Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala Puji bagi Allah yang tinggi dalam keesaan¬-Nya, dekat dalam
ketunggalan-Nya, perkasa dalam kekuatan-Nya, agung dalam keberadaan
pembantu¬-pembantu utama-Nya, Maha Tahu akan segala sesuatu, sementara
Dia tetap ditempat-Nya; rnenundukkan seluruh makhluk dengan
kekuasaan¬Nya dan (kekuatan) bukti-bukti-Nya.
Dialah Tuhan yang kesucian-Nya abadi dan pujian bagi-Nya tak pernah
terhenti. Pencipta langit-langit yang menjulang dan lapisan bumi yang
membentang. Penguasa bumi dan langit, Maha Kudus dan Maha Suci. Tuhan
para Malaikat dan al-Ruh yang kepada seluruh ciptaan-Nya bersifat sangat
pemurah, dan kepada seluruh makhluk-Nya bersifat Maha Derma.
Dia melihat setiap pandangan, tanpa pandangan¬-pandangan itu rnelihat-Nya, Dialah Maha Pemurah, Maha Tabah dan Maha Kasih.
Dia melihat setiap pandangan, tanpa pandangan¬-pandangan itu rnelihat-Nya, Dialah Maha Pemurah, Maha Tabah dan Maha Kasih.
(Dialah) Penabur rahmat yang meliputi segala sesuatu, Pelimpah nikmat
yang memberkati seluruh rnakhluk, tidak mempercepat siksa-Nya dan tidak
segera menimpakan azab kcpada mereka yang berhak rnendapatkannya. Dia
tahu setiap rahasia yang tersembunyi dan segala apa yang tersimpan
dalarn hati. Tiada rahasia yang luput dari-Nya. dan tiada misteri yang
rnengelirukan-Nya.
Dia Maha Tahu akan segala sesuatu, menundukkan segala sesuatu,
perkasa atas segala sesuatu, berkuasa atas segala sesuatu, tiada sesuatu
yang rnenyerupai-Nya.
Dialah yang menciptakan sesuatu ketika belum ada yang disebut
sesuatu. Dialab yang Maha Abadi, yang berkuasa atas dasar keadilan.
Tiada Tuhan melainkan Dia, yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana, Maha Suci
Tuhan dan dilihat oleh pandangan mata, dan Dialah yang meliputi
pandangan mata. Dia yang Maha Kasih dan Maha Mengetahui.
Tiada siapa yang menceritakan Sifat-Nya lantaran (pernah)
melihat-Nya, tiada siapa yang mengetahui bagaimana Dia secara lahir dan
batin, melainkan apa yang dikatakan oleh Allah yang Maha Mulia dan Maha
Agung itu sendri.
Aku bersaksi bahwa Dia Allah yang kudus-Nya memenuhi masa, cahaya-Nya
meliputi alpha dan omega, perintah-Nya terlaksana tanpa musyawarah,
takdir-Nya ditentukan tanpa bersama-Nya mitra.
Tiada cela dalam pengaturan-Nya, tiada contoh dan ciptaan yang
dibentuk-Nya, tiada bantuan dari setiap apapun, tiada kerja keras dan
tiada tipuan atas apa yang diciptakan-Nya, Dia ciptakan makhluk-Nya dan
jadilah ia, dan karena cahaya wujud-Nya maka tampaklah semua.
Dialah Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia, Maha Rapi dan Maha lndah
dalam mencipta, maha Adil yang tidak menganiaya, dan Maha Pemurah yang
kepada-Nya kembali seluruh hajat dan perkara.
Aku bersaksi bahwa Dialah Tuhan yang kepada kekuasaan-Nya segala
sesuatu tunduk, dan kepada keagungan-Nya segala sesuatu membungkuk.
Dialah Empunya seluruh kekayaan, Raja dari seluruh kerajaan, Pencipta
planet-planet senta bintang gemintang di langit, pengendali matahari dan
bulan, di mana kesemuanya mengorbit untuk batas waktu yang telah
ditentukan. Dialah yang menggilirkan malam setelah siang, dan siang
setelah malam saling berganti. Dialah penghancur para tiran yang
membangkang dan pemusnah setan-setan yang terkutuk yang menentang.
Tiada bersama-Nya lawan dan kawan, Dia Maha Esa, Tunggal. Satu dan
tempat bertumpu segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak
diperanakkan, dan tiada sesuatupun yang setara dengan-Nya. Dialah Tuhan
yang Satu, Pemelihara yang Agung dan Pemurah. (Bila) berkehendak ia akan
terlaksana, (bila) berkeinginan ia akan terwujud. Dia mengetahui segala
sesuatu dengan rinci. Dia yang mematikan dan menghidupkan, membuat
orang menjadi fakir dan kaya, tertawa dan menangis, menyimpan dan
memberi.
Di tangan-Nyalah kerajaan; bagi-Nya segala pujian, di tangan-Nya semua kebaikan dan Dia-lah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Malam dimasukkan-Nya ke dalarn siang, dan siang ke malarn. Tiada Tuhan melainkan Dia. Maha Perkasa dan Maha Pengampun, Pengijabah do’a, Pemberi yang tulus, Maha Tahu secara rinci segala hembusan nafas, Tuhan seluruh makhluk, baik dan golongan jin maupun golongan nas (manusia). Tiada perkara sulit di hadapan-Nya; tiada gemuruh suara orang-orang yang berteriak mengganggu-Nya atau desakan orang-orang yang mendesak rnencemaskan¬Nya. Dialah Pemelihara orang-orang yang saleh, Penyebab berjayanya orang-orang yang sukses, Pelindung penghuni alam semesta, dan Yang paling berhak untuk disyukuri dan dipuji oleh setiap makhluk ciptaan-Nya. Aku memuji-Nya pada saat suka dan duka, juga pada saat sempit dan lapang. Aku beriman kepada-Nya, kepada para malaikat-Nya, Kitab-kitab¬Nya dan Rasul-rasul-Nya. Aku mendengar perintah¬Nya, patuh dan segera bangkit melaksanakan segala yang diridhai-Nya, menerima total ketentuan-Nya, semangat dalam mematuhi-Nya dan takut akan siksa¬Nya. Sebab Dialah Tuhan yang tiada seorangpun akan merasa aman dari makar-Nya atau khawatir dan kezaliman-Nya. Aku ikrarkan pada diriku akan kehambaanku dihadapan-Nya, dan juga bersaksi akan ketuhanan-Nya (untuk diriku). Kini akan aku sampaikan (kepada kalian) apa yang Tuhan wahyukan kepadaku, sebab bila tidak kulakukan itu, niscaya azab-Nya akan mengenaiku, sedemikian sehingga tiada siapapun yang akan dapat menolak¬Nya dariku, (sebesar apapun kekuatannya). Tiada Tuhan melainkan Dia. Dia telah memberitahuku, apabila tidak kusampaikan apa yang diturunkan-Nya kepadaku, itu berarti sama dengan aku tidak menyarnpaikan seluruh risalah (pesan)-Nya; dan Dia juga telah menjamin untuk memeliharaku (dan upaya orang-orang yang menentang). Bagiku cukuplah Allah Yang Maha Pemurah sebagal penjamin.
Malam dimasukkan-Nya ke dalarn siang, dan siang ke malarn. Tiada Tuhan melainkan Dia. Maha Perkasa dan Maha Pengampun, Pengijabah do’a, Pemberi yang tulus, Maha Tahu secara rinci segala hembusan nafas, Tuhan seluruh makhluk, baik dan golongan jin maupun golongan nas (manusia). Tiada perkara sulit di hadapan-Nya; tiada gemuruh suara orang-orang yang berteriak mengganggu-Nya atau desakan orang-orang yang mendesak rnencemaskan¬Nya. Dialah Pemelihara orang-orang yang saleh, Penyebab berjayanya orang-orang yang sukses, Pelindung penghuni alam semesta, dan Yang paling berhak untuk disyukuri dan dipuji oleh setiap makhluk ciptaan-Nya. Aku memuji-Nya pada saat suka dan duka, juga pada saat sempit dan lapang. Aku beriman kepada-Nya, kepada para malaikat-Nya, Kitab-kitab¬Nya dan Rasul-rasul-Nya. Aku mendengar perintah¬Nya, patuh dan segera bangkit melaksanakan segala yang diridhai-Nya, menerima total ketentuan-Nya, semangat dalam mematuhi-Nya dan takut akan siksa¬Nya. Sebab Dialah Tuhan yang tiada seorangpun akan merasa aman dari makar-Nya atau khawatir dan kezaliman-Nya. Aku ikrarkan pada diriku akan kehambaanku dihadapan-Nya, dan juga bersaksi akan ketuhanan-Nya (untuk diriku). Kini akan aku sampaikan (kepada kalian) apa yang Tuhan wahyukan kepadaku, sebab bila tidak kulakukan itu, niscaya azab-Nya akan mengenaiku, sedemikian sehingga tiada siapapun yang akan dapat menolak¬Nya dariku, (sebesar apapun kekuatannya). Tiada Tuhan melainkan Dia. Dia telah memberitahuku, apabila tidak kusampaikan apa yang diturunkan-Nya kepadaku, itu berarti sama dengan aku tidak menyarnpaikan seluruh risalah (pesan)-Nya; dan Dia juga telah menjamin untuk memeliharaku (dan upaya orang-orang yang menentang). Bagiku cukuplah Allah Yang Maha Pemurah sebagal penjamin.
Firman-Nya untukku:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
“Wahai Rasul (Muhammad), sainpaikan apa yang diturunkan kepadamu dan Tuhanmu. Apabila tidak kau lakukan itu, berarti sama dengan engkau tidak menyampaikan s eluruh risalah (pesan) -Nya, dan Allah (akan) memeliharamu dari (gangguan) manusia-manusia lain.” (Q.S. 5:67)
Wahai umat manusia! aku tidak pernah salah, alpa atau lalai dalam
menyampaikan segala sesuatu yang diturunkan Allah kepadaku. Kini aku
jelaskan kepada anda semua sebab turunnya ayat ini: Malaikat Jibril (as)
turun menjumpaiku sebanyak tiga kali, memerintah aku–berdasarkan
perintah Tuhanku— untuk berdiri di tempat keramaian ini dan menyatakan
kepada (bangsa) putih dan hitam bahwa Ali bin Abi Thalib (as) adalah
saudaraku, Washi-ku (penerima wasiatku) penggantiku dan imam setelahku,
yang kedudukannya di sisiku sama dengan kedudukan Harun di sisi Musa,
hanya saja tiada nabi selepasku. Dia adalah wali (pemimpin) kamu setelah
Allah dan Rasul-Nya. Allah (SWT) juga telah menurunkan kepadaku sebuah
ayat dalam kitab-Nya berkenaan dengan itu:
“Sungguh wali (pemimpin) kamu adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang mendirikan shalat, dan menunaikan zakat sementara mereka dalam keadaan ruku” (Q.S. 5:55)
Ali bin Abi Thalib (as) adalah orang yang mendirikan shalat dan
mengeluarkan zakatnya dalain keadaan ruku’ seperti yang dirnaksud oleh
Allah (SWT) itu.
