Kitab Ucapan Salam 1. Pengendara sepatutnya mengucapkan salam kepada
pejalan kaki dan kelompok yang beranggota lebih sedikit mengucapkan
salam kepada kelompok yang beranggota lebih banyak · Hadis
riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Seorang pengendara hendaknya
mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan
salam kepada orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit
mengucapkan salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak. (Shahih
Muslim No.4019) 2. Di antara hak muslim terhadap muslim lain adalah
menjawab salam · Hadis riwayat Abu Hurairah
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
bersabda: Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya
yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, memenuhi
undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah. (Shahih Muslim
No.4022) 3. Larangan memulai salam kepada Ahli Kitab dan cara
menjawab salam mereka · Hadis riwayat Anas bin Malik
Radhiyallahu’anhu: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda:
Apabila Ahli Kitab mengucapkan salam kepadamu, maka jawablah:
Wa`alaikum. (Shahih Muslim No.4024) · Hadis riwayat Ibnu Umar
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. bersabda: Sesungguhnya orang Yahudi itu bila mengucapkan
salam kepada kalian mereka mengucapkan: “Assaamu `alaikum” ( kematian
atas kalian), maka jawablah dengan: “Wa`alaka” (semoga menipa kamu).
(Shahih Muslim No.4026) · Hadis riwayat Aisyah
Radhiyallahu’anhu: Sekelompok orang Yahudi meminta izin untuk menemui
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. lalu mereka mengucapkan:
“Assaamu `alaikum” ( kematian atas kalian). Aisyah menyahut: “Bal
`alaikumus saam” ( sebaliknya semoga kalianlah yang mendapatkan
kematian). Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menegur: Hai
Aisyah, Sesungguhnya Allah menyukai keramahan dalam segala hal. Aisyah
berkata: Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan? Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Aku telah menjawab: “Wa
`alakum” (semoga menimpa kalian). (Shahih Muslim No. 4027) 4.
Mengucapkan salam kepada anak kecil · Hadis riwayat Anas bin
Malik Radhiyallahu’anhu: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
pernah melewati anak-anak lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka.
(Shahih Muslim No. 4031) 5. Wanita boleh keluar untuk memenuhi
kebutuhan manusia · Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu,
ia berkata: Saudah keluar setelah diwajibkan hijab atasnya untuk
memenuhi suatu keperluannya. Dia adalah seorang wanita yang bertubuh
besar melebihi wanita-wanita yang lain sehingga mudah dibedakan bagi
orang mengenalnya. Kemudian Umar bin Khathab melihatnya lalu berkata:
Hai Saudah! Demi Allah, bagaimanapun kamu pasti kami kenali maka
perhatikanlah cara kamu keluar rumah! Ia melanjutkan: Lalu berbaliklah
Saudah untuk segera pulang sementara Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. berada di rumahku sedang menyantap makan malam dengan tulang
yang masih di tangannya. Ketika itulah Saudah masuk dan mengadu: Ya
Rasulullah! Aku baru saja keluar. Lalu Umar bin Khathab menegurku
begini dan begini. Ia melanjutkan (Aisyah): Kemudian diwahyukan kepada
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. (ayat ke 59 surat Al-Ahzab)
pada saat tulang masih berada di tangan beliau yang belum beliau
letakkan. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya telah diizinkan bagi
kalian, kaum wanita, untuk keluar memenuhi keperluan kalian. (Shahih
Muslim No.4034) 6. Haram berduaan dengan lawan jenis dan menemuinya ·
Hadis riwayat Uqbah bin Amir Radhiyallahu’anhu: Bahwa
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Hindarkanlah diri
kalian masuk menemui wanita. Seorang sahabat Ansar bertanya: Ya
Rasulullah, bagaimana kalau ipar? Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. bersabda: Ipar itu maut (lebih mengkhawatirkan). (Shahih
Muslim No.4037) 7. Menerangkan bahwa bagi orang yang terlihat berduaan
dengan seorang perempuan sedangkan perempuan itu adalah istrinya atau
muhrimnya disunatkan mengatakan “ini Fulanah” untuk menghindari
prasangka buruk terhadapnya · Hadis riwayat Shafiyah binti
Huyaiy Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Suatu malam ketika Nabi
Shallallahu alaihi wassalam. sedang beriktikaf, aku datang mengunjungi
beliau untuk mengajak bicaRadhiyallahu’anhu Setelah itu aku pun
bangkit berdiri untuk pulang dan Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. ikut berdiri untuk mengantarkanku. Tempat tinggal Shafiyah
adalah di rumah Usamah bin Zaid. Tiba-tiba lewat dua orang Ansar.
