal dari NaCl+ HCO melalui reaksi sebagai berikut :
HO+COHCOH+HCO
NaClNa+Cl
Jadi NaNCO da HCL
NaHCO diabsorbsi ke pembuluh darah.
HCL diabsorbsi ke getah lambung.
Sering
terjadi bahwa air seni menjadi alkalin ½ sampai 1 jam setelah makan
banyak disebabkan oleh karena makan banyak menyebabkan protein
pembentukan HCL meninggi berarti pembentukan NaHC03 juga bertambah,
NaHC03 diabsorbsi ke pembuluh darah juga bertambah disekresi kedalam air
seni. Air seni menjadi alkalia tetapi masih dalam bahan-bahan
fisiologia dan keadaan ini disebut : alkaline tide
2. Pepsin
Pepsin
berfungsi pada pencernaan protein menjadi protease dan peptin.
Diprodusir oleh kelenjar chief sel dalam bentuk inaktif (precursor yaitu
pepsinogen). Kemudian pepsinogen ini oleh pengaruh HCL lambung dirubah
menjadi bentuk aktif yaitu pepsin (sedikit) dan oleh pengaruh
autokatalyse maka jumlah pepsin yang terdapat dalam getah lambung
menyebabkan pepsinogen sisa yang juga terdapat dalam getah lambung
menjadi aktif.
3. Rennin (chymosin atau rennet)
Memegang
peranan penting pada proses pencernaan pada bayi. Pada orang dewasa
tidak ada rennin. Ia menyebabkan coagulasi dari pada usus sehingga dapat
menahan susu itu lebih lama dalam lambung. Rennin menyebabkan casein
dari susu menjadi paracasein, zat ini lebih sukar larut dan tahan lama
dalam lambung yang kemudian pemecahannya dilakukan oleh pepsin.
4. Lipase
Aktif
terhadap lemak lemah (fat splitting action) lemak, sehingga lipase
dalam getah lambung tidak begitu penting dalam pencernaan.
Ò Usus halus
Duodenum : ditemukan 2 macam secret yaitu:
- Sekret dari pancreas = getah pancreas juice
- secret dari usus (duodenum) = getah usus = succua entoricua
Tahun 1902 Bayliss dan straling : dinding duodenum mengleuarkan hormone secretin, setelah diabsorbsi oleh usus pembuluh darah mempengaruhi pancreas, hati dan kandung empedu
Secretin terdiri dari 5 macam yaitu:
1. Secretin SS
Menyebabkan
pancreas membentuk suatu secret yang encer seperti air yang mengandung
bicarbonate (HC03) yang tinggi sedang enzim yang kurang.
2. Paneroozymin
Menyebabkan pancreas mengeluarkan suatu secret viscous/kental yang mengandung HCO yang randah sedang enzim yang tinggi.
3. Hepatocrinin
Pergi ke hepar menyebabkan hepar mengeluarkan secret empedu yang encer mengandung sedikit garam empedu.
4. Cholecytokinin
Menyebabkan kontraksi dan pengosongan kandung empedu.
5. Enterokrinin
Menyebabkan usus megeluarkan secret untuk persediaan jika makanan masuk ke usus.
Pada
umumnya seperti lambung yaitu dirangsang oleh suatu hormonal
stimulating. Isi lambung (chime) yang berisi asam masuk duodenum, ini
merangsang dinding duodenum dan jejunum bagian atas untuk mengeluarkan
hormon yang disebut secretin diasorbsi ke dalam pembuluh darah kemudian mempengaruhi :
· Pancreas sekresi pancreas
· Hepar garam empedu
· Kandung empadu kontraksi sekresi kandung empedu
Sekresi
pancreas dan sekresi kandung empedu ini bersifat alkalis dimana suasana
alkalis ini sangat penting untuk aktifitasenzim-enzim dari getah
pancreas dan getah usus.