(Pada rnulanya) Aku mernohon kepada Malaikat Jibnil agar dia
mernintakan kepada Allah untuk membehaskan aku dan menyampaikan penintah
mi kepada kamu, kanena aku tahu betapa sedikitnya orang-orang yang
bertakwa, dan hetapa banyaknya orang yang niunafik, penebar fitnah dan
mengolok¬olok agama Islam sebagaimana yang disifatkan oleh Allah
karakten-kanakter mereka dalarn Al-Qur’an, “… kamu katakan dengan
multi/mu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun juga. clan kamu
menganggapnya sesua/u yang ningan, padaha/ di sisi A//a/i ia ada/a/i
besan. “ (24:15)
Masih segar dalam ingatanku bagaimana mereka menyebutku sebagal udzun
(orang yang tidak teliti dan cepat percaya pada setiap berita yang
didengarnya). Mereka mendugaku demikian lantaran seringnya mereka
mendapati dia (Ali) duduk bersamaku dan besarnya penghormatanku
kepadanya sehingga untuk itu Allah ‘Azza wa jalla menurunkan firman-Nya:
Di antara mereka (orang-orang munafìk) ada yang menyakiti nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.” Kalakanlah: “Ia mempercayai semua yang balk bagi kamu, ia beriman kepada Allah dan mempercayai orang-orang mukmin.” (Q.S. 9:61)
Di antara mereka (orang-orang munafìk) ada yang menyakiti nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.” Kalakanlah: “Ia mempercayai semua yang balk bagi kamu, ia beriman kepada Allah dan mempercayai orang-orang mukmin.” (Q.S. 9:61)
Seandainya aku mau sebutkan nama-nama mereka niscaya akan kusebutkan,
atau seandainya aku mau tunjuk wajah-wajah mereka niscaya akan
kutunjukkan. Namun —demi Allah— aku telah dan terus akan bersikap sangat
bersahabat dan dewasa terhadap mereka. Bagaimanapun, Allah tetap
mendesakkan dan tidak akan rela padaku melainkan aku sampaikan apa yang
diturunkan-Nya padaku tentang maksud ayat: “Wahai Rasul,
sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, apabila kamu
tidak mengerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak
menyampaikan seluruh risalahmu. Allah akan memelihara kamu dan gangguan
manusia” (Q.S. 5:67)
Ketahuilah —wahai umat manusia— sesungguhnya Allah telah
menetapkannya (Ali) sebagai wali, pemimpin dan imam bagi kalian.
Mematuhinya adalah wajib, baik bagi kalangan Muhajirin, Anshar,
generasi-generasi yang baik yang datang setelahnya, orang-orang desa,
kota, Ajam (Non Arab), Arab, orang yang merdeka, hamba sahaya, kecil,
besar. putih, hitam, dan bagi setiap orang yang menyatakan tauhid kepada
Allah (SWT). Keputusan hukum yang diambilnya (All) adalalah sah.
Kata-katanya wajib didengar dan perintahnya wajib dipatuhi. Orang yang
menentangnya akan terkutuk, yang rnengikutinya akan mernperoleh rahmat,
dan yang mernpercayainya adalah orang beriman. Allah telah mengampuni
orang yang mendengarnya dan yang mematuhinya.
Wahai umat manusia ini adalah kali terakhir aku berdiri di tempat keramaian ini.
Dengarlah, patuhilah dan ikutilah perintah Tuhan kamu, karena Allah ‘Azza wa Jalla adalah Tuan, Pelindung, dan Tuhan kamu. Berikutnya adalah Muhammad (saw), yang sekarang tengah berdiri dan berbicara dihadapan kamu sebagai wali dan pemimpin kamu. Setelah aku, Ali adalah Wali dan imam kamu berdasarkan perintah Tuhanmu. Kemudian imamah dan kepemimpinan (berikutnya) ada pada zuriat keturunanku dari putra-putranya sehinggalah tiba suatu hari di mana kamu akan berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya.
Dengarlah, patuhilah dan ikutilah perintah Tuhan kamu, karena Allah ‘Azza wa Jalla adalah Tuan, Pelindung, dan Tuhan kamu. Berikutnya adalah Muhammad (saw), yang sekarang tengah berdiri dan berbicara dihadapan kamu sebagai wali dan pemimpin kamu. Setelah aku, Ali adalah Wali dan imam kamu berdasarkan perintah Tuhanmu. Kemudian imamah dan kepemimpinan (berikutnya) ada pada zuriat keturunanku dari putra-putranya sehinggalah tiba suatu hari di mana kamu akan berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya.
Sungguh tiada suatu yang halal melainkan apa yang dihalalkan oleh
Allah, dan tiada yang haram melainkan apa yang diharamkan oleh-Nya.
Dialah yang telah mengajariku mana yang halal dan mana yang haram.
Kemudian aku mengajarkannya kepada Ali apa yang diajarkan oleh Tuhanku
padaku dari kitab-Nya dan hukum halal dan haram-Nya.
Wahai umat manusia! seluruh ilmu yang diajarkan-Nya kepadaku adalah ilmu-ilmu yang rinci.
Dan dari setiap ilmu yang kuketahui itu, telah kuajarkan pula secara
rinci pada imam orang-orang yang bertakwa ini. Sungguh tiada ilmu
melainkan telah aku sampaikan kepada Ali, sang Imam yang agung.
Wahai umat manusia! Jangan kalian tersesat karena meninggalkannya;
jangan kalian berpaling darinya; dan jangan kalian takabur dan enggan
untuk menerima kepemimpinannya. Karena dia akan mem bawa kepada
kebenaran dan mengamalkannya, serta menghancurkan kebatilan dan
mencegahnya, tanpa dia peduli pada celaan para pencela dalam menjalankan
perintah Tuhannya. Dialah orang pertama yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya; dialah orang yang mengorbankan jiwanya demi Rasul-Nya; dialah
satu-satunya dari kaum lelaki yang pertama kali menyembah Allah bersama
Rasul utusan-Nya.
Wahai umat manusia! Utamakanlah dia. Karena Allah telah mengutamakannya.
Terimalah dia, karena Allah yang telah mengangkatnya.
Wahai umat manusia! Dialah Imam yang ditunjuk oleh Allah. Allah tidak
akan mengampuni orang¬-orang yang ingkar terhadap wilayah dan
kepemimpinannya dan tidak akan pernah memaafkannya sekali-kali. Sungguh,
Allah telah memastikan diri-Nya untuk melakukan itu bagi mereka yang
menentang perintah-Nya dalam perkara ini, dan akan menimpakan kepadanya
azab yang
pedih, maha dahsyat dan selama-lamanya. Awas! jangan kalian mengingkarinya karena itu akan menghantar kalian ke dalam api neraka, yang bara apinya terdiri dan manusia dan batu-batuan yang telah disiapkan bagi orang-orang kafir.
pedih, maha dahsyat dan selama-lamanya. Awas! jangan kalian mengingkarinya karena itu akan menghantar kalian ke dalam api neraka, yang bara apinya terdiri dan manusia dan batu-batuan yang telah disiapkan bagi orang-orang kafir.
Wahai umat manusia! Demi Allah, para nabi dan rasul terdahulu telah
memberitakan kepada kaumnya akan kedatanganku. Aku adalah akhir dan
penutup seluruh nabi dan rasul. Aku adalah bukti Allah (hujjah) bagi
segenap makhluk-Nya. di langit dan di bumi.
Barangsiapa ragu-ragu tentang itu, maka dia adalah orang kafir
sekafirnya orang jahiliyah terdahulu. Barangsiapa meragukan sebagian
ucapanku, itu berarti meragukan keseluruhannya. Orang yang ragu-ragu
seperti itu baginya adalah api neraka.
Wahai umat manusia! Anugerah Allah kepadaku akan keutamaan-keutamaan ini adalah karena kasih sayang-Nya dan ihsan-Nya yang agung kepadaku. Tiada tuhan melainkan Dia. BagiNya pujian dariku pada setiap keadaan sepanjang masa dan selama¬-lamanya.
Wahai umat manusia! Anugerah Allah kepadaku akan keutamaan-keutamaan ini adalah karena kasih sayang-Nya dan ihsan-Nya yang agung kepadaku. Tiada tuhan melainkan Dia. BagiNya pujian dariku pada setiap keadaan sepanjang masa dan selama¬-lamanya.
Wahai umat manusia! Utamakanlah Ali, sebab dia adalah manusia yang
paling utama setelahku, baik dari kalangan laki-laki ataupun perempuan.
Karena kamilah kemudian Allah menurunkan rezeki-Nya (kepada kalian) dan
(karena kami jugalah maka) seluruh makhluk memperoleh kehidupan.
Terkutuk dan sungguh terkutuk; dimurkai dan sungguh dimurkailah mereka
yang menolak ucapanku ini dan merasa tidak berkenan di dalam hatinya.
Ketahuilah bahwa Jibril telah memberitahuku tentang itu berdasarkan
firman Allah (SWT) kepadanya:
“Barangsiapa memusuhi .4li dan tidak mewila’nya (menjadikannya sebagai wali) niscaya dia akan memperoleh laknat-Ku dan murka-Ku “. Karena itu hendaklah setiap jiwa melihat apa yang akan disiapkannya untuk hari esok. Takutlah kamu kepada Allah, dan hindarilah dari menentang-Nya. karena akibatnya kalian akan tergelincir, padahal sebelumnya kalian berada pada jalan yang lurus. Sungguh Allah Maha Tahu atas apa yang kamu kerjakan.
Wahai umat manusia! Sungguh Alilah yang dimaksudkan sebagai hak Allah (yang harus dipenuhi haknya) seperti yang disebutkan dalarn kitab suci¬Nya. Allah berfirman: (kelak di hari kiamat) setiap jiwa berkata : “amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam menunaikan hak-hak Allah…”
(Q.S. 39:56)
Wahai umat manusia! Tadabburlah (renungkanlah) kitab suci AlQuran,
pahamilah ayat-ayatnya. perhatikanlah ayat-ayat muhkamatnya dan jangan
kalian ikuti (secara lahiriah) makna ayat-ayat Mutasyabihat-nya. Demi
Allah, tidak ada yang bisa menjelaskan batas-batasnya atau menerangkan
tafsirnya kepada kalian melainkan orang yang kupegang tangannya ini;
yang kunaikkan dia ke sisiku ini dan yang kuangkat lengannya ini. Kini
aku umumkan kepada kalian, barangsiapa menjadikan aku sebagai maula atau
pemimpin, maka inilah Ali sehagai maula dan pemimpinnya. Dia—Ali bin
.Abii Thalib— adalah saudaraku dan washiku. Perintah untuk mengangkatnya
sebagai maula inl turun dari Allah ‘azza wa jalla kepadaku.
Wahai umat manusia! Sungguh Ali dan putra-putraku yang suci adalah
peninggalan beratku yang besar. Masing-masing mereka akan memberitakan
satu sama lain dan saling membenarkan. Keduanya (AlQuran dan keluarga
Nabi) tidak akan pernah berpisah sehingga mereka menjumpaiku di telaga
(syurga) kelak. Mereka (para Imam, penerj.) ini adalah orang-orang
kepercayaan Allah yang ada di antara makhlukNya dan para pemimpin
bijaksana yang ada di bumiNya. Sungguh telah kutunaikan (perintah ini).
Sungguh telah kusampaikan; sungguh telah kuperdengarkan; sungguh telah
kujelaskan.
Ketahuilah bahwa Allah ‘azza wa jalla telah memfirmankannya dan aku
telah mengucapkannya dari sisiNya. Ketahuilah, sungguh tidak ada orang
yang disebut sebagai Amir alMukminin (Pemimpin orang-orang yang beriman)
melainkan saudaraku ini. Siapapun tidak diperkenankan untuk menyandang
gelar dan status ini melainkan dia semata-mata.
(Kemudian Nabi saw mengambil lengan Ali yang sejak tadi berdiri
bersama Nabi di atas mimbar dan mengangkatnya tinggi-tinggi, sebegitu
dekatnya sehingga kakinya sejajar persis dengan lutul Rasulullah saw.