Tatkala mereka melihat Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mereka
mempercepat jalan mereka lalu Nabi Shallallahu alaihi wassalam.
berseru: Tunggulah! Dia adalah Shafiyah binti Huyaiy. Mereka berdua
segera menyahut: Maha suci Allah, ya Rasulullah! Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya setan itu berada di dalam
aliran darah tubuh manusia dan aku khawatir akan menimbulkan prasangka
buruk di hati kalian atau mengatakan sesuatu. (Shahih Muslim No.4041)
8. Orang yang datang ke suatu majlis dan menemukan tempat kosong,
dia boleh duduk di sana, bila tidak maka hendaklah dia duduk di
belakang orang-orang yang sudah terlebih dahulu hadir · Hadis
riwayat Abu Waqid Al-Laitsi Radhiyallahu’anhu: Bahwa ketika Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. sedang duduk di mesjid bersama para
sahabat, tiba-tiba muncullah tiga orang. Yang dua orang datang
menghampiri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedangkan yang
satu lagi berlalu pergi. Ia berkata: Kemudian keduanya berdiri di
hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. lalu yang satu melihat
tempat kosong di antara lingkaran orang maka duduklah ia di sana.
Adapun yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Sementara itu orang
yang ketiga, telah pergi. Setelah Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. selesai, beliau bersabda: Tidak inginkah kalian aku
beritahukan tentang ketiga orang tadi? Seorang di antara mereka telah
berlindung kepada Allah, maka Allah memberikan perlindungan kepadanya.
Sedangkan yang lain malu, maka Allah pun malu kepadanya. Adapun orang
yang ketiga ia telah berpaling, maka Allah pun berpaling darinya.
(Shahih Muslim No. 4042) 9. Haram mengusir orang dari tempat duduknya
untuk diambil alih · Hadis riwayat Ibnu Umar
Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bahwa Beliau
bersabda: Jangan sekali- kali seorang di antara kalian membuat orang
lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduk di tempat itu. (
Shahih Muslim No.4043) 10. Larangan bagi lelaki banci ( waria) masuk
menemui wanita lain · Hadis riwayat Ummu Salamah
Radhiyallahu’anhu: Bahwa seorang lelaki banci berada di rumah (rumah
Ummu Salamah) ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang di
rumah. Orang itu berkata kepada saudara Ummu Salamah: Hai Abdullah
bin Abu Umayah! Jika Allah menolong kalian menaklukan Thaif besok,
maka akan kutunjukkan kepadamu anak perempuan Ghailan. Dia menghadap
dengan empat lipatan perut dan mundur dengan delapan lipatan perut (
sangat gemuk). Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
mendengar ucapan itu, beliau bersabda: Janganlah mereka itu masuk ke
tempat kalian. (Shahih Muslim No. 4048) 11. Boleh memboncengkan wanita
lain yang kepayahan di jalan · Hadis riwayat Asma binti Abu
Bakar Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Zubair mengawiniku sedangkan ia
tidak memiliki harta atau hamba sahaya atau apapun kecuali kudanya.
