Waktu
adalah salah satu dimensi dalam hidup manusia. Karakternya, waktu
senantiasa berpacu secara cepat, tanpa terasa, dan tiba-tiba mnghujam.
Tidaklah hern mngapa masyarakat Arab mengkiaskan cepatnya waktu dengan
kilatan pedang menyambar. Agar dapat meresapi cara mengatur waktu yg
baik agaknya kita perlu belajar dari seorang ksatria mengenai teknik
memainkan sebilah pedang. Saya teringat kisah kepiawaian sahabat nabi,
Khalid bin Walid dalam brmain pdang. Bgitu piawainya ia sampai"
dijuluki Saifullah (pedang Allah). Suatu saat Khalid mmimpin psukan
Islam bertempur sengit di Yarmuk ( wilayah perbatasan dengan Syria)
melawan psukan Romawi di bawah pnglima Gregorius Theodore. Brkat
kepandaiannya bermain pedang, banyak pasukan musuh terbunuh. Lalu
terjadilah sebuah peristiwa yg mengesankan. Gregorius ingin menghindari
jtuhnya bnyak korban di pihaknya dengan menantang Khalid untk
berduel. Dlm prtempurn dua orang itu, tombak Gregorius patah trkena
sabetan pdang Khalid. Gregorius lalu mengambil sebilah pedang besar.
Ketika berancang-ancang prang lg, Gregorius brtanya pada Khalid tentang
motivasinya berperang dan kaitannya dengan Islam. Trkesan oleh jwaban
Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius
akhirnya menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu belajar Islam sekilas,
smpat mnunaikan salat dua rakaat, bertempur di samping Khalid dan
akhrnya mti syahid di tngn mntan pasukannya sendiri. Apa rahasia
ksuksesan Khalid?
Ternyata kpndaiannya mengibaskn pdang dilandasi dengan iman kepada
Allah SWT. Akibatnya lawan yang berhasil ditebasnya hanya musuh" Islam.
Sama halnya dengan waktu, brbagai aktivitas untuk mengisinya perlu
juga didasari dengan iman yang kuat sehingga menjadi amal shaleh.
Sbuah plajaran yg menarik, bahwa berbuat baik saja ternyata tidak cukup
tanpa dilandasi dengn iman dn sesuai dengan syariatNya. Allh SWT pun
sering mengingatkan manusia dalam berbagai firman-Nya mengenai
pentingnya kedua kunci manajemen waktu tersebut. Bahkan dalam QS. Al-
Ashr,
Dia mnambahkn dua kriteria lagi untuk menghindari kerugian yaitu
saling nasehat- mnasehati dlam kebaikan dan ajak- mengajak dalam
ksabarn. Manusia yang bisa memanfaatkan karunia waktu secara fitrah
akan mencapai kesuksesan seperti Khalid bin Walid. Nmun jika mnusia
lengah barang sedetik pun, pedang lawan bisa menghunusnya dan berakhir
dengan penyesalan. Sikap seorang Muslim terhadap waktu dapat
diibaratkan dengan sikap seorang ksatria trhadap pedang andalnnya.
Smakin sering brlatih dn brtempur, maka ia akn smakin brpengalaman dn
smakin brkualitas prmainannya, akhirnya semakin sulit dikalahkan. Namun
demikian menjadi ksatria andalan tidk menjadikannya trlena, lengah,
sombong, dan mengurangi latihan. Justru sebaliknya, ia makin
meningkatkan kewaspadaan dan tekun berlatih di waktu senggang agar
selalu tangguh. Ia tidak segan-segan mengevaluasi dirinya agar
kualitas permainannya terus teruji. Seorang ksatria yang berilmu padi
justru mmpergunkn kpiawaiannya sesuai dngan porsi yg dibutuhkan,
mengikuti aturan yang digariskan-Nya untuk membela Diennullah. Itu
semua ia lakukan karena sangat paham bahwa kepandaiannya akan dimintai
pertanggung-jawaban oleh Yang Maha Kuasa di akhirat kelak. Sabda
Rasulullah saw. yang diriwayatkan Mu' adz bin Jabal, Tidak akan
trgelincir ( binasa) kedua kaki seorang hamba di hari kiamat, hingga
ditanyakan kepadanya 4 prkara, usianya untk apa ia hbiskn, masa
mudanya bagaimana ia pergunakan, hartanya dari mana ia dpatkan dn pada
siapa ia kluarkan, ilmunya dan apa" yang ia prbuat dgannya. ( HR.
Bazzar dn Thabrani). Demikianlah, seorang muslim harus menyatukan sang
waktu ke dalam jiwanya yg beriman sebagaimana pdang Khalid bin Walid yg
berpdu dengan kemahirannya. Bukankah motto hdp seorang muslim shrsnya
adlh Hayatuna kulluha ibadah. (Hidup seluruhnya untuk ibadah). Wallahu
A' lam
0 komentar:
Posting Komentar