Nabi kemudian berkata:)
Wahai umat manusia! Ini adalah Ali, saudaraku dan washiku, pemelihara ilmuku, khilafahku bagi umatku dan wakilku dalam menafsirkan kitab Allah ‘azza wa jalla.
Wahai umat manusia! Ini adalah Ali, saudaraku dan washiku, pemelihara ilmuku, khilafahku bagi umatku dan wakilku dalam menafsirkan kitab Allah ‘azza wa jalla.
Dialah penyeru kepada Allah, melaksanakan segala apa yang
diridhoiNya, memerangi musuh-musuhNya, penganjur pada ketaatan, pencegah
maksiat, khalifah Nabi utusan Allah, Amir alMukminin, Imam yang memberi
petunjuk, yang memerangi—berdasarkan perintah Allah—kelompok Nakitsin,
Qosithin dan Mariqin.
Kini kusampaikan pada kalian—berdasarkan perintah Tuhanku, sesuatu
yang tidak dapat kuubah. Aku nyatakan, “Allahumma, ya Allah berilah
dukungan dan wila’Mu kepada orang yang mewila’ Ali, musuhilah orang yang
memusuhinya, kutuklah orang yang mengingkarinya dan murkailah orang
yang mengabaikan haknya. Ya Allah, Engkaulah yang telah menurunkan
firmanMu kepadaku bahwa imamah setelahku adalah milik Ali kekasihMu, di
saat kujelaskan perkara itu(kepada mereka) dan kuangkat dia (sebagai
pemimpin) yang dengannya Engkau sempurnakan untuk hamba-hambaMu agama
mereka dan Engkau sempurnakan untuk mereka nikmatMu, dan Engkau ridhoi
bagi mereka Islam sebagai agamanya. Engkau telah berfirman :
“Barangsiapa menjadikan selain Islam sebagai agamanya, niscaya ia tidak
akan diterima dan kelak di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.”
(Q.S. 3:89). Ya Allah, kumohon kesaksianMu dan cukup bagiku Engkau sebagai saksi—bahwa aku telah sampaikan (perintahMu ini).
Wahai umat manusia! Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama
kalian ini dengan imamah Ali. Barangsiapa tidak mengikutinya atau tidak
mengikuti pengganti-penggantinya—putra-putraku yang datang dari slbinya
yang tetap ada sampai hari kiamat dan hari perjumpaan dengan Allah swt,
niscaya amal-amal baik mereka akan gugur dan mereka akan kekal dalam api
neraka, tanpa keringanan dan tanpa harapan (untuk bebas darinya).
Wahai umat manusia! Inilah Ali, seorang yang paling banyak membelaku
di antara kalian, yang paling berhak atasku, yang paling dekat denganku
dan yang paling mulia di sisiku. Allah swt dan aku ridho padanya. Tiada
ayat tentang ridho Allah yang turun melainkan ia berkaitan dengan Ali,
tiada ayat di mana Allah berbicara dengan orang-orang beriman melainkan
Dia memulainya dengan Ali; tiada ayat pujian dalam AlQuran yang turun
melainkan berkaitan dengan Ali; tiada kesaksian akan surga (seperti)
dalam ayat “hal ata’alal insani” melainkan Alilah yang dimaksudkannya;
ayat tersebut tidak turun untuk selain Ali.
Wahai umat manusia! Ali adalah pembela agama Allah dan pelindung Rasul utusan Allah. Dialah orang bertakwa, suci, petunjuk jalan Allah dan memperoleh petunjuk dariNya. (Aku) Nabi kalian adalah sebaik-baik nabi, dan (Ali) washi kalian adalah sebaik-baik washi, sementara putra-putranya juga adalah sebaik-baik washi.
Wahai umat manusia! Ali adalah pembela agama Allah dan pelindung Rasul utusan Allah. Dialah orang bertakwa, suci, petunjuk jalan Allah dan memperoleh petunjuk dariNya. (Aku) Nabi kalian adalah sebaik-baik nabi, dan (Ali) washi kalian adalah sebaik-baik washi, sementara putra-putranya juga adalah sebaik-baik washi.
Wahai umat manusia! Sungguh zuriat setiap nabi berasal dari tulang
sulbinya, tetapi zuriat keturunanku adalah berasal dari sulbi Ali.
Wahai umat manusia! Sungguh karena dengkilah maka Iblis mengeluarkan
Adam dari surga. Oleh karena itu hindarilah dari mendengki Ali, karena
ia akan menyebabkan amal-amal kalian gugur dan kaki-kaki kalian
tergelincir. Ingat bahwa Nabi Adam telah diturunkan (oleh Allah) ke bumi
ini hanya lantaran satu kesalahan, padahal ia adalah manusia
pilihanNya. Apalagi kalian, manusia biasa, di mana di antara kalian ada
juga musuh-musuh Allah. (Wahai umat manusia!) Hanya orang-orang yang
durhaka sajalah yang membenci Ali, sementara orang-orang yang takwa akan
mendukungnya dan menjadikannya sebagai wali dan orang-orang yang
beriman yang tulus akan beriman kepadanya.
Demi Allah! Berkenaan dengan Alilah surat al¬‘Asr berikut turun “Bismillaahir
Rahmaanir Rahiim, Demi Masa. Sesungguhnya manusia dalam keaduan rugi,
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh…”
Wahai umat manusia! Biarlah Allah sebagai saksiku bahwa aku telah
sampaikan tugas risalahini. Sungguh tugas Rasul hanya menyampaikan
firman Tuhan semata-mata.
Wahai umat manusia! Bertakwalah kamu kepada Allah dengan
sebenar-benar takwa, dan jangan (sampai) kamu mati melainkan kamu
benar-benar sebagai orang muslim.
Wahai umat manusia! Berimanlah kamu kepada Allah, Rasul-Nya dan
cahaya (Al-Qur’an) yang diturunkan bersamanya, sebelum kami mengubah
mukamu lalu kami putarkan ke belakang (yakni mati).
Wahai umat manusia! Telah mengalir dalam jiwaku ini cahaya dari sisi
Allah. Kemudian (ia mengalir juga) ke dalam (tanah) Ali, dan berikutnya
ke dalam zuriat keturunannya sehinggalah ke (lmam) al-Qoim al-Mahdi,
yang akan mengembalikan hak Allah dan seluruh hak-hak kami ke tempatnya
sernula. Sebab Allah ‘azza wa jalla telah menjadikan kamu sebagai hujjah
dan bukti-Nya terhadap orang-orang yang ingkar, penentang, pembangkang,
pengkhianat, pendosa dan penzalim dari seluruh makhluk jagad raya ini.
Wahai umat manusia! Kuingatkan kalian bahwa aku ini adalah Rasul
utusan Allah. Sebelumku telah ada rasul-rasul yang lain. Apakah kalian
akan berpaling dariku (dan tidak bersabar) setelah aku mati atau
terbunuh? Sungguh barangsiapa berpaling, maka dia tidak akan merugikan
Allah sedikitpun; dan Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur.
Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan mereka yang menyandang sifat
sabar dan syukur di atas adalah Ali dan putra-putranya yang datang dari
sulbinya.
Wahai umat manusia! Janganlah kalian rnengungkit-ungkit dan
membusungkan dada di hadapan Allah akan keislaman kalian, sebab itu akan
mendatangkan murka Allah dan azab-Nya. Sungguh Dia benar-benar
mengawasi kamu.
Wahai umat manusia! Akan datang setelahku para pemimpin yang menyeru kepada api neraka, dan mereka tidak akan memperoleh pembelaan kelak pada hari kiamat.
Wahai umat manusia! Akan datang setelahku para pemimpin yang menyeru kepada api neraka, dan mereka tidak akan memperoleh pembelaan kelak pada hari kiamat.
Wahai urnat manusia! Sungguh Allah (SWT) dan aku tidak bertanggung
jawab atas nasib mereka dan tidak akan sekali-kali melindungi mereka.
Wahai umat manusia! Sungguh mereka dan pembela-pembelanya serta para
pengikutnya akan berada di tingkat terendah dari api neraka, sebuah
tempat yang paling hina bagi orang-orang yang takabur (akan kebenaran).
Sungguh rnerekalah Ashabus Shahifah. Dengan demikian, hendaklah kalian
melihat buku amalnya masing-masing meskipun yang benar-benar peduli
terhadapnya hanya segelintir orang saja.
Wahai umat manusia! Sungguh, aku serahkan masalah imamah (umat ini)
dan pewarisan (nya) dalam zuriat keturunanku sampai hari kiamat. Sungguh
telah kusampaikan kepada kalian kewajiban yang diperintahkan kepadaku
ini, menjadi hujjah atau bukti Tuhan bagi setiap orang, baik yang hadir
ataupun yang gaib (tidak hadir), yang menyaksikan perhelatan ini ataupun
yang tidak menyaksikannya, yang sudah lahir atau yang belum lahir.
Hendaklah mereka yang hadir menyampaikan pesanku ini kepada yang tidak
hadir, si ayah menyampaikannya kepada anaknya, demikian seterusnya
sampai hari kiamat, meskipun—tidak lama berselang——sejumlah orang akan
merampasnya dan menjadikannya sebagai dinasti kerajaan. Ketahuilah bahwa
laknat Allah pasti ditimpakan kepada perampas itu. Di saat itu “Karni
akari perhatikan sepenuhnya terhadap kamu wahai makhluk manusia dan
jin…, di mana (akan) dilepaskan nyala api dun cairan tembaga (kepadu
kalian) sedemikian sehingga kamu tidak dapal ,menyelamatkan diri darinya
(Q.S. 55:31,35)
Wahai umat manusia! Sungguh Allah ‘ala wa jalla tidak akan membiarkan
kamu berada dalam keadaan seperti ini sampai dia akan membedakan (untuk
kamu) mana yang buruk (munafik) dan yang baik (mukmin) dan Allah
sekali-kali tidak memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib.
Wahai umat manusia! Tiada desa yang selamat dan murka Allah dan
penduduknya dibinasakan kecuali karena pendustaan mereka terhadap
kebenaran. Demikianlah Tuhan yang membinasakan penduduk sebuah tempat
lantaran perlakuan mereka yang zalim, seperti yang disebut-sebut oleh
Allah (SWT). lnilah Ali, imam kalian dan wali kalian.
Dialah orang di mana seluruh janji atau ancaman Allah turun karenanya; dan Allah pasti menepati seluruh janjiNya.
Wahai umat manusia! Telah banyak orang-orang terdahulu sebelum kamu jatuh sesat. Allahlah yang membinasakan orang-orang terdahulu itu sebagaimana Dia jugalah yang akan membinasakan orang-orang yang akan datang kemudian. Allah berfirman : “Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang terdahulu, lalu Kami sertakan (juga) mereka yang datang kemudian. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa, dan celakalah pada hari itu bagi orang-orang pendusta.” (Q.S. 77:16-19).
Wahai umat manusia! Telah banyak orang-orang terdahulu sebelum kamu jatuh sesat. Allahlah yang membinasakan orang-orang terdahulu itu sebagaimana Dia jugalah yang akan membinasakan orang-orang yang akan datang kemudian. Allah berfirman : “Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang terdahulu, lalu Kami sertakan (juga) mereka yang datang kemudian. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa, dan celakalah pada hari itu bagi orang-orang pendusta.” (Q.S. 77:16-19).