Akulah yang memberi makan kudanya, mencukupi bahan makanannya,
mengurusnya, menumbukkan biji bagi hewan penyiramnya, memberinya
makan, memberi minum, menjahitkan timbanya dan membuatkan adonan
rotinya. Tetapi, aku tidak pandai membuat roti karena itu wanita Ansar
tetanggakulah yang membuatkan roti untukku. Mereka adalah para wanita
yang jujur. Ia berkata: Aku biasa memindahkan biji kurma dari tanah
Zubair yang diberikan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dengan
memanggulnya di atas kepalaku yang berjarak kira-kira duapertiga
farsakh (1 farsakh = 3 mil). Ia berkata lagi: Suatu hari aku datang
membawa biji kurma di atas kepalaku lalu bertemu dengan Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. beserta beberapa orang sahabat. Beliau
memanggilku, kemudian mengucap: Ikh, ikh (ucapan untuk menderumkan
untanya). Beliau bermaksud memboncengku di belakangnya. Asma berkata:
Aku merasa malu dan aku tahu kecemburuanmu. Zubair berkata: Demi Allah!
Engkau memanggul biji kurma di atas kepala adalah lebih berat daripada
engkau menunggang bersama beliau. Ia berkata: Sampai Abu Bakar
Radhiyallahu’anhu mengirimkan seorang pembantu yang mengambil alih
pengurusan kuda, seakan-akan ia telah membebaskanku. (Shahih Muslim
No.4050) 12. Haram dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan orang
ketiga dengan tidak mendapatkan ridhanya · Hadis riwayat
Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
bersabda: Apabila terdapat tiga orang, maka janganlah dua orang ( di
antara mereka) berbisik-bisik tanpa menyertakan yang lain. (Shahih
Muslim No.4052) · Hadis riwayat Abdullah bin Masud
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
bersabda: Apabila kalian bertiga orang, maka janganlah dua orang
berbisik-bisik tanpa menyertakan seorang yang lain sehingga kamu dapat
bergaul dengan manusia, karena dapat membuatnya sedih. (Shahih Muslim
No.4053) 13. Berobat, sakit dan menjampi · Hadis riwayat Abu
Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. bersabda: Pandangan mata yang hasut itu adalah hak (benar). (
Shahih Muslim No.4057) 14. Sihir · Hadis riwayat Aisyah
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Seorang Yahudi Bani Zuraiq yang bernama
Labied bin Al-A`sham pernah menyihir Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. Ia berkata: Sehingga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
membayangkan seolah-olah melakukan sesuatu padahal beliau tidak
melakukannya. Sampai pada suatu hari atau suatu malam, Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. berdoa dan terus berdoa, kemudian
berkata: Hai Aisyah, apakah engkau merasa bahwa Allah memberiku
petunjuk mengenai apa yang aku tanyakan kepada-Nya? Dua malaikat telah
datang kepadaku. Salah satu di antaranya duduk di samping kepalaku,
sedangkan yang lain di dekat kakiku. Malaikat yang berada di samping
kepalaku berkata kepada malaikat yang berada di dekat kakiku atau
sebaliknya: Sakit apa orang ini? Yang ditanya menjawab: Tersihir. Yang
satu bertanya lagi: Siapakah yang menyihirnya? Yang lain menjawab:
Labied bin Al-A`sham. Yang satunya bertanya: Di mana sihir itu
ditempatkan? Yang lain menjawab: Pada sisir dan rontokan rambut yang
berada di sisir itu serta kantong mayang kurma jantan. Yang satu
bertanya: Di mana benda itu diletakkan? Yang lain menjawab: Di dalam
sumur Dzu Arwan. Aisyah melanjutkan: Lalu Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. datang ke sumur itu bersama beberapa orang sahabat
beliau kemudian beliau bersabda: Hai Aisyah, demi Allah, air sumur itu
laksana perasan inai (yakni berwarna kuning kemerah-merahan),
sedangkan pohon kurma yang ada di sana bagaikan kepala-kepala setan.