Mekanisme pengaliran cyime gaster ke duodenum
Isi
lambung akan didorong ke duodenum melalui valvula pyloric secara terus
meerus akan tetapi pendoronhan ini tidak merupakan aliran tetap tetapi
dengan beberapa antara.
Jika
isi duodenum masih terlalu asam maka spincter pylori masih tertutup dan
jika suasana sudah menjadi alkalis oleh pengaruh secret pancreas dan
kandung empedu maka isi lambung berikutnya dengan suatu gerakan
peristaltic akan didorong ke usus kecil menyebabkan spincter pylori
terbuka lagi dan ini disebut refleks spincter pylori.
Pancreatic juice
Adalah suatu secret encer, pH 7,5-8 yang mengandung:
· Air yang hamper sama dengan liur ludah sehingga pancreas disebut juga elenjar ludah/luir perut.
· Protein, disini protein lebih banyak dari pada protein saliva.
· Compuond organic
· Compound anorganik yaitu Na, K, HCO, Cl, Ca, Zn, HPO, SO.
· Enzim
yaitu trypsin, chymotripsin, peptidase (carbogypeptidase,
aminopeptidase, dipeptidase), lipase, alpha amylase (amylopsin),
cholesterolesterase, ribonuklease, collagenase.
ü Trypsin dan chymotripsin
Mempunyai
sifat proteolytic action yang memecah protease dan pepton dari lambung
menjadi polypeptide. Daya coagulasi terhadap susu dari chymotripsin
lebih besar dari trypsin sendiri. Kedua enzim ini disekresi dalam bentuk
inaktif yaitu sebagai trypsinogen dan chymo trypsinogen.
Actifasi
trypsinogen menjadi bentuk trypsin yang aktif dipengaruhi oleh
enterokinase yang diprodusir oleh kelenjar-kelenjar usus dan disamping
itu juga diaktifkan secara autokatalyse. Aktifasi chymotrypsinogen
menjadi bentuk chymotripsin tida dipengaruhi oleh trypsin actif.
ü Peptidase, bekerja terhadap polypeptide.
ü Amynopsin, bekerja terhadap amylum yang dipecah menjadi oligosaccharide.
ü Lipase, bekerja terhadap lemak yang dipecah menjadi fatty acid dan glycerol.
ü Cholesterol
esterase, bekerja terhadap cholesterol dan sterol yang lain. Bila
dicampur dengan garam-garam empedu maka terjadi osterifkasi dari
cholesterol untuk kemudian baru dapat diabsorbsi oleh usus.
ü Ribonuklease, bekerja terhadap RNA.
ü Desoxyribunuclease, bekerja terhadap RNA.
Ò Ileum dan jejenum
Enterokrinin
merangsang kelenjar lieberkhun dan drunner untuk mengeluarkan secret
dari usus (succus entericus) ini mengandung enzim :
ü Disacharidase : maltase memecahkan maltose, lactase memecahkan lactose, sucrase memecakan sucrose.
ü Phosphatase : memecahkan posfat yang terikat dengan compound-compuond organic, misalnya hexose phosphat, gliserphosphat.
ü Nucleosodase : memecahkan nucleoside base+suger.
ü Polynukleotidase : meecahkan polynuklease mononuklease.
ü Lecithinase : memecahkan locithin fatty acid.
Kalau
semua enzim bekerja secara sempurna maka kita akan jumpai monosakarida,
fatty acid, glycerol, asam amino, dan beberapa zat-zat kecil. Dan
keadaan ini siap untuk diabsorbsi kemudian ditranspor dalam darah untuk
berbagai jaringan.
Ò Empedu
Dalam
duodenum bermuara saluran empedu di papilla vateri. Epedu merupakan
hasil pekerjaan hepar. Empedu tidak langsung disalurkan ke dalam
duodenum tetapi lebih dahulu vasica fellea. Pada saat tertentu secret
pancreas dan empedu bercampur dan dikeluarkan ke dalam duodenum.