Wahai umat manusia! Allah telah menurunkan perintahNya dan
laranganNya untukku; dan aku (kemudian) menyampaikan perintah dan
larangan itu kepada Ali. Dengan demikian dia mengetahui perintah dan
larangan (Allah) dari Tuhannya yang Maha Suci dan Maha Perkasa. Oleh
karena itu hendaklah kalian mendengar perintahnya niscaya kalian akan
selamat; patuhilah dia niscaya kalian akan memperoleh petunjuk; ikutilah
apa yang dilarangnya, niscaya kalian akan memperoleh bimbingan;
bersikaplah seperti yang diinginkannya, dan jangan kalian berpisah dari
jalannya lantaran banyaknya jalan lain.
Wahai umat manusia! Aku adalah Shiratal Mustaqim (jalan lurus) yang kalian diperintahkan untuk mengikutinya. Setelahku adalah Ali, kemudian dilanjutkan oleh putra-putraku yang datang dari sulbinya. Mereka adalah para imam yang membimbing kepada kebenaran dan dengan kebenaran itulah mereka menjalankan keadilan.
Wahai umat manusia! Aku adalah Shiratal Mustaqim (jalan lurus) yang kalian diperintahkan untuk mengikutinya. Setelahku adalah Ali, kemudian dilanjutkan oleh putra-putraku yang datang dari sulbinya. Mereka adalah para imam yang membimbing kepada kebenaran dan dengan kebenaran itulah mereka menjalankan keadilan.
(Kemudian Nabi membaca surat AlFatihah sampai akhir, dan melanjutkan khotbahnya berikut).
Ayat-ayat ini diturunkan oleh Allah berkenaan denganku dan mereka
(Ali dan putra-putranya). Ia meliputi seluruh mereka dan khusus untuk
mereka. Merekalah kekasih-kekasih Allah yang tidak pernah merasa takut
dan sedih. Sungguh mereka yang berada dalam partai Allahlah yang menang.
Dan sungguh, musuh-musuh Alilah sebagai kelompok pendurhaka, munafik,
licik, pelampau batas, dan saudara-saudara setan yang saling membisikkan
perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia. Sungguh, para kekasih
dan pendukung Ali dan putra-putranya adalah mereka yang disebutkan oleh
Allah dalam kitabNya berikut : “Kamu tidak akan mendapati sesuatu
kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling kasih sayang
dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya…” (Q.S. 58:22). Sungguh, mereka juga adalah orang-orang yang disifatkan oleh Allah swt : “orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman,
mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. 6:82). Sungguh, mereka
juaga adalah orang-orang yang disifatkan oleh Allah berikut : Yang masuk
ke dalam surga dengan penuh keamanan, dan disambut oleh para malaikat
dengan salam sambil berkata, kalian adalah orang-orang suci, maka
masuklah ke dalam surga untuk selama-lamanya.
Sungguh, para kekasih dan pendukung mereka adalah orang-orang yang difirmankan oleh Allah ‘azza wa jalla berikut, mereka masuk ke dalam surga tanpa hisab…
Sungguh, para kekasih dan pendukung mereka adalah orang-orang yang difirmankan oleh Allah ‘azza wa jalla berikut, mereka masuk ke dalam surga tanpa hisab…
Dan sungguh, musuh-musuh mereka akan masuk ke dalam api neraka.
Sungguh musuh-musuh mereka adalah orang-orang yang mendengar suara
neraka yang mengerikan; (suara) api yang menggelegak dan yang
dikelilingi oleh algojo-algojonya. Sungguh musuh-musuh mereka adalah
orang-orang yang disifatkan oleh Allah sebagai umat yang saling mengutuk
saudaranya ketika masuk ke dalam api neraka. Sungguh musuh-musuh mereka
adalah orang-orang yang seperti difirmankan oleh Allah berikut :
“Setiap kali dilemparkan ke dalam api neraka satu kumpulan, maka
penjaga-penjaga neraka itu bertanya kepada mereka, apakah belum pernah
datang kepada kamu seorang pemberi peringatan. Mereka menjawab : “benar
ada”, telah datang kepada kami seorang yang memberikan peringatan, namun
kami telah mendustakannya dan kami katakan : “Allah tidak menurunkan suatu apapun. Kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.” (Q.S. 67:8,9).
Sungguh para kekasih mereka adalah orang-orang yang takut akan
Tuhannya secara ghaib; bagi mereka ampunan dan ganjaran yang besar.
Wahai umat manusia! Sungguh jauh perbedaan antara neraka dan surga.
Musuh kami adalah orang-orang yang dicela dan dikutuk oleh Allah; dan
kekasih kami adalah orang-orang yang dipuji dan dicintai oleh Allah.
Wahai umat manusia! Sungguh, aku adalah (Nabi) yang memberi peringatan, sementara Ali adalah pembimbing.
Wahai umat manusia! Sungguh aku adalah Nabi dan Ali adalah washi
(penerima wasiat)ku. Sungguh, penutup para imam adalah dari kami,
(bergelar) alQoim alMahdi, yang akan menegakkan keadilan dan memperoleh
petunjuk Allah swt.
Sungguh, dia adalah pembela agama. Sungguh, dialah yang akan membalas
kezaliman orang-orag yang zalim. Sungguh dialah yang akan membebaskan
benteng-benteng yang kuat dan akan menghancurkannya. Sungguh,
dialahpenghancur kelompok-kelompok kemusyrikan. Sungguh dialah yang akan
membalas darah-darah kekasih Allah yang tumpah. Sungguh, dialah pembela
agama Allah. Sungguh dialah penegak air lautan (makrifat dan hakikat)
yang dalam.
Sungguh, dialah yang menunjukkan keutamaan orang-orang yang mempunyai
keutamaan dan kebodohan orang-orang yang bodoh. Sungguh dialah manusia
pilihan Allah dan kekasihNya. Sungguh, dialah pewaris semua ilmu dan
menguasai segala ilmu.
Sungguh, dia adalah pembawa berita dari Tuhan ‘azza wa jalla, dan yang memberi tahu tentang perkara iman. Sungguh, dia adalah manusia yang senantiasa memperoleh petunjuk (Allah) dan selalu dijayakanNya.
Sungguh, dia adalah pembawa berita dari Tuhan ‘azza wa jalla, dan yang memberi tahu tentang perkara iman. Sungguh, dia adalah manusia yang senantiasa memperoleh petunjuk (Allah) dan selalu dijayakanNya.
Sungguh, dialah manusia yang diserahkan oleh Allah urusan makhluk
ciptaanNya. Sungguh dia adalah manusia yang kedatangannya telah
diberitakan oleh para imam sebelumnya. Sungguh, dia adalah hujjah Allah
terakhir yang masih hidup, di mana tiada hujjah lain setelahnya; tiada
kebenaran melainkan bersamanya dan tiada cahaya melainkan ada di
sisinya.
Sungguh, dia adalah wali Allah yang ada di bumiNya, penguasa yang haq
dan benar di sekitar makhluk ciptaanNya, dan manusia kepercayaanNya
(pada martabat) zahir dan batinNya.
Wahai umat manusia! Aku telah jelaskan kepada kalian sejelas-jelasnya
(tentang perkara ini), dan inilah Ali yang akan menjelaskan kepada
kalian setelahku.
Usai khotbahku ini, aku menyeru kalian untuk pertama-tama mengulurkan
tangannya kepadaku, kemudian kepada Ali sebagai tanda bai’at dan
pernyataan setia.
Ketahuilah bahwa aku telah memberikan bai’atku kepada Allah, dan Ali
telah memberikan bai’atnya kepadaku. Kini berdasarkan perintah dari
Allah ‘azza wa jalla, aku mengajak kalian untuk membai’at. Barangsiapa
mengingkari bai’atnya, berarti dia telah membinasakan dirinya sendiri.
Wahai umat manusia! Sungguh haji, shafa, marwah dan umroh adalah bagian dari syi’ar Allah. “Barangsiapa
menunaikan ibadah haji atau umrah ke rumah Allah, maka hendaklah ia
mengerjakan sai’ di antara keduanya.” (Q.S. 2:158).
Wahai umat manusia! Tunaikan ibadah haji ke rumah Allah. Tiada suatu
keluarga yang datang ke rumah Allah ini melainkan ia akan dicukupkan
olehNya; dan tiada suatu keluarga yang berpaling meninggalkannya
melainkan ia akan mengalami kefakiran.
Wahai umat manusia! Tiada seorang yang mukmin yang wukuf atau berdiri di tempat-tempat mulia tersebut melainkan Allah akan ampunkan seluruh dosa-dosanya yang lalu maupun yang baru. Demikianlah sehingga apabila ibadah hajinya selesai maka (perhitungan) amalnya dimulai lagi dari awal.
Wahai umat manusia! Tiada seorang yang mukmin yang wukuf atau berdiri di tempat-tempat mulia tersebut melainkan Allah akan ampunkan seluruh dosa-dosanya yang lalu maupun yang baru. Demikianlah sehingga apabila ibadah hajinya selesai maka (perhitungan) amalnya dimulai lagi dari awal.
Wahai umat manusia! Para jamaah haji memperoleh bantuan dari Allah,
dan ongkos perjalanan mereka terhitung sebagai simpanan (untuk hari
akhirat kelak). Sungguh Allah tidak menyia-nyiakan ganjaranNya bagi
orang-orang yang berbuat kebaikan.
Wahai umat manusia! Tunaikanlah ibadah haji ke rumah Allah dengan pemahaman yang sempurna akan ajaran-ajaran agama ini. Jangan kalian meninggalkan tempat-tempat mulia itu melainkan setelah kalian benar-benar taubat dan menyesali dosa-dosa kalian.
Wahai umat manusia! Tunaikanlah ibadah haji ke rumah Allah dengan pemahaman yang sempurna akan ajaran-ajaran agama ini. Jangan kalian meninggalkan tempat-tempat mulia itu melainkan setelah kalian benar-benar taubat dan menyesali dosa-dosa kalian.
Wahai umat manusia! Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat, seperti
diperintahkan oleh Allah ‘azza wa jalla atas kalian. Apabila dikarenakan
lamanya waktu berlalu kemudian kalian menjadi jahil atau lupa, maka
Alilah—sebagai pemimpin kalian yang telah ditunjuk oleh Allah setelahku,
yang akan menjelaskan (seluruh hukum-hukum itu) kepada kalian. Dia
adalah orang yang dijadikan oleh Allah sebagai penggantiku; menjawab
pertanyaan-¬pertanyaan kalian dan menjelaskan kepada kalian segala apa
yang kalian tidak ketahui.
Sungguh, perkara-perkara yang halal dan yang haram adalah lebih
banyak dan yang dapat kuhitung satu per satu dan kuberitahukan (kepada
kalian). Untuk itu secara singkat kukatakan bahwa apa yang kuperintahkan
pasti adalah perkara yang halal, dan yang kularang pasti adalah sesuatu
yang haram. Kemudian aku diperintahkan untuk niengambil bai’ai dan
janji setia dari kalian agar menerima segala apa yang kubawa dari Allah
‘Azza wa Jalla berkenaan dengan Ali selaku Amirul Mukminin dan para Imam
yang datang setelahriya. Mereka adalah putra-putraku dan putra-putra
Ali; para imam yang menegakkan kebenaran sampai hari kiamat, yang di
antaranya adalah al-Mahdi, yang akan memerintah (dunia ini) dengan
kebenaran.
Wahai umat manusia! setiap perkara halal yang kuajarkan kepada
kalian, atau perkara haram yang kucegah kalian darinya, adalah sesuatu
yang tidak mungkin kuubah atau kucabut. Karena itu hendaknya kalian
mengingatnya, memeliharanya dan saling mengajarkannya. Jangan
sekali-kali kalian mengubahnya atau menggantinya.
Kini kuulangi lagi perkataanku: hendaklah kalian mendirikan shalat,
menunaikan zakat, menyuruh yang ma’ruf (dan mencegah yang mungkar.