Aku (Aisyah) bertanya: Ya Rasulullah, apakah engkau tidak membakar saja
benda itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Tidak.
Mengenai diriku, Allah telah berkenan menyembuhkanku. Dan aku tidak
suka membuat masyarakat menjadi resah. Karena itu, aku menyuruh
memendamnya. (Shahih Muslim No. 4059) 15. Racun · Hadis
riwayat Anas Radhiyallahu’ anhu: Bahwa seorang perempuan Yahudi datang
kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dengan membawa hidangan
daging kambing yang telah diracuni kemudian Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. memakan sebagiannya. Lalu perempuan itu dihadapkan
kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan ditanyakan tentang
perbuatannya tersebut, dia menjawab: Aku memang bermaksud hendak
membunuhmu. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Allah
tidak akan memberikan kekuasaan kepadamu untuk melakukan hal itu.
Menurut satu riwayat, ada tambahan kalimat terhadapku. Para sahabat
bertanya: Bolehkah kami membunuh perempuan ini? Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. bersabda: Jangan! Anas berkata: Aku masih tetap
mengenalinya (wanita itu) karena hendak mencelakakan Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. tersebut. (Shahih Muslim No.4060) 16.
Anjuran menjampi orang sakit · Hadis riwayat Aisyah
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Biasanya apabila ada seorang di antara
kami menderita sakit, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
mengusapnya dengan tangan kanan beliau, kemudian beliau berdoa:
Hilangkanlah penyakitnya, wahai Tuhan manusia! Berilah kesembuhan karena
Engkaulah Penyembuh (segala penyakit). Tiada kesembuhan kecuali
kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.
Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menderita sakit dan
semakin parah, aku pegang tangan beliau untuk melakukan seperti yang
biasa beliau lakukan. Namun beliau menarik tangan beliau dari tanganku
kemudian berdoa: “Ya Allah! Ampunilah aku dan jadikanlah aku bersama
Rafiq A`la (Tuhan).” Aku bergegas untuk melihat, ternyata beliau telah
wafat. (Shahih Muslim No. 4061) 17. Menjampi orang sakit dengan
bacaan jampi yang disyariatkan dan dengan meniupkannya ·
Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Apabila ada salah
seorang anggota keluarga beliau yang sakit, beliau meniupkan kepadanya
dengan membacakan “muawwizat”. Ketika beliau menderita sakit yang
menyebabkan beliau wafat, aku juga meniupkan kepada beliau dan
mengusapkan dengan tangan beliau sendiri. Karena tangan beliau tentu
lebih besar berkahnya daripada tanganku. (Shahih Muslim No.4065) 18.
Diizinkan menjampi sakit mata, luka di lambung, terkena racun dan
sakit akibat dihipnotis orang · Hadis riwayat Aisyah
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
memberikan keringanan kepada satu keluarga dari golongan Ansar untuk
menjampi dari sesuatu yang beracun. (Shahih Muslim No.4067) ·
Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu: Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. biasanya bila ada seseorang yang mengeluh sakit atau
terkena luka, Nabi Shallallahu alaihi wassalam. berdoa sambil jari
tangannya seperti ini, lalu Sufyan meletakkan jari telunjuknya ke tanah
dan mengangkatnya kembali ( mencontohkan perbuatan Nabi): “ Dengan
nama Allah, debu tanah kami dan dengan ludah sebagian kami semoga
orang yang sakit di antara kami dapat sembuh dengan seizin Tuhan
kami”. (Shahih Muslim No.4069) · Hadis riwayat Aisyah
Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah
menyuruhnya untuk meminta dijampikan dari pandangan mata yang hasut.