Komposisi empedu dari hepar beda degan komposisi empedu dalam vesica
fellea, yaitu daam vesica fellea sudah lebih kental. Vesica fellea
mengeluarkan isinya dengan bantuan hormon cholecystokinin. Bila dalam
usus kecil terdapat daging/lemak maka usus kecil akan mengeluarkan
isinya cholecystokinin yang akan merangsang vesica fellea untuk
berkontraksi megeluarkan isinya. Disamping daging/lemak ada juga
beberapa zat yang bekerja sebagai perangsang vesica felea untuk
mengeluarkan secresi empedu dengan kata lain bekerja sebagai cholagogue
umpama :
ü Calomel
ü Tummulawak
ü MgSO
ü NH
ü Terramycin
Secret empedu terdir dari :
ü Bile
acid (asam empedu), dasarnya ialah cholic acid yang dikenal ialah :
deoxychelic acid, chemodosoxycholic acid, lithocholic acid.
ü Bile salt garam-garam empedu terdiri dari glicocholate dan taurocholate.
ü Cholesterol.
ü Pigmen-pigmen yang berasal dari pemecahan Hb.
Asam-asam
empedu yang nanti membentuk garam2 empedu yaitu terjadi akibat
konjugasi dengan Glycin atau Taurin sehingga akan dikeluarkan sebagai
Glycocholate dan Taurocholate.
Meskipun conjugasi tersebut tampak mudah Toch harus bekerja dgn Co onzym/
Kalau
konsentrasi empedu terlalu kental maka mungkin terjadi batu empedu dan
bila V. Fellea berkontraksi akn terasa sakit daerah perut.
Fungsi garam-garam empedu :
- Emulsifikasi ; Lemak dipecah manjadi butir-butir kecil
- Detergent ; menurunkan tegangan permukaan
- Menetralisir isi usus (sifat asam alkalis)
- Secrosi ; yang dikeluarkan yaitu obat-obat, toxin (racun) & pigmen
Tanpa
garam empedu maka lemak hampir tidak dapat diabsorbsi, maka berarti
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (fat seluble vitamin). Vitamin A,
D, E, K dan esensial fatty acid tak dapat diabsorbsi oleh tubuh dan
orang tersebut akan menderita kekurangan vitamin-vitamin tersebut.
Absorbsi
- Mulut, hampir tidak ada absorbsi kecuali aldosterol yang dapat diansorbsi.
- Lambung, hanya absorbsi alcohol.
- Usus kecil, disini 90% absorbsi makanan dan juga absorbsi air.
- Usus besar, terjadi sebagian besar absorbsi air sehingga terjadi pemadatan dari bahan lunak yang masuk.
Transport bahan makanan dari usus halus dapat melalui 2 sistem :
· System vena porta : melalui kapiler-kapiler darah pada villi intestinalisvena mesentericavena porta hepar.
· System saluran lympe : saluran lympe yang berada pada daerah usus yang disebut lactealduktus thoracicusvena subclaviadarah.
v Absorbsi karbohidrat
Dalam
bentuk monosakarida yaitu hexose, dan yang penting adalah glukosa,
fruktosa, manosa, galaktosa dan sebagian kecil sebagai pentosa.