Ketahuilah balwa pangkal amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah penerimaan
kalian akan kata-kataku sebagai sesuatu yang final, di mana kalian yang
hadir menyampaikannya kepada yang tidak hadir serta memerintahkan mereka
untuk menerimanya dan mencegah mereka dari menentangnya. Sebab ini
adalah perintah dan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, dan dariku.
(Ketahuilah) bahwa upaya melakukan yang ma’ruf dan rnencegah yang
mungkar tidak akan berarti melainkan sepengetahuan atau bersama Imam
yang maksum (terpelihara dari dosa).
Wahai umat manusia kitab suci Alqur’an telah menyatakan bahwa para
imam setelah Ali adalah putra-putranya. Aku juga telah mengatakan kepada
kalian bahwa Ali adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darinya,
seperti yang difirmankan oleh Allah dalam kitab Nya: “(bahwa Ibrahim)
telah menjadikan kalimat tauhid sebagai kalimat yang kekal pada
keturunannya.. “, (Q.S. 43:28). Aku juga berkata: “Selagi kalian
berpegang teguh pada keduanya: (Alqur ‘an dan itrah keluanga Nabi),
niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya.
Wahai umat manusia Bentakwalah, sekali lagi bertakwalah kalian kepada
Allah, lngatlah akan dahsyatnya hari kiamat, sepenti yang ditafsirkan
oleh Allah dalam firman-Nya: “Sungguh gempa hari kiamat adalah sesuatu
yang maha dahsyat “lngatlah saat-saat mati, hisab, timbangan dan
pengadilan Allah terhadap kalian;(demikian juga) pahala dan dosa.
Barangsiapa melakukan amal kebajikan, maka ia akan mendapatkan
pahalanya, sementara mereka yang melakukan perbuatan buruk maka
sedikitpun dia tidak akan memperoleh syurga.
Wahai umat nianusia! Jumlah kalian sedemikian banyaknya sehingga
tidak mungkin kalian bisa mengulurkan tangan bai’atnya kepadaku satu
persatu. Namun demikian, Allah ‘Azza wa jalla telah memerintahkan aku
untuk mengambil ikrar dan lisan kalian tentang pengangkatan Ali sebagai
Amirul Mukminin, dan para imam dari keturunanku dan keturunannya yang
datang setelahnya, seperti yang pernah kuberitahukan kepada kalian bahwa
Zuriat keturunanku adalah berasal dan sulbinya (Ali).
Katakan secara serentak: “Karni telah mendengar, akan patuh, rela dan
ikut secara penuh atas apa yang telah engkau sampaikan dari Tuhan kami
dan Tuhanmu berkaitan dengan kepemimpinan Ali dan kepemimpinan
putra-putranya yang datang dari sulbinya. Untuk itu kami membai’atmu
dengan hati, jiwa, lisan dan tangan kami. Berdasarkan itu pula kami
hidup, mati dan dibangkitkan tanpa kami mengubah, mengganti, ragu
mencabut janji atau membatalkan ikrar dan pernyataan kami. Kami mematuhi
Allah dan mematuhi engkau (nabi, serta mematuhi Ali sebagai Amirul
Mukminin). Demikian juga putra-putranya, para imam yang kau katakan
berasal dan zuriat keturunanmu, yang datang dari sulbi Ali, Hasan dan
Husain.”
Tentang Hasan dan Husain ini, telah kukenalkan kepada kalian
kedudukan mereka di sisiku, tempat mereka dihadapanku dan martabat
mereka di haribaan Tuhanku yang Maha Mulia dan Maha Agung. Semua itu
telah kusampaikan kepada kalian.
Sungguh, mereka berdua adalah penghulu pemuda-pemuda surga, imam-imam pasca ayahnya, Ali; dan aku adalah ayah mereka sebelum Ali menjadi ayahnya.
Sungguh, mereka berdua adalah penghulu pemuda-pemuda surga, imam-imam pasca ayahnya, Ali; dan aku adalah ayah mereka sebelum Ali menjadi ayahnya.
Katakan secara serentak:”Kami mematuhi perintah Allah, mematuhimu,
Ali, Hasan dan Husain serta para irnarn setelahnya. Mereka adalah
orang¬-orang yang kau ikat hati, jiwa dan lisan kami untuk berjanji
setia, berikrar dan berbai’at lewat tangan Amirul Mukminin (Ali).
Sebagian dari kami membai’atnya dengan tangannya dan sebagian yang lain
dengan pernyataan lisannya. Sungguh kami tidak ingin berpaling darinya
selama-lamanya. Kami jadikan Allah sebagai saksi dan cukuplah Allah
sebagai saksi. Demikian juga engkau (Nabi), semua orang yang patuh pada
Allah, yang hadir dan yang tidak hadir, para malaikat Allah,
tentara-tentara-Nya dan hamba-hamba-Nya, semua adalah saksi-saksi kami.
Namun Allah adalah lebih besar dari semua saksi.”
Wahai umat manusia! Apa yang kalian katakan? Sungguh Allah Maha
Mendengar setiap suara dan Maha Tahu akan setiap jiwa yang tersembunyi.
Barangsiapa memperoleh petunjuk, maka itu adalah keberuntungan bagi
dirinya, dan barangsiapa yang tersesat, maka itu adalah kemalangan bagi
dirinya. Mereka yang berbai ‘at, sebenarnya telah memberikan bai’atnya
kepada Allah; dan tangan Allah berada di atas tangan mereka semua.
(48:10)
Wahal umat manusia! Bertakwalah kalian kepada Allah. Berbai’atlah
kalian kepada Ali Amirul Mukminin, kepada Hasan dan Husain serta para
Imam (keturunannya). Mereka adalah kalimat Thayyibah yang masih sisa di
atas muka bumi ini. Kelak Allah akan membinasakan orang-orang yang
mengkhianati mereka, dan merahmati orang-orang yang setia kepada mereka.
“Barangsiapa melanggar janji dan bai ‘atnya, niscaya itu akan menimpa
dirinya sendiri.” (48:10)
Wahai umat manusia! Ucapkanlah apa yang telah kukatakan kepada
kalian. Salamilah Ali selaku Arnirul Mukminin. Katakanlah: “(Tuhan
kami)! Kami ielah dengar dan akan patuh (pada perintah-Mu). Ampunilah
karni wahai Tuhan karni. Sungguh kepada-Mulah segala sesuatu akan
kernbali. Katakanlah:” Segala puji bagi Allah yang telah membimbing
kalian ke jalan ini. Sungguh, karni tidak akan memperoleh bimbingan
tanpa bimbingan dari Allah.” (7:43)
Wahai umat manusia! Sungguh keutamaan Ali bin Abi Thalib (a.s) di sisi Allah dan yang ada dalarn Al-
Qur’an adalah lebih banyak dari pada yang bisa kusebutkan secara rinci di tempat ini. Siapapun yang meriwayatkannya dan memberitahukannya kepada kalian, maka percayailah dan terimalah ia.
Qur’an adalah lebih banyak dari pada yang bisa kusebutkan secara rinci di tempat ini. Siapapun yang meriwayatkannya dan memberitahukannya kepada kalian, maka percayailah dan terimalah ia.
Wahai umat manusia! barangsiapa patuh pada Allah, Rasul-Nya, Ali dan
para Imam yang telah kusebutkan itu niscaya dia akan lulus dengan hasil
yang amat sangat gemilang.
Wahai umat manusia! Mereka yang segera berangkat memberikan bai’at
kepadanya dan menjadikannya sebagai walinya serta menerirnanya sebagai
Amirul Mukminin, mereka adalah orang-¬orang yang selamat, dan kelak akan
berada di dalam syurga yang penuh nikmat.
Wahai umat manusia! Ucapkanlah kata-kata yang menyebabkan Allah rela
tenhadap kalian. Seandainya kalian dan semua penghuni bumi ini kufur
kepadaNya, niscaya itu tidak akan merugikan-Nya sedikitpun. (3:144)
Yaa Allah! Berikanlah ampunan-Mu kepada orang-orang mukmin, dan murka-Mu kepada orang–orang kafir. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Yaa Allah! Berikanlah ampunan-Mu kepada orang-orang mukmin, dan murka-Mu kepada orang–orang kafir. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Kemudian khalayak menyahut seruan Nabi dan berkata:”Kami telah dengar
dan akan patuh pada perintah Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati,
lidah dan kekuatan kami.”
Mereka kemudian berhimpit-himpitan mengelilingi Nabi dan Ali untuk
bersalaman dan mengulurkan tangan bai ‘atnya kepada Rasulullah (SAW).
Abubakar, kemudian Umar, lalu Usman. Berikutnya adalah orang-orang
Muhajirin, Anshar dan seterusnya sesuai dengan tingkatan martabat mereka
sehinggalah tiba waktu Maghrib. Setelah shalat Maghrib dan lsya’ yang
di jamak dalam satu waktu, mereka kemudian meneruskan ikrar bai’atnya.
Setiap kali orang datang berbai’at, Nabi kemudian berkata: “Segala puji
bagi Allah yang telah mengutamakan kami di atas seluruh penghuni alam
semesta.”
——————————————————————————–
Di sini kami petik nama-nama perawi hadits al-Ghadir di kalangan para sahabat tentang perlantikan ‘Ali AS sebagai khalifah secara langsung selepas Rasulullah SAWW. Sebagaimana sabdanya:’Siapa yang telah menjadikan aku maulanya, maka ‘Ali adalah maulanya.’ Dan semua nama-nama perawi tersebut telah diriwayatkan oleh para ulama Ahlus-Sunnah di dalam buku-buku mereka seperti berikut:
1. Abu Hurairah al-Dausi (w.57/58H). Diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad, VII, hlm. 290. Al-Khawarizmi di dalam Manaqibnya, hlm. 130. Ibn Hajr di dalam Tahdhib al-Tahdhib, VII, hlm. 327.
2. Abu Laila al-Ansari (w. 37H). Diriwayatkan oleh al-Hawarizmi, di dalam Manaqibnya, hlm. 35. Al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 14.
3. Abu Zainab bin ‘Auf al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307. Ibn Hajr di dalam al-Isabah, III, hlm. 408.
4. Abu Fadhalah al-Ansari, sahabat Nabi SAWAW di dalam peperangan Badr. Di antara orang yang memberi penyaksian kepada ‘Ali AS dengan hadith al-Ghadir di hari Rahbah. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307.
5. Abu Qudamah al-Ansari. Di antara orang yang menyahut seruan ‘Ali AS di hari Rahbah. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, V, hlm. 276.
6. Abu ‘Umrah bin ‘Umru bin Muhsin al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307. Di antara yang menjadi saksi kepada ‘Ali AS di hari Rahbah dengan hadith al-Ghadir.
7. Abu l-Haitham bin al-Taihan meninggal dunia di dalam peperangan al-Siffin tahun 37H. Diriwayatkan oleh al-Qadhi di dalam Tarikh Ali Muhammad, hlm. 62.
8. Abu Rafi’ al-Qibti, hamba Rasulullah SAWAW. Diriwayatkan oleh al-Khawarizmi di dalam Maqtal dan Abu Bakr al-Ja’abi di dalam Nakhbnya.
9. Abu Dhuwaib Khuwalid atau Khalid bin Khalid bin Muhrith al-Hazali wafat di dalam pemerintahan Khalifah ‘Uthman. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah, al-Khawarizmi di dalam Maqtal.
10. Abu Bakr bin Abi Qahafah al-Taimi (w.13H). Diriwayatkan oleh Ibn Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah, Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb, al-Mansur al-Razi di dalam kitabnya Hadith al-Ghadir, Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 3 di antara perawi-perawi hadith al-Ghadir.