(Shahih Muslim No. 4070) · Hadis riwayat Ummu Salamah
Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah
berkata tentang budak perempuan yang berada di rumah Ummu Salamah
Radhiyallahu’ anhu, istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam. yang di
wajahnya beliau lihat terdapat bercak hitam sisa perubahan warna kulit
lalu bersabda: Dia terkena penyakit karena pandangan mata hasut maka
mintakanlah bacaan jampi baginya. Beliau bermaksud agar kulit wajahnya
kuning kembali. (Shahih Muslim No.4074) 19. Boleh mengambil bayaran
atas jampian dengan Alquran dan bacaan zikir · Hadis riwayat
Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu: Bahwa beberapa orang di antara
sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang berada dalam
perjalanan melewati salah satu dari perkampungan Arab. Mereka berharap
dapat menjadi tamu penduduk kampung tersebut. Namun ternyata penduduk
kampung itu tidak mau menerima mereka. Tetapi ada yang menanyakan:
Apakah di antara kalian ada yang dapat menjampi? Karena kepala kampung
terkena sengatan atau terluka. Seorang dari para sahabat itu menjawab:
Ya, ada. Orang itu lalu mendatangi kepala kampung dan menjampinya
dengan surat Al-Fatihah. Ternyata kepala kampung itu sembuh dan
diberikanlah kepadanya beberapa ekor kambing. Sahabat itu menolak
untuk menerimanya dan berkata: Aku akan menanyakannya dahulu kepada
kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Dia pun pulang menemui Nabi
Shallallahu alaihi wassalam. dan menuturkan peristiwa tersebut. Dia
berkata: Ya Rasulullah! Demi Allah, aku hanya menjampi dengan surat Al-
Fatihah. Mendengar penuturan itu: Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. tersenyum dan bersabda: Tahukah engkau bahwa Al-Fatihah itu
merupakan jampi? Kemudian beliau melanjutkan: Ambillah imbalan dari
mereka dan sisihkan bagianku bersama kalian. (Shahih Muslim No.4080) 20.
Setiap penyakit ada obatnya dan anjuran untuk berobat ·
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu: Dari Ashim bin Umar
bin Qatadah bahwa Jabir bin Abdullah menjenguk Muqanna`, kemudian
berkata: Aku tidak akan pulang sebelum engkau mau berbekam sebab saya
pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda:
Sesungguhnya di dalam berbekam itu terdapat pengobatan. (Shahih Muslim
No.4085) · Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu: Dari
Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Panas demam itu
berasal dari didihan api neraka Jahanam. Karena itu dinginkanlah
derajat panasnya dengan air!. (Shahih Muslim No.4093) · Hadis
riwayat Asma Radhiyallahu’ anhu: Bahwa ia pernah didatangkan seorang
perempuan gelisah yang menderita demam lalu ia meminta diambilkan air
untuk disiramkan ke dalam kerah baju perempuan itu dan berkata:
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah bersabda:
Turunkanlah panas demam itu dengan air. Beliau juga bersabda:
Sesungguhnya panasnya itu berasal dari didihan api neraka Jahanam. (
Shahih Muslim No.4098) · Hadis riwayat Rafi` bin Khadij
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya panas demam itu
adalah panas yang berasal dari api neraka Jahanam. Karena itu
dinginkanlah panas itu dengan air. ( Shahih Muslim No.4099) 21. Makruh
berobat dengan ladud (obat yang diletakkan pada salah satu sisi mulut
seseorang) · Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia
berkata: Kami memberikan ladud kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. ketika beliau sakit. Lalu beliau memberi isyarat janganlah
kamu mengobati dengan cara meladudiku. Kemudian di dalam hati kami
berkata itu merupakan ketidaksukaan orang sakit terhadap obat. Tatkala
sadar, beliau bersabda: Setiap orang dari kalian pasti pernah diobati
dengan cara ladud kecuali Abbas Radhiyallahu’anhu karena dia tidak
sempat menyaksikan kalian. (Shahih Muslim No.4101) 22. Berobat dengan
jintan hitam · Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya pada
jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali
kematian. (Shahih Muslim No.4104) 23. Bubur talbinah itu dapat
menguatkan hati orang yang sakit · Hadis riwayat Aisyah
Radhiyallahu’anhu, istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam.: Bahwa
apabila salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia maka
berkumpullah para wanita kemudian mereka berpisah lagi kecuali keluarga
dan kerabat dekatnya lalu ia menyuruh diambilkan seperiuk sup terigu
kemudian dimasak untuk dijadikan bubur talbinah tersebut lalu
dituangkan ke atas periuk tadi, ia pun berkata: Makanlah bubur ini!