Penyelidikan-penyelidikan mengenai absorbsi karbohidrat menunjukkan
bahwa absorbsi hexose berlangsung dengan kecepatan yang tetap atau fixed
rate, jadi tidak tergantung dari konsentrasinya dalam darah. Pentosa
yang molekulnya lebih kecil dari hexosa ternyata lebih lambat mengalami
absorbsi. Urutan dari kecepatan absorbsi adalah sebagai berikut:
Galactose glucose fructose mannose xylose arabinose
110 100 43 19 15 9
Dari
hasil penyelidikan ini dapat ditunjukkan bahwa absorbsi dari
monosakarida tidak semata-mata berlangsung secara difusi oleh karena
demikian halnya maka tentu pentosa yang molekul-molekulnya lebih kecil
akan diabsorbsi lebih cepat dari hexose. Jadi tentu ada suatu mekanisme
yang terjadi dalam dinding usus yang menimbulkan perbedaan-perbedaan
ini. Mekanisme itu adalah suatu phosphorlation pada golongan hexose
yaitu pengikatan golongan hexose dengan asam phospat menjadi glukosa
phospat. Peristiwa ini dikatalisir oleh enzim phosporelase yang pada
golongan hexose disebut hexokinase. Pentosa tidak mengalami phosparilasi
dan akan diabsorbsi secara difusi saja. Adanya mekanisme ini dibuktikan
dengan pemberian phlorizin (iodoacetate), ini menghambat pekerjaan
enzim tersebut, dalam hal ini absorbsi dari galaktosa dan glukosa akan
sedang pentosa tidak. Misalnya glukosa phosporilation dikerjakan oleh
heksokinase yang disebut glukokinase
Glukosa
selanjutnya diangkut oleh peredaran darah kehati melalui vena porta dan
dirubah menjadi glikogen hati untuk disimpan sebagai cadangan.
v Absorbsi lemak
Lemak
dengan lipase dirubah menjadi suatu bentuk lain hingga dapat diabsorbsi
usus. Sebagian besar lemak dalam usus setelah dihidrolisa sempurna
membentuk:
- Glycerol
- Fatty acid
- Monoglyceride
- Netral fat (trigliserida)
Bentuk-bentuk ini akan diabsorbsi melalui dinding usus terutama:
1. Gliserol, oleh karena larut dalam air dan mudah diabsorbsi.
2. Fatty
acid, yang dengan garam empedu menghasilkan produk yang larut yang mana
akan diabsorbsi dari lumen usus kesel-sel mucosa. Bila fatty acid dan
empedu dan gliserol telah melalui sel mukosa maka fatty acid akan
terpisah dengan garam empedu yang selanjutnya garam empedu diabsorbsi
kesirkulasi portalhepardiekskresi
kembali sebagai empedu. Atau berkombinasi dengan gliserol. Gliserol ini
bukan berasal dari hasil pemecahan lemak tetapi dari hidrolisa aseton.
Pada fatty acid ada 2 yang penting :
· Fatty acid kurang 12 atom C sebagai unosterified fatty acid atau free fatty acid ditransfer kedalam darahportahepar.
· Fatty
acid yang lebih 12 atom C sebagai osterified fatty acid, ini akan
bergabung dengan lipoprotein dan disebut ……..yang merupakan butir-butir
lemak dan pat droplet yang mempunyai penampang ( 35 mu sampai lusaluran limpe.
Absorbsi cholesterol : cholesterol harus diikat degan fatty acid untuk diserap, disusun darah.
Pengikatan dikerjakan oleh cholesterolase. Sterol tumbuhan
(phytosterol) tidak absorbsi oleh usus kecuali ergesterol yang
diabsorbsi sesudah diubah oleh irradiasi menjadi vitamin D.
v Absorbsi Protein
Proteian
diabsorbsi dalam bentuk asam amino dalam jumlah besar, juga peptide
kecil dan beta protein sendiri. Dalam darah selamanya asam amino dan
setelah makan protein maka konsentrasi akan meningkat, kecepatan
absorbsi; bentuk asam amino lisomer lebih cepat dibandingkan dengan
disomer oleh karena itu asam amino tidak hanya merupakan proses difusi
saja, tetapi merupakan coopling mekanisme yang mana menyebabkan
perbedaan-perbedaan stereochemis. 1860 Jacob menerangkan bahwa vitamin
B6 dapat mempercepat absorbsi asam amino pada usus.
Biasanya
beberapa orang mempunyai sifat allergis terhadap protein, ternyata
bahwa peptide kecil dan asam amino tidak mempunyai sifat antigen. Jadi
tidak menimbulkan allergis, sedangkan proses absorbsi protein dalam
bentuk asli biasanya menimbulkan allergis pada seseorang, sesudah
absorbsi maka asam amino diangkut melalui darah, lympe tidak berperan
dalam penyaluran asam amino.
v Absorbsi Mineral dan Air
Kedua bahan ini akan diabsorbsi langsung, masingpembuluh darahvena portahepar.