11. Usamah bin Zaid bin al-Harithah al-Kalbi (w.54H). Diriwayatkan di dalam Hadith al-Wilayah dan Nakhb al-Manaqib.
12. Ubayy bin Ka’ab al-Ansari al-Khazraji (w. 30/32H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi dengan sanad-sanadnya di dalam Nakhb al-Manaqib.
13. As’ad bin Zararah al-Ansari. Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari di dalam Asna al-Matalib, hlm. 4.
14. Asma’ binti Umais al-Khath’amiyyah. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
15. Umm Salmah isteri Nabi SAWAW. Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi al-Mawaddah, hlm. 40.
16. Umm Hani’ binti Abi Talib. Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 40 dan Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dengan sanad-sanadnya.
17. Abu Hamzah Anas bin Malik al-Ansari al-Khazraji hamba Rasulullah SAWAW (w. 93H). Diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikhnya, VII, hlm. 377; Ibn Qutaibah di dalam al-Ma’arif, hlm. 291; al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 114.
18. Al-Barra’ bin ‘Azib al-Ansari al-Ausi (w. 72H). Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, IV, hlm. 281; Ibn Majah di dalam Sunan, I, hlm. 28-29.
19. Baridah bin al-Hasib Abu Sahl al-Aslami (w. 63H). Diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak, III, hlm. 110; al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 114.
20. Abu Sa’id Thabit bin Wadi’ah al-Ansari al-Khazraji al-Madani. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307.
21. Jabir bin Samurah bin Janadah Abu Sulaiman al-Sawa’i (w. 70H). Diriwayatkan oleh al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-Ummal, VI, hlm. 398.
22. Jabir bin Abdullah al-Ansari (w. 73/74H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Abd al-Birr di dalam al-Isti’ab, II, hlm. 473; Ibn Hajr di dalam Tahdhib al-Tadhib, V, hlm. 337.
23. Jabalah bin ‘Umru al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
24. Jubair bin Mut’am bin ‘Adi al-Qurasyi al-Naufali (w. 57/58/59 H). Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 31, 336.
25. Jarir bin ‘Abdullah bin Jabir al-Bajali (w. 51/54 H). Diriwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX, hlm. 106.
26. Abu Dhar Janadah al-Ghaffari (w.31 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah; Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, hlm. 4.
27. Abu Junaidah Janda’ bin ‘Umru bin Mazin al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hlm. 308.
28. Hubbah bin Juwain Abu Qadamah al-’Arani (w. 76-79H). Diriwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX, hlm. 103; al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad, VIII, hlm. 276.
29. Hubsyi bin Janadah al-Jaluli. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307, V, hlm. 203; Ibn Kathir di dalam al-Bidayah wa Nihayah, VI, hlm. 211.
30. Habib bin Badil bin Waraqa’ al-Khaza’i. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hlm. 368; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, I, hlm. 304.
31. Huzaifah bin Usyad Abu Sarihah al-Ghaffari. (w.40/42 H). Diriwayatkan oleh al-Qunduzi al-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 38.
32. Huzaifah al-Yamani (w.36 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 40.
33. Hasan bin Tsabit. Salah seorang penyair al-Ghadir pada abad pertama Hijrah.
34. Imam Mujtaba Hasan bin ‘Ali AS. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb.
35. Imam Husain bin ‘Ali AS. Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Hilyah al-Auliya’, IX, hlm.9.
36. Abu Ayyub Khalid bin Zaid al-Ansari (w.50/51H). Diriwayatkan oleh Muhibuddin al-Tabari di dalam al-Riyadh al-Nadhirah, I, hlm. 169; Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabbah, V, hlm. 6 dan lain-lain.
37. Abu Sulaiman Khalid bin al-Walid al-Mughirah al-Makhzumi (w. 21/22H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb.
38. Khuzaimah bin Thabit al-Ansari Dhu al-Syahadataini (w. 37 H). Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah,III, him. 307 dan lain-lain.
39. Abu Syuraih Khuwailid Ibn Umru al-Khaza’i (w. 68 H). Di antara orang yang menyaksikan Amiru l-Mukminin dengan hadith alGhadir.
40. Rifalah bin Abd aI-Mundhir al-Ansari. Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
41. Zubair bin al-Awwam al-Qurasyi (w. 36 H). Diriwayatkan oieh Syamsuddln al-Jazari ai-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib. him.3.
42. Zaid bin Arqam al-Ansari al-Khazraji (w. 66/68 H). Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya. IV. hIm. 368 dan lain-lain.
43. Abu Sa’ld Zaid bin Thabit (w. 45/48 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib him. 4 dan lain-lain.
44. Zaid Yazid bin Syarahil al-Ansari Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah,, II. hIm. 233; Ibn Hajr di dalam al-Isabah. I. him. 567 dan lain-lain.
45. Zaid bin Abdullah al-Ansari. Diriwayatkan oleh lbn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
46. Abu Ishak Sa’d bin Abi Waqqas (w. 54/56/58 h). Diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak, III, hlm. 116 dan lain-lain.
47. Sa’d bin Janadah al-’Aufi bapa kepada ‘Atiyyah al-’Aufi. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
48. Sad bin Ubadah al-Ansari al-Khazraji (w. 14/15 H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi di dalam Nakhb.
49. Abu Sa’id Sad bin Malik al-Ansari al-Khudri (w. 63/64/65 H). Diriwayatkan oleh al-Khawarizmi di dalam Manaqibnya, hlm. 8; Ibn Kathir di dalam Tafsirnya, II, hlm. 14 dan lain-lain.
50. Sa’id bin Zald al-Qurasyi ‘Adwi (w. 50/5 1 H). Diriwayatkan oleh Ibn al-Maghazili di dalam Manaqibnya.
51. Sa’id bin Sa’d bin ‘Ubadah al-Ansari. Dlriwayatkan oleh Ibn‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
52. Abu ‘Abdullah Salman al-Farisi (w. 36/37 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddln al-Jazari al-Syafl’i di dalam Asna l-Matallb, hlm. 4 dan lain-lain.
53. Abu Muslim Salmah bin ‘Umru bin al-Akwa’ al-Aslami (w.74 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya dl dalam Hadith aI-Wilayah.
54. Abu Sulaiman Samurah bin Jundab al-Fazari (w. 58/59/60 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
55. Sahal bin Hanifal-Ansari al-Awsi (w. 38 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, him. 4 dan lain-lain.
56. Abu ‘Abbas Sahal bin Sa’d al-Ansari al-Khazraji al-Sa’idi (w.
91 H). Diriwayatkan oieh al-Qunduzi 1-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 38 dan lain-lain.
57. Abu Imamah al-Sadiq Ibn ‘Ajalan al-Bahili (w. 86 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalain Hadith al-Wilayah.
58. Dhamirah al-Asadi. Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di daiam Hadith al-Wilayah.
59. Talhah bin ‘Ubaidillah al-Tamimi wafat pada tahun 35 Hijrah di dalam Perang Jamal. Dirlwayatkan oleh al-Mas’udi di dalam Muruj al-Dhahab, II, hlm. 11; al-Hakim didalam al-Mustadrak,III, hlm. 171 dan lain-lain.
60. Amlr bin ‘Umair al-Namiri Diriwayatkan oleh Ibn Hajr di dalam al-Isabah II, hlm. 255.
61. AmIr bin Laila bin Dhumrah. Dirlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hln. 92, dan lain-lain.
62. ‘Amir bin Laila a1-Gbaffari Diriwayatkan oleh Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II, hIm. 257 dan lain-lain.
63. Abu Tupail ‘Amir bin Wathilah. Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, I. hlm. 118; al-Turmudhi di dalam Sahihnya, II, hlm. 298 dan lain-lain.
64. ‘Alsyah binti Abu Bakr bin Abi Qahafah, Isteri Nabi Sawaw Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
65. ‘Abbas bin ‘Abdu l-Muttallib bin Hasyim bapa saudara Nabi Sawaw. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
66. ‘Abdu r-Ráhman bin ‘Abd Rabb al-Ansari. Dirlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd ai-Ghabah, III, hIm. 307; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II, him. 408 dan lain-lain.
67. Abu Muhammad bin ‘Abdu r-Rahman bin Auf al-Qurasyi al-Zuhri (w. 31 H), Diriwayatkan oieh Syamsuddin al-Jazari a!Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 3 dan lain-lain.
68. ‘Abdu r-Rahman bin Ya’mur al-Daili Diriwayatkan oleb Ibn ‘Uqdah dl dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
69. ‘Abdullah bin Abi ‘Abd al-Asad al-Makhzumi. Di riwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
70. ‘Abdullah bin Badil bin Warqa’ Sayyid Khuza’ah. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
71. ‘Abdullah bin Basyir al-Mazini. Dlrlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Had ith al-Wilayah.
72, ‘Abduilah bin Thabit al-Ansari. Dlriwayatkan oleh al-Qadhi didalam Tarikh Ali Muhammad, him. 67.
73. ‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Talib al-Hasyimi (w, 80 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah
74. ‘Abdullah bin Hantab al-Qurasyi al-Makhzumi. Dlrlwayatkanoleh al-Suyuti di dalam Ihya’ al-Mayyit.
75. ‘Abdullah bin Rabi’ah. Dlrlwayatkan oleh al-Khawarizmi didalam Maqtalnya.
76. ‘Abdullah bin ‘Abbas (w. 68 H). Diriwayatkan oleh al-Nasa’i di dalam al-Khasa’is, hlm. 7 dan lain-lain.
77. ‘Abdullah bin Ubayy Aufa ‘Alqamah al-Aslami (w. 86/87 H).
Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah hal.78. Abu ‘Abdu r-Rahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-Khattab al-’Adawi (w. 72/73 H), Dlrlwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’ld, IX, hIm. 106 dan lain-lain,
79. Abu ‘Abdu r-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazali (w. 32 /
33 H). Dlriwayatkan oleh al-Suyuti di dalam al-Durr al-Manthur, II, hlm. 298 dan lain-lain.
80. ‘Abdullah bin Yamil. Dlriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd ol-Ghabah,III, him. 274; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II,hlm. 382 dan lain-lain.
81. ‘Uthman bin ‘Affan (w. 35 H). Dirilwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
82. ‘Ubaid bin ‘Azib al-Ansari, saudara al-Bara’ bin ‘Azib. Di antara orang yang membuat penyaksian kepada ‘Ali A.S. di Rahbah. Dirlwayatkan oleh Ibn al-AthIr di dalam Usd al-Ghabah, III, him.
307.
83. Abu Tarif Adi bin Hatim (w. 68 H). Diriwayatkan oieh al-Qunduzi al-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, him. 38
dan lain-lain.
84. ‘Atiyyah bin Basr al-Mazini. Diriwayatkan oleh lbn ‘Uqdah di dalam Had ith al-Wilayah.
85. ‘Uqbah bin Amir al-Jauhani. Diriwayatkan al-Qadh di dalam
Tarikh Ali Muhammad, him. 68.
86. Amiru l-Mukminin ‘Ali bin Abi Talib A.S. Diriwayatkan oieh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, I, hlm. 152: al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX. him. 107; al-Suyuti di dalam Tarlkh al-Khulafa’ , him. 114; Ibn Hajr di dalam Tahdhlb al-Tahdhlb, VII, him. 337; Ibn Kathir dl dalain al-Bidayah wa al-Nihayah. V. him. 211 dan lain-lain.
87. Abu Yaqzan ‘Ammar bin Yasir (w. 37 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalain Asna al-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
88. ‘Ammarah al-Khazraji al-Ansari. Dlrlwayatkan oieh al-Halthami dl dalam MaJma’ al-Zawa’ld, IX, him. 107 dan lain-lain.