Sesungguhnya, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. bersabda: Bubur Talbinah itu dapat menyegarkan hati orang
yang sakit dan dapat mengurangi sebagian rasa sedih. ( Shahih Muslim
No.4106) 24. Berobat dengan cara meminum madu · Hadis
riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Ada seorang
lelaki datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. lalu berkata:
Saudaraku merasa mual-mual perutnya. Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. bersabda: Minumkanlah madu! Setelah orang itu memberi minum
madu kepada saudaranya, dia datang lagi kepada Nabi Shallallahu alaihi
wassalam. dan melapor: Aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah
bertambah mulas. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Pada kali
yang keempat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tetap bersabda:
Minumkanlah madu! Orang itupun masih saja melapor: Aku benar-benar
telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas, maka
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Maha benar Allah
(dalam firman-Nya, surat An-Nahl ayat 69) dan ada yang tidak beres
dengan perut saudaramu itu. Akhirnya Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. sendiri yang meminumkannya madu dan saudara orang itupun
sembuh. (Shahih Muslim No.4107) 25. Wabah penyakit, pesimisme,
perdukunan dan sebagainya · Hadis riwayat Usamah bin Zaid
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
bersabda: Sampar itu siksa yang dikirimkan kepada Bani Israel atau
orang-orang yang hidup sebelum kalian. Apa bila kalian mendengar
adanya sampar itu di suatu daerah, maka janganlah kalian datang ke
sana. Dan kalau sampar itu berjangkit di suatu daerah, sedangkan kalian
berada di sana, maka janganlah kalian keluar untuk melarikan diri
darinya. (Shahih Muslim No.4108) · Hadis riwayat Abdullah bin
Abbas Radhiyallahu’anhu: Bahwa Umar bin Khathab pergi ke Syam dan
ketika telah tiba di sebuah dusun bernama Sarghi, beliau bertemu
dengan penduduk Syam yaitu Abu Ubaidah bin Jarrah Radhiyallahu’anhu
dan para pengikutnya. Mereka memberitahukan bahwa telah berjangkit di
Syam suatu wabah penyakit. Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu berkata: Maka
Umar berkata: Coba panggilkan sahabat muhajirin yang pertama. Maka aku
panggil mereka lantas beliau meminta saran mereka dan memberitahukan
kepada mereka bahwa wabah telah berjangkit di Syam. Ternyata mereka
berselisih pendapat menanggapi berita itu. Sebagian di antara mereka
berkata: Engkau pergi untuk suatu urusan besar dan kami tidak setuju
jika engkau kembali. Sedangkan sebagian yang lain berkata: Bersama
engkau masih banyak rakyat dan para sahabat dan kami tidak setuju bila
engkau mengajak mereka menuju ke wabah tersebut. Umar berkata:
Tinggalkan aku dan tolong panggilkan sahabat Ansar! Aku pun memanggil
mereka. Ketika dimintai pertimbangan, mereka juga bersikap dan berbeda
pendapat seperti halnya orang-orang Muhajirin. Umar berkata:
Tinggalkan aku! Lalu ia berkata lagi: Tolong panggilkan sesepuh
Quraisy yang dahulu hijrah pada waktu penaklukan dan sekarang berada
di sini. Aku memanggil mereka. Ternyata mereka saling bersepakat dan
berkata: Menurut kami sebaiknya engkau kembali bersama orang-orang dan
tidak mengajak mereka mendatangi wabah ini. Umar lalu berseru di
tengah-tengah orang banyak: Aku akan mengendarai tungganganku untuk
pulang esok pagi. Lalu mereka pun mengikutinya. Abu Ubaidah bin Jarrah
Radhiyallahu’anhu bertanya: Apakah untuk menghindari takdir Allah?
