Beberapa Jenis Ramuan Tanaman Obat untuk Kanker
1. Sambiloto
Tumbuhan sambiloto (Jawa) atau pepaitan (Sumatera) nama Latinnya Andrographis paniculata Nees. Nama simplisia sambiloto adalah Andrographidis herba (herba sambiloto), masuk dalam familia Acanthaceae.
Kandungan kimianya andrografin, androfolit (zat pahit), dan
panikulin. Sifat antibiotik sambiloto sangat membantu dalam menyembuhkan
luka akibat kanker. Berdasarkan penelitian praklinis, ekstrak sambiloto
bermanfaat sebagai antitumor dan menghancurkan inti sel kanker. Salah
satu kegunaannya untuk mengobati kanker prostat.
Sambiloto juga dapat menyembuhkan hepatitis, penyakit paru,
disentri, tifoid, diare, amandel, influenza, radang ginjal, usus buntu,
malaria, kencing nanah, kencing manis, kusta, jamur, keracunan tempe
bongkrek, dan masih banyak lagi.
Karena banyak manfaatnya, orang sering menyimpan daun, batang, akar,
dan bunga sambiloto. Sambiloto bisa dikeringkan dan disimpan.
Pengeringan dan penyimpanan sebaiknya dilakukan sesudah tumbuhan itu
berbunga.
Mereka yang tidak suka menggunakan obat kimia karena takut efek
sampingnya, bisa menggunakan daun sambiloto diramu dengan bahan alami
lain untuk menyembuhkan prostat. Untuk prostat, ada tiga ramuan yang
menggunakan bahan dasar sambiloto.
Ramuan pertama:
Bahan:
30 gram daun sambiloto kering
30 gram meniran kering
30 gram akar alang alang kering
30 gram daun sambiloto kering
30 gram meniran kering
30 gram akar alang alang kering
Cara Membuat:
Semuanya dicuci bersih, lalu dipotong kecil-kecil. Rebus dalam 2,5 gelas air dalam keadaan ditutup hingga mendidih. Setelah itu baru diangkat, tetapi tutup jangan dibuka. Setelah dingin, disaring. Diminum 2 kali sehari 1 gelas hingga gejala penyakit yang dirasakan hilang.
Semuanya dicuci bersih, lalu dipotong kecil-kecil. Rebus dalam 2,5 gelas air dalam keadaan ditutup hingga mendidih. Setelah itu baru diangkat, tetapi tutup jangan dibuka. Setelah dingin, disaring. Diminum 2 kali sehari 1 gelas hingga gejala penyakit yang dirasakan hilang.
Ramuan kedua:
Bahan:
50 gram daun sambiloto kering
25 gram kulit semangka kering
50 gram daun pegagan kering
50 gram daun dewa kering
100 gram akar alang-alang
Bahan:
50 gram daun sambiloto kering
25 gram kulit semangka kering
50 gram daun pegagan kering
50 gram daun dewa kering
100 gram akar alang-alang
Cara Membuat: Sama seperti pada ramuan pertama.
Ramuan ketiga:
Bahan:
30 gram daun sambiloto kering
satu buah tanaman krokot (batang, daun, dan akarnya)
Cara Membuat: Setelah dicuci bersih, rebus dalam 2,5 gelas air selama
seperempat jam. Biarkan masih dalam keadaan tertutup sampai dingin,
lalu disaring dan minum 2 kali sehari 1 gelas hingga sembuh.
2. Temulawak
Temulawak biasa dibudidayakan orang dan menjadi salah satu komoditas pertanian.
Di Jawa Barat, temulawak dikenal dengan nama koneng gedeh.
Rimpang temulawak mengandung curcumin dan monodesmetoksi curcumin.
Kandungan curcumin dalam rimpang temulawak berkhasiat sebagai
antioksidan, antinflamasi, dan antitumor.
Temulawak juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri dan sakit karena
kanker. Ekstrak temulawak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi guna
mencegah penyakit hati, termasuk hepatitis B yang menjadi salah satu
faktor risiko timbulnya kanker hati.
Ramuan temulawak untuk kanker hati
Ramuan temulawak untuk kanker hati
Bahan:
10 gram rimpang temulawak
10 gram kunyit
10 gram daun sambiloto kering
10 gram rimpang temu mangga
10 gram ciplukan kering (seluruh bagian tanaman)
10 gram meniran (seluruh bagian tanaman)
10 gram rimpang temulawak
10 gram kunyit
10 gram daun sambiloto kering
10 gram rimpang temu mangga
10 gram ciplukan kering (seluruh bagian tanaman)
10 gram meniran (seluruh bagian tanaman)
Cara Membuat: Setelah dicuci bersih, rimpang temulawak,
kunyit, temu putih, dan temu mangga diparut halus. Parutan tersebut
dicampur dengan ciplukan, meniran, dan daun sambiloto, lalu direbus
dengan 2 gelas air putih sampai tersisa sekitar 1,5 gelas. Setelah
disaring, ramuan diminum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas. Untuk
mengurangi rasa pahit, tambahkan 1 sendok makan madu.
3. Lidah Buaya
Tumbuhan lidah buaya (Aloe vera Linn atau Aloe barbadensis) berdaun tunggal berbentuk taji, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi daun bergerigi, tebal berdaging, dan mudah patah. Permukaan daun berwarna hijau dan berbintik putih.
Lidah buaya bersifat dingin dan berkhasiat sebagai penurun kadar
gula, pengontrol tekanan darah, antibiotik, dan analgesik (pereda
sakit). Zat aloin dalam lidah buaya berfungsi sebagai pencahar.
Pemakaian lidah buaya lebih ditekankan sebagai immunotherapy dengan
menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan kanker dan ditunjang oleh
khasiatnya sebagai antinflamasi (antiradang). Fungsi ini berkaitan
dengan senyawa polisakarida yang terkandung dalam gel daunnya. Sementara
itu, daun lidah buaya memiliki khasiat sebagai antikanker dan
antitumor.
Ramuan lidah buaya
Bahan: Satu buah pelepah lidah buaya yang sudah tua berukuran sedang, dibuang durinya, tapi jangan buang kulitnya.
Bahan: Satu buah pelepah lidah buaya yang sudah tua berukuran sedang, dibuang durinya, tapi jangan buang kulitnya.
Cara Membuat: Potong-potong dan rebus dengan 3 gelas air
hingga tersisa 1 gelas. Air rebusan lidah buaya diminum 3 kali sehari.
Setiap kali hendak minum, Anda harus membuat rebusan baru. @
0 komentar:
Posting Komentar