89. ‘Umar bin Abi Salmah bin ‘Abd al-Asad al-Makhzumi (w. 83 H).
Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
90. ‘Umar bin al-Khattab (w. 23 H). Diriwayatkan oleh Muhibbuddin al-Tabari dl dalam al-Rlyadh aI-Nadhirah, H, him. 161; Ibn Kathir di dalam al-Bidayah wa al-Nihayah. VII. Mm. 349 dan lain-lain.
91. Abu Najid ‘Umran bin Hasin al-Khuza’i (w. 52 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin ai-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib. him. 4 dan lain-lain.
92. Umru bin al-Humq al-Khuza’i al-Kufi (w. 50 H). Diriwayatkan oieh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
93. ‘Umru bin Syarhabil. Dlrlwayatkan oleh aI-Khawarizmi di dalain Maqtalnya.
94. ‘Umru bin al-Asi Diriwayatkan oleh Ibn Qutaibah di dalam al-Imamah wa al-Slyasah, him. 93 dan lain-lain.
95. ‘Umru bin Murrah al-Juhani Abu Talhah atau Abu Maryam. Diriwayatkan oleh al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-’Ummal, VI, him. 154 dan lain-lain.
96. Al.Siddiqah Fatimah binti Nabi Sawaw. Dlriwayatkan oieh Ibn
‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
97. Fatimah binti Hamzah bin ‘Abdu l-Muttalib. Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
98. Qais bin Thabit bin Syamas al-Ansari Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hIm. 368; lbn Hajr di dalam al-Isabah, I. him. 305 dan lain-lain.
99. Qais bin Sa’d bin ‘Ubadah al-Ansari al-Khazraji. Dlrlwayatkan oleh Ibn Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
100. Abu Muhammad Ka’ab bin ‘Ajrah al-Ansari al-Madani (w.5 1 H). Dlrlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
101. Abu Sulaiman Malik bin al-Huwairath al-Laithi (w. 84 H) Dirtwayatkan oleh al-Suyutl di dalam Tarikh al -Khulafa’ , hlm. 114 dan lain-lain.
102. A1-Miqdad bin ‘Umry al-Kindi al-Zuhrl (w. 33 H). Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
103. Najiah bin ‘Umru al-Khuzai. Dlrlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, V. him. 6; Ibn Hajr di dalain al-Isabah,III, hlm. 542 dan lain-lain.
104. Abu Barzah Fadhiah bin ‘Utbah al-Aslami (w. 65 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
105. Na’mar bin ‘Ajalan al-Ansari. Diriwayatkan oleh al-Qadhi di
daiam Tarikh Ali Muhammad, him. 68 dan lain-lain.
106. Hasyim al-Mirqal Ibn ‘Utbah bin Abi Waqqas al-Zuhrl (w. 37 H). Dlrlwayatkan oieh Ibn al-Athir dl dalam Usd al-Ghabah, I, him. 366; Ibn Hajr di dalam aI-Isabah, 1, hlm. 305.
107. Abu Wasmah Wahsyiy bin Harb al-Habsyl al-Hamsi. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dl dalam Hadith al-Wilayah.
108. Wahab bin Hamzah. Diriwayatkan oieh al-Khawarizmi pada Fasal Keempat di dalam Maqtalnya.
109. Abu Juhallah Wahab bin Abdullah al-Suwa’i(w. 74 H). Dinwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
110. Abu Murazim Ya’li bin Murrah bin Wahab al-Thaqali. Diniwayatkan oleh Ibn al-Athir dl dalam Usd aI-Ghabah. II. him. 233; Ibn Hair di dalam aI-Isabah, Ill, him. 542.
Demikian dikemukakan kepada kalian 110 perawi-perawl hadits al-Ghadir dikalangan para sahabat mengenal perlantikan ‘Ali A.S. sebagai khalifah secara langsung selepas Rasulullah Saww, oleh ularna-ulama Ahlus-Sunnah di dalam buku-buku mereka. Oleh karena Itu hadits ini sudah mencapai ke peringkat mutawatir. Kemudian diikuti pula oleh 84 perawl-perawi dari golongan para Tabi’in yang merlwayatkan hadits al-Ghadir serta 360 perawl-perawi di kalangan para ulama Sunnah yang meriwayatkan hadits tersebut di dalam buku-buku mereka. Malah terdapat 26 pengarang dari kalangan para ulama Ahlus-Sunnah yang mengarang buku-buku tentang hadis al-Ghadir. Untuk keterangan lebih lanjut silakan rujuk al-Amini, al-Ghadlr, I. hlm. 14 – 158.
Di sini kami petik nama-nama perawi hadits al-Ghadir di kalangan para sahabat tentang perlantikan ‘Ali AS sebagai khalifah secara langsung selepas Rasulullah SAWW. Sebagaimana sabdanya:’Siapa yang telah menjadikan aku maulanya, maka ‘Ali adalah maulanya.’ Dan semua nama-nama perawi tersebut telah diriwayatkan oleh para ulama Ahlus-Sunnah di dalam buku-buku mereka seperti berikut:
1. Abu Hurairah al-Dausi (w.57/58H). Diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad, VII, hlm. 290. Al-Khawarizmi di dalam Manaqibnya, hlm. 130. Ibn Hajr di dalam Tahdhib al-Tahdhib, VII, hlm. 327.
2. Abu Laila al-Ansari (w. 37H). Diriwayatkan oleh al-Hawarizmi, di dalam Manaqibnya, hlm. 35. Al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 14.
3. Abu Zainab bin ‘Auf al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307. Ibn Hajr di dalam al-Isabah, III, hlm. 408.
4. Abu Fadhalah al-Ansari, sahabat Nabi SAWAW di dalam peperangan Badr. Di antara orang yang memberi penyaksian kepada ‘Ali AS dengan hadith al-Ghadir di hari Rahbah. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307.
5. Abu Qudamah al-Ansari. Di antara orang yang menyahut seruan ‘Ali AS di hari Rahbah. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, V, hlm. 276.
6. Abu ‘Umrah bin ‘Umru bin Muhsin al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307. Di antara yang menjadi saksi kepada ‘Ali AS di hari Rahbah dengan hadith al-Ghadir.
7. Abu l-Haitham bin al-Taihan meninggal dunia di dalam peperangan al-Siffin tahun 37H. Diriwayatkan oleh al-Qadhi di dalam Tarikh Ali Muhammad, hlm. 62.
8. Abu Rafi’ al-Qibti, hamba Rasulullah SAWAW. Diriwayatkan oleh al-Khawarizmi di dalam Maqtal dan Abu Bakr al-Ja’abi di dalam Nakhbnya.
9. Abu Dhuwaib Khuwalid atau Khalid bin Khalid bin Muhrith al-Hazali wafat di dalam pemerintahan Khalifah ‘Uthman. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah, al-Khawarizmi di dalam Maqtal.
10. Abu Bakr bin Abi Qahafah al-Taimi (w.13H). Diriwayatkan oleh Ibn Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah, Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb, al-Mansur al-Razi di dalam kitabnya Hadith al-Ghadir, Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 3 di antara perawi-perawi hadith al-Ghadir.
11. Usamah bin Zaid bin al-Harithah al-Kalbi (w.54H). Diriwayatkan di dalam Hadith al-Wilayah dan Nakhb al-Manaqib.
12. Ubayy bin Ka’ab al-Ansari al-Khazraji (w. 30/32H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi dengan sanad-sanadnya di dalam Nakhb al-Manaqib.
13. As’ad bin Zararah al-Ansari. Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari di dalam Asna al-Matalib, hlm. 4.
14. Asma’ binti Umais al-Khath’amiyyah. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
15. Umm Salmah isteri Nabi SAWAW. Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi al-Mawaddah, hlm. 40.
16. Umm Hani’ binti Abi Talib. Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 40 dan Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dengan sanad-sanadnya.
17. Abu Hamzah Anas bin Malik al-Ansari al-Khazraji hamba Rasulullah SAWAW (w. 93H). Diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikhnya, VII, hlm. 377; Ibn Qutaibah di dalam al-Ma’arif, hlm. 291; al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 114.
18. Al-Barra’ bin ‘Azib al-Ansari al-Ausi (w. 72H). Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, IV, hlm. 281; Ibn Majah di dalam Sunan, I, hlm. 28-29.
19. Baridah bin al-Hasib Abu Sahl al-Aslami (w. 63H). Diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak, III, hlm. 110; al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 114.
20. Abu Sa’id Thabit bin Wadi’ah al-Ansari al-Khazraji al-Madani. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307.
21. Jabir bin Samurah bin Janadah Abu Sulaiman al-Sawa’i (w. 70H). Diriwayatkan oleh al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-Ummal, VI, hlm. 398.
22. Jabir bin Abdullah al-Ansari (w. 73/74H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Abd al-Birr di dalam al-Isti’ab, II, hlm. 473; Ibn Hajr di dalam Tahdhib al-Tadhib, V, hlm. 337.
23. Jabalah bin ‘Umru al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
24. Jubair bin Mut’am bin ‘Adi al-Qurasyi al-Naufali (w. 57/58/59 H). Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 31, 336.
25. Jarir bin ‘Abdullah bin Jabir al-Bajali (w. 51/54 H). Diriwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX, hlm. 106.
26. Abu Dhar Janadah al-Ghaffari (w.31 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah; Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, hlm. 4.
27. Abu Junaidah Janda’ bin ‘Umru bin Mazin al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hlm. 308.
28. Hubbah bin Juwain Abu Qadamah al-’Arani (w. 76-79H). Diriwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX, hlm. 103; al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad, VIII, hlm. 276.
29. Hubsyi bin Janadah al-Jaluli. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307, V, hlm. 203; Ibn Kathir di dalam al-Bidayah wa Nihayah, VI, hlm. 211.
30. Habib bin Badil bin Waraqa’ al-Khaza’i. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hlm. 368; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, I, hlm. 304.
31. Huzaifah bin Usyad Abu Sarihah al-Ghaffari. (w.40/42 H). Diriwayatkan oleh al-Qunduzi al-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 38.
32. Huzaifah al-Yamani (w.36 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 40.
33. Hasan bin Tsabit. Salah seorang penyair al-Ghadir pada abad pertama Hijrah.
34. Imam Mujtaba Hasan bin ‘Ali AS. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb.
35. Imam Husain bin ‘Ali AS. Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Hilyah al-Auliya’, IX, hlm.9.
36. Abu Ayyub Khalid bin Zaid al-Ansari (w.50/51H). Diriwayatkan oleh Muhibuddin al-Tabari di dalam al-Riyadh al-Nadhirah, I, hlm. 169; Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabbah, V, hlm. 6 dan lain-lain.
37. Abu Sulaiman Khalid bin al-Walid al-Mughirah al-Makhzumi (w. 21/22H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb.
38. Khuzaimah bin Thabit al-Ansari Dhu al-Syahadataini (w. 37 H). Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah,III, him. 307 dan lain-lain.
39. Abu Syuraih Khuwailid Ibn Umru al-Khaza’i (w. 68 H). Di antara orang yang menyaksikan Amiru l-Mukminin dengan hadith alGhadir.
40. Rifalah bin Abd aI-Mundhir al-Ansari. Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
41. Zubair bin al-Awwam al-Qurasyi (w. 36 H). Diriwayatkan oieh Syamsuddln al-Jazari ai-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib. him.3.
42. Zaid bin Arqam al-Ansari al-Khazraji (w. 66/68 H). Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya. IV. hIm. 368 dan lain-lain.