Umar menjawab: Kalau saja bukan engkau yang mengatakan itu, hai Abu
Ubaidah! Umar memang tidak suka berselisih dengan Abu Ubaidah. Ya,
kita lari dari satu takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Apa
pendapatmu seandainya engkau mempunyai seekor unta yang turun di suatu
lembah yang memiliki dua lereng, yang satu subur dan yang satu lagi
tandus, apakah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur itu
bukan berarti engkau menggembalakanya karena takdir Allah? Begitu pun
sebaliknya, kalau engkau menggembalakannya di tempat yang tandus,
bukankah engkau menggembalakanya karena takdir Allah juga? Lalu
datanglah Abdurrahman bin Auf yang absen karena suatu keperluannya
lalu berkata: Sungguh aku mempunyai pengetahuan tentang masalah ini,
aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda:
Apabila kalian mendengar ada suatu wabah di suatu daerah, maka
janganlah kalian mendatanginya. Sebaliknya, kalau wabah tersebut
berjangkit di suatu daerah sedangkan kalian berada di sana, maka
janganlah kalian keluar melarikan diri daripadanya. Ibnu Abbas
berkata: Mendengar itu Umar bin Khathab memuji Allah kemudian pergi
berlalu. (Shahih Muslim No.4114) 26. Tidak ada penularan tanpa
kehendak Allah, tidak ada nasib sial, tidak ada reinkarnasi sebagai
burung, tidak ada kematian karena cacing perut, tidak ada bintang
tertentu yang dapat menurunkan hujan, tidak benar hantu itu dapat
menjelma ke berbagai rupa dan menyesatkan manusia, dan juga tidak
benar orang dapat memindahkan penyakit unta · Hadis riwayat
Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada ( kepercayaan) penularan tanpa
kehendak Allah, tidak benar kematian karena cacing perut dan tidak
benar reinkarnasi menjadi burung. Lalu seorang arab badui bertanya: Ya
Rasulullah! Lalu bagaimana dengan unta yang berada di padang
penggembalaan yang semula bagaikan kijang kemudian didatangi oleh unta
berkudis dan setelah bergabung, maka semua unta menjadi ketularan
berkudis? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Lalu yang
manakah yang menularkan pertama kali. (Shahih Muslim No.4116) 27.
Tanda kenahasan dan optimisme dan perkara yang menimbulkan pesimisme ·
Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’ anhu: Bahwa Nabi Shallallahu
alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada penularan (tanpa kehendak Allah)
dan tidak ada tanda kenahasan dan yang membuatku terkagum adalah
optimisme yaitu kalimat yang baik, kalimat yang bagus. (Shahih Muslim
No.4123) · Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Kenahasan itu
ada pada rumah, pada perempuan dan pada kuda (kendaraan). (Shahih
Muslim No.4127) · Hadis riwayat Sahal bin Saad
Radhiyallahu’anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
bersabda: Kalau memang kesialan itu ada, maka ia ada pada perempuan,
pada kuda (kendaraan) dan pada tempat tinggal. (Shahih Muslim No.4131)
28. Pengharaman pedukunan dan mendatangi seorang dukun ·
Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku berkata: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya beberapa dukun pernah menceritakan sesuatu
kepada kami dan kami mendapati apa yang mereka ceritakan itu benar.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Itu adalah kalimat
benar yang disambar oleh jin lalu dengan cepat dilemparkan ke telinga
walinya tetapi di dalamnya sudah dia tambahi dengan seratus kedustaan.