Untuk proses absorbsi tidak perlu bantuan dan perubahan tertentu.
Mineral yang butuh keaktifan khusus pada ducosa usus untuk terjadinya
absorbsi hanyalah Fe.
Pembusukan Dan Fermentasi
Kalau
bagaian dari makanan tidak sempat diabsorbsi oleh usus maka akan masuk
dalam usus besar. Pada usus besar terjadi absorbsi air sehingga makanan
yang semi solid = liquid dari usus kecil menjadi seri solid. Pada masa
inilah terjadi aktifitas oleh bakteri2 usus sehingga terjadi pembusukan
(putrefaction) dan fermentasi (fermentation). (fermentasi dirusakkan
tetapi tidak jadi busuk dan bias dipakai kembali)
v Oleh karena pengaruh bakteri2 usus maka akan menghasilkan beberapa zat yaitu:
- Asam-asam organic (formic acid, butyric acid, lactid acid, sucinic acid dan acetic acid
- Ethyl alkhohol
- Bentuk gas : methan, C02, hydrogen, nitrogen dan H20
v Lemak : Sebagai hasil fermentasi terjadi
- Stearic acid
- Fatty acid
- Bentuk lain yang dibutuhkan oleh flora usus
v Protein : waktu masuk usus besar berada dalam 3 bentuk yang menyebabkan alergi
- Protein yang tak adapat dicerna
- Asam amino yang tak dapat diabsorbsi
- Protein yang masihmeriupakan cellular deaktrin
v Bakteri usus akan merubah:
- Lecithin neurine dan muscarine yang toxic untuk tubuh
- Asam amino yang alami perubahan berdasarkan decnebexylasy sbb:
- Glycincadaverin
- ArginineAgmatine
- OrnithinPutersine
- Histidinehistamirprose allergis
- Tyrosinetyramine
- Tryptofanmetyl indol dan skatolbau busuk dan fecces
- CystinCH4+H2S
Usus
besar mengandung banyak amoniak (NH3) merupakan hasil pembusukan
senyawa nitrogen. Senyawa ini kemudian masuk circulasi portal dan hepar
(detoxicasi sehingga tidaktoxic lagi). Bila fungsi hepar terganggu bias
menyebabkan coma hepaticum oleh karena intexicasi NH3.
v Bakteri Intestinal
25%
bagian apadat dari fecces terdiri dari bekteri. Bakteri intestinal
tersebut juga berfungsi untuk membentuk vitamin K dan biotin dalam usus
manusia. Juga berperan dalam pemecahan bilirubin dalam usus. Bilirubin
berasal dari Hb yang oleh RES dirubah menjadi HEM dan globin. Kemudian
HEMbilivardin redbilirubin masuk usus, dalam usus oleh bekteri usus dirubah menjadi dihydrobilirubinusus
besar dan disini menjadi stereobilinogen. Sebagian stereobilinogen oleh
pengaruh oxidasi menjadi streobilin. Sebagian memberi warna pada feces
dan sebagaian stereobilinogen kembali kedarah sebagai urobilinogen,
selanjutnya kearah yang oleh pengaruh oxidasiorobilin
dsebagian stereobilinogen kembali ke hepar lagi. Jadi bakteri usus
memegang peranan penting pada proses yang berlangsung dalam usus besar.
v Sebagai hasil terakhir dikeluarkanlah feces yang terdiri dari
- Air
- Sisa makanan yang tak dicerna
- Hasil ekskresi yang berupa pigmen empedu, lender dan enzim
- Hasil pembusukan yaitu indol dan skatol, methan
- H2S
- Epitol yang terlepas berasal dari dinding usus.
0 komentar:
Posting Komentar