43. Abu Sa’ld Zaid bin Thabit (w. 45/48 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib him. 4 dan lain-lain.
44. Zaid Yazid bin Syarahil al-Ansari Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah,, II. hIm. 233; Ibn Hajr di dalam al-Isabah. I. him. 567 dan lain-lain.
45. Zaid bin Abdullah al-Ansari. Diriwayatkan oleh lbn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
46. Abu Ishak Sa’d bin Abi Waqqas (w. 54/56/58 h). Diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak, III, hlm. 116 dan lain-lain.
47. Sa’d bin Janadah al-’Aufi bapa kepada ‘Atiyyah al-’Aufi. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
48. Sad bin Ubadah al-Ansari al-Khazraji (w. 14/15 H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi di dalam Nakhb.
49. Abu Sa’id Sad bin Malik al-Ansari al-Khudri (w. 63/64/65 H). Diriwayatkan oleh al-Khawarizmi di dalam Manaqibnya, hlm. 8; Ibn Kathir di dalam Tafsirnya, II, hlm. 14 dan lain-lain.
50. Sa’id bin Zald al-Qurasyi ‘Adwi (w. 50/5 1 H). Diriwayatkan oleh Ibn al-Maghazili di dalam Manaqibnya.
51. Sa’id bin Sa’d bin ‘Ubadah al-Ansari. Dlriwayatkan oleh Ibn‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
52. Abu ‘Abdullah Salman al-Farisi (w. 36/37 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddln al-Jazari al-Syafl’i di dalam Asna l-Matallb, hlm. 4 dan lain-lain.
53. Abu Muslim Salmah bin ‘Umru bin al-Akwa’ al-Aslami (w.74 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya dl dalam Hadith aI-Wilayah.
54. Abu Sulaiman Samurah bin Jundab al-Fazari (w. 58/59/60 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
55. Sahal bin Hanifal-Ansari al-Awsi (w. 38 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, him. 4 dan lain-lain.
56. Abu ‘Abbas Sahal bin Sa’d al-Ansari al-Khazraji al-Sa’idi (w.
91 H). Diriwayatkan oieh al-Qunduzi 1-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 38 dan lain-lain.
57. Abu Imamah al-Sadiq Ibn ‘Ajalan al-Bahili (w. 86 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalain Hadith al-Wilayah.
58. Dhamirah al-Asadi. Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di daiam Hadith al-Wilayah.
59. Talhah bin ‘Ubaidillah al-Tamimi wafat pada tahun 35 Hijrah di dalam Perang Jamal. Dirlwayatkan oleh al-Mas’udi di dalam Muruj al-Dhahab, II, hlm. 11; al-Hakim didalam al-Mustadrak,III, hlm. 171 dan lain-lain.
60. Amlr bin ‘Umair al-Namiri Diriwayatkan oleh Ibn Hajr di dalam al-Isabah II, hlm. 255.
61. AmIr bin Laila bin Dhumrah. Dirlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hln. 92, dan lain-lain.
62. ‘Amir bin Laila a1-Gbaffari Diriwayatkan oleh Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II, hIm. 257 dan lain-lain.
63. Abu Tupail ‘Amir bin Wathilah. Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, I. hlm. 118; al-Turmudhi di dalam Sahihnya, II, hlm. 298 dan lain-lain.
64. ‘Alsyah binti Abu Bakr bin Abi Qahafah, Isteri Nabi Sawaw Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
65. ‘Abbas bin ‘Abdu l-Muttallib bin Hasyim bapa saudara Nabi Sawaw. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
66. ‘Abdu r-Ráhman bin ‘Abd Rabb al-Ansari. Dirlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd ai-Ghabah, III, hIm. 307; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II, him. 408 dan lain-lain.
67. Abu Muhammad bin ‘Abdu r-Rahman bin Auf al-Qurasyi al-Zuhri (w. 31 H), Diriwayatkan oieh Syamsuddin al-Jazari a!Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 3 dan lain-lain.
68. ‘Abdu r-Rahman bin Ya’mur al-Daili Diriwayatkan oleb Ibn ‘Uqdah dl dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
69. ‘Abdullah bin Abi ‘Abd al-Asad al-Makhzumi. Di riwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
70. ‘Abdullah bin Badil bin Warqa’ Sayyid Khuza’ah. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
71. ‘Abdullah bin Basyir al-Mazini. Dlrlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Had ith al-Wilayah.
72, ‘Abduilah bin Thabit al-Ansari. Dlriwayatkan oleh al-Qadhi didalam Tarikh Ali Muhammad, him. 67.
73. ‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Talib al-Hasyimi (w, 80 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah
74. ‘Abdullah bin Hantab al-Qurasyi al-Makhzumi. Dlrlwayatkanoleh al-Suyuti di dalam Ihya’ al-Mayyit.
75. ‘Abdullah bin Rabi’ah. Dlrlwayatkan oleh al-Khawarizmi didalam Maqtalnya.
76. ‘Abdullah bin ‘Abbas (w. 68 H). Diriwayatkan oleh al-Nasa’i di dalam al-Khasa’is, hlm. 7 dan lain-lain.
77. ‘Abdullah bin Ubayy Aufa ‘Alqamah al-Aslami (w. 86/87 H).
Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah hal.78. Abu ‘Abdu r-Rahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-Khattab al-’Adawi (w. 72/73 H), Dlrlwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’ld, IX, hIm. 106 dan lain-lain,
79. Abu ‘Abdu r-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazali (w. 32 /
33 H). Dlriwayatkan oleh al-Suyuti di dalam al-Durr al-Manthur, II, hlm. 298 dan lain-lain.
80. ‘Abdullah bin Yamil. Dlriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd ol-Ghabah,III, him. 274; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II,hlm. 382 dan lain-lain.
81. ‘Uthman bin ‘Affan (w. 35 H). Dirilwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
82. ‘Ubaid bin ‘Azib al-Ansari, saudara al-Bara’ bin ‘Azib. Di antara orang yang membuat penyaksian kepada ‘Ali A.S. di Rahbah. Dirlwayatkan oleh Ibn al-AthIr di dalam Usd al-Ghabah, III, him.
307.
83. Abu Tarif Adi bin Hatim (w. 68 H). Diriwayatkan oieh al-Qunduzi al-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, him. 38
dan lain-lain.
84. ‘Atiyyah bin Basr al-Mazini. Diriwayatkan oleh lbn ‘Uqdah di dalam Had ith al-Wilayah.
85. ‘Uqbah bin Amir al-Jauhani. Diriwayatkan al-Qadh di dalam
Tarikh Ali Muhammad, him. 68.
86. Amiru l-Mukminin ‘Ali bin Abi Talib A.S. Diriwayatkan oieh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, I, hlm. 152: al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX. him. 107; al-Suyuti di dalam Tarlkh al-Khulafa’ , him. 114; Ibn Hajr di dalam Tahdhlb al-Tahdhlb, VII, him. 337; Ibn Kathir dl dalain al-Bidayah wa al-Nihayah. V. him. 211 dan lain-lain.
87. Abu Yaqzan ‘Ammar bin Yasir (w. 37 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalain Asna al-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
88. ‘Ammarah al-Khazraji al-Ansari. Dlrlwayatkan oieh al-Halthami dl dalam MaJma’ al-Zawa’ld, IX, him. 107 dan lain-lain.
89. ‘Umar bin Abi Salmah bin ‘Abd al-Asad al-Makhzumi (w. 83 H).
Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
90. ‘Umar bin al-Khattab (w. 23 H). Diriwayatkan oleh Muhibbuddin al-Tabari dl dalam al-Rlyadh aI-Nadhirah, H, him. 161; Ibn Kathir di dalam al-Bidayah wa al-Nihayah. VII. Mm. 349 dan lain-lain.
91. Abu Najid ‘Umran bin Hasin al-Khuza’i (w. 52 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin ai-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib. him. 4 dan lain-lain.
92. Umru bin al-Humq al-Khuza’i al-Kufi (w. 50 H). Diriwayatkan oieh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
93. ‘Umru bin Syarhabil. Dlrlwayatkan oleh aI-Khawarizmi di dalain Maqtalnya.
94. ‘Umru bin al-Asi Diriwayatkan oleh Ibn Qutaibah di dalam al-Imamah wa al-Slyasah, him. 93 dan lain-lain.
95. ‘Umru bin Murrah al-Juhani Abu Talhah atau Abu Maryam. Diriwayatkan oleh al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-’Ummal, VI, him. 154 dan lain-lain.
96. Al.Siddiqah Fatimah binti Nabi Sawaw. Dlriwayatkan oieh Ibn
‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
97. Fatimah binti Hamzah bin ‘Abdu l-Muttalib. Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
98. Qais bin Thabit bin Syamas al-Ansari Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hIm. 368; lbn Hajr di dalam al-Isabah, I. him. 305 dan lain-lain.
99. Qais bin Sa’d bin ‘Ubadah al-Ansari al-Khazraji. Dlrlwayatkan oleh Ibn Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
100. Abu Muhammad Ka’ab bin ‘Ajrah al-Ansari al-Madani (w.5 1 H). Dlrlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
101. Abu Sulaiman Malik bin al-Huwairath al-Laithi (w. 84 H) Dirtwayatkan oleh al-Suyutl di dalam Tarikh al -Khulafa’ , hlm. 114 dan lain-lain.
102. A1-Miqdad bin ‘Umry al-Kindi al-Zuhrl (w. 33 H). Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
103. Najiah bin ‘Umru al-Khuzai. Dlrlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, V. him. 6; Ibn Hajr di dalain al-Isabah,III, hlm. 542 dan lain-lain.
104. Abu Barzah Fadhiah bin ‘Utbah al-Aslami (w. 65 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
105. Na’mar bin ‘Ajalan al-Ansari. Diriwayatkan oleh al-Qadhi di
daiam Tarikh Ali Muhammad, him. 68 dan lain-lain.
106. Hasyim al-Mirqal Ibn ‘Utbah bin Abi Waqqas al-Zuhrl (w. 37 H). Dlrlwayatkan oieh Ibn al-Athir dl dalam Usd al-Ghabah, I, him. 366; Ibn Hajr di dalam aI-Isabah, 1, hlm. 305.
107. Abu Wasmah Wahsyiy bin Harb al-Habsyl al-Hamsi. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dl dalam Hadith al-Wilayah.
108. Wahab bin Hamzah. Diriwayatkan oieh al-Khawarizmi pada Fasal Keempat di dalam Maqtalnya.
109. Abu Juhallah Wahab bin Abdullah al-Suwa’i(w. 74 H). Dinwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
110. Abu Murazim Ya’li bin Murrah bin Wahab al-Thaqali. Diniwayatkan oleh Ibn al-Athir dl dalam Usd aI-Ghabah. II. him. 233; Ibn Hair di dalam aI-Isabah, Ill, him. 542.
Demikian dikemukakan kepada kalian 110 perawi-perawl hadits al-Ghadir dikalangan para sahabat mengenal perlantikan ‘Ali A.S. sebagai khalifah secara langsung selepas Rasulullah Saww, oleh ularna-ulama Ahlus-Sunnah di dalam buku-buku mereka. Oleh karena Itu hadits ini sudah mencapai ke peringkat mutawatir. Kemudian diikuti pula oleh 84 perawl-perawi dari golongan para Tabi’in yang merlwayatkan hadits al-Ghadir serta 360 perawl-perawi di kalangan para ulama Sunnah yang meriwayatkan hadits tersebut di dalam buku-buku mereka. Malah terdapat 26 pengarang dari kalangan para ulama Ahlus-Sunnah yang mengarang buku-buku tentang hadis al-Ghadir. Untuk keterangan lebih lanjut silakan rujuk al-Amini, al-Ghadlr, I. hlm. 14 – 158.
0 komentar:
Posting Komentar