(Shahih Muslim No.4134) 29. Membunuh ular dan lainnya ·
Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. menyuruh untuk membunuh ular berbelang dua
karena binatang tersebut dapat membutakan mata dan mencelakakan
kandungan. (Shahih Muslim No.4139) · Hadis riwayat Ibnu Umar
Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.,
beliau bersabda: Bunuhlah ular-ular berbisa, ular-ular berbelang dua
dan ular yang ekornya terputus karena keduanya dapat menggugurkan
kandungan dan membutakan mata. ( Shahih Muslim No.4140) ·
Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Kami
pernah bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam. di dalam sebuah gua
dan ketika telah diturunkan kepada beliau surat Al-Mursalat di mana
kami langsung hafalnya dari mulut beliau yang masih basah tiba-tiba
muncullah seekor ular sehingga bersabdalah beliau: Bunuhlah ular itu!
Kami segera berlomba untuk membunuhnya namun ular tersebut telah
mendahului kami berlalu menghilang. Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. kemudian bersabda: Rupanya Allah telah melindunginya dari
kejahatan kamu sebagaimana Allah pun telah melindungi kamu dari
kejahatannya. ( Shahih Muslim No.4148) 30. Anjuran membunuh cecak ·
Hadis riwayat Ummu Syarik Radhiyallahu’anhu: Bahwa Nabi
Shallallahu alaihi wassalam. menyuruhnya untuk membunuh cecak. Dan
dalam hadis Ibnu Abu Syaibah: Dia menyuruh. ( Shahih Muslim No.4152) ·
Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. menamakan binatang cecak dengan sebutan
fuwaisik. (Shahih Muslim No.4155) 31. Larangan membunuh semut ·
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. bahwa seekor seekor semut pernah
menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan untuk
mendatangi sarang semut dan membakarnya. Tetapi kemudian Allah
menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya karena seekor semut
menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih.
(Shahih Muslim No.4157) 32. Haram membunuh kucing · Hadis
riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Seorang wanita disiksa karena
mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka
karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan
dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya
mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160) ·
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Bahwa
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Seorang wanita
disiksa karena seekor kucing yang tidak diberi makan dan minum serta
tidak pula ia melepasnya mencari makanan dari serangga-serangga tanah.
(Shahih Muslim No.4161) 33. Keutamaan memberi makan dan minum kepada
binatang ternak yang mulia · Hadis riwayat Abu Hurairah
Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
bersabda: Tatkala seorang lelaki sedang berjalan pada sebuah jalan
terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia mendapati sebuah sumur
dan bersegeralah ia meneruninya untuk minum. Ketika keluar, tiba-tiba
dia melihat seekor anjing menjulurkan lidah sambil menjilat-jilati
debu karena sangat haus. Lelaki itu berkata: Anjing ini sedang kehausan
seperti aku tadi lalu turunlah dia kembali ke dalam sumur untuk
memenuhi sepatu kulitnya dengan air lalu digigit agar dapat naik
kembali. Kemudian ia meminumkan air itu kepada anjing tersebut. Allah
berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya. Para sahabat bertanya:
Wahai Rasulullah! Apakah kami akan mendapatkan pahala karena binatang-
binatang seperti ini? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
menjawab: Pada setiap yang bernyawa (mahluk hidup) ada pahalanya.
(Shahih Muslim No.4162) · Hadis riwayat Abu Hurairah
Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bahwa pada
suatu hari yang sangat panas seorang wanita pelacur melihat seekor
anjing sedang mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan lidahnya
karena kehausan. Ia kemudian melepas sepatu kulitnya (untuk mengambil
air sumur yang akan diminumkan kepada anjing), lalu wanita itu
diampuni dosanya. (Shahih Muslim No.4163) Sumber: Kumpulan Hadits
Shahih Muslim
0 komentar:
Posting Komentar