Kitab Adab 1. Larangan memakai nama julukan Abul Qasim selain
Rasulullah dan menerangkan nama-nama yang dianjurkan · Hadis
riwayat Anas bin Malik , ia berkata: Seseorang menyapa temannya di
Baqi: Hai Abul Qasim! Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. berpaling
kepada si penyapa. Orang itu segera berkata: Ya Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam, aku tidak bermaksud memanggilmu. Yang
kupanggil adalah si Fulan. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
bersabda: Kalian boleh memberi nama dengan namaku, tapi jangan
memberikan julukan dengan julukanku. (Shahih Muslim No.3974) ·
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah , ia berkata: Seseorang di antara
kami mempunyai anak. Ia menamainya dengan nama Muhammad. Orang-orang
berkata kepadanya: Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Orang itu berangkat membawa
anaknya yang ia gendong di atas punggungnya untuk menemui Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. Setelah sampai di hadapan Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. ia berkata: Ya Rasulullah! Anakku ini
lahir lalu aku memberinya nama Muhammad. Tetapi, orang-orang berkata
kepadaku: Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama dengan nama
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. bersabda: Kalian boleh memberikan nama dengan namaku, tetapi
jangan memberi julukan dengan julukanku. Karena, akulah Qasim, aku
membagi di antara kalian. ( Shahih Muslim No.3976) · Hadis
riwayat Abu Hurairah , ia berkata: Abul Qasim, Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. bersabda: Berikanlah nama dengan namaku, tetapi jangan
memberikan julukan dengan julukanku. (Shahih Muslim No.3981) 2. Sunah
merubah nama buruk menjadi nama yang baik, mengubah nama Barrah
menjadi Zainab, Juwairiyah dan sebagainya · Hadis riwayat Abu
Hurairah , ia berkata: Semula nama Zainab adalah Barrah. Orang
mengatakan, ia membersihkan dirinya. Lalu Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. memberinya nama Zainab. (Shahih Muslim No.3990) 3.
Haram hukumnya menamakan dengan Malikul Amlak dan Malikul Muluk (Raja
Diraja) · Hadis riwayat Abu Hurairah : Dari Nabi Shallallahu
alaihi wassalam., beliau bersabda: Nama yang paling jelek di sisi Allah
adalah seorang yang bernama Malikul Muluk. Ibnu Abu Syaibah
menambahkan dalam riwayatnya: Tidak ada malik (raja) kecuali Allah
Taala.. (Shahih Muslim No.3993) 4. Sunah mentahnik (mengolesi mulut
dengan makanan manis) anak yang baru lahir dan membawanya kepada orang
yang saleh agar mentahniknya, boleh memberi nama pada hari
kelahirannya, sunah memberi nama dengan Abdullah, Ibrahim dan
nama-nama para nabi yang lain · Hadis riwayat Abu Musa , ia
berkata: Anakku lahir, lalu aku membawanya kepada Nabi Shallallahu
alaihi wassalam., beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya
(mengolesi mulutnya) dengan kurma. (Shahih Muslim No.3997) ·
Hadis riwayat Aisyah , ia berkata: Asma binti Abu Bakar keluar pada
waktu hijrah saat ia sedang mengandung Abdullah bin Zubair. Ketika
sampai di Quba’, ia melahirkan Abdullah di Quba’. Setelah melahirkan,
ia keluar menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. agar beliau
mentahnik si bayi. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengambil
si bayi darinya dan beliau meletakkannya di pangkuan beliau. Kemudian
beliau meminta kurma. Aisyah berkata: Kami harus mencari sebentar
sebelum mendapatkannya. Beliau mengunyah kurma itu lalu memberikannya
ke mulut bayi sehingga yang pertama-tama masuk ke perutnya adalah
kunyahan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Selanjutnya Asma
berkata: Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengusap
bayi, mendoakan dan memberinya nama Abdullah. Tatkala anak itu berumur
tujuh atau delapan tahun, ia datang untuk berbaiat kepada Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. Ayahnya, Zubair yang memerintahkan
demikian. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tersenyum saat
melihat anak itu menghadap beliau. Kemudian ia membaiat beliau.
(Shahih Muslim No. 3998) · Hadis riwayat Aisyah bahwa:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dibawakan seorang bayi lalu
beliau memberkatinya dan mentahniknya. (Shahih Muslim No. 4000) ·
Hadis riwayat Sahal bin Saad , ia berkata: Al-Mundzir bin Abu
Usaid, ketika baru dilahirkan, dibawa menghadap Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. Beliau meletakkan di pangkuannya
sedangkan Abu Usaid duduk. Lalu perhatian Nabi Shallallahu alaihi
wassalam. tercurah pada sesuatu di depan beliau. Maka Abu Usaid
menyuruh seseorang mengangkat anaknya dari atas paha Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. dan memindahkannya. Ketika Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. tersadar, beliau bertanya: Mana anak itu?
Abu Usaid menjawab: Kami memindahkannya, ya Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bertanya:
Siapa namanya? Abu Usaid menjawab: Fulan, ya Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda:
Tidak, tetapi namanya adalah Mundzir. Jadi, pada hari itu, Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. memberinya nama Mundzir. (Shahih Muslim
No.4002) 5. Boleh seseorang memanggil anak orang lain dengan ya
bunayya (wahai anakku), dan disunatan hal itu untuk berkasih- sayang ·
Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah , ia berkata: Tak seorang
pun bertanya tentang Dajjal kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. lebih banyak dari pertanyaanku kepada beliau dalam persoalan
itu. Maka beliau bersabda: Wahai anakku! Apa yang membuatmu
berpayah-payah memikirkannya? Sesungguhnya ia (Dajjal) tidak bakal
membahayakanmu. Aku (Mughirah) berkata: Orang-orang beranggapan, bahwa
ia akan memiliki sungai-sungai air dan gunung-gunung roti. Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Yang lebih dari itu, sangat
mudah bagi Allah. (Shahih Muslim No.4005) 6. Meminta izin ·
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri , ia berkata: Aku sedang duduk dalam
majlis orang- orang Ansar di Madinah lalu tiba-tiba Abu Musa datang
dengan ketakutan. Kami bertanya: Kenapa engkau? Ia menjawab: Umar
menyuruhku untuk datang kepadanya. Aku pun datang. Di depan pintunya,
aku mengucap salam tiga kali tetapi tidak ada jawaban, maka aku
kembali. Tetapi, ketika bertemu lagi, ia bertanya: Apa yang
menghalangimu datang kepadaku? Aku menjawab: Aku telah datang kepadamu.
Aku mengucap salam tiga kali di depan pintumu. Setelah tidak ada
jawaban, aku kembali. Sebab, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
telah bersabda: Apabila salah seorang di antara kalian minta izin tiga
kali dan tidak mendapatkan jawaban, maka hendaklah ia kembali. (
Shahih Muslim No.4006) · Hadis riwayat Abu Musa Al- Asy`ari
bahwa: Ketika Abu Musa datang kepada Umar bin Khathab, ia mengucap:
Assalamu`alaikum, ini Abdullah bin Qais, tetapi tidak ada jawaban, maka
sekali lagi ia mengucap: Assalamu`alaikum, ini Abu Musa.
Assalamu`alaikum ini Al-Asy`ari. Ketika ia berbalik hendak pulang, Umar
muncul dan berkata: Kembali! Kembalilah kemari! Setelah Abu Musa
datang, Umar bertanya: Hai Abu Musa ! Mengapa engkau cepat-cepat hendak
pulang? Kami sedang melakukan suatu pekerjaan. Abu Musa berkata: Aku
pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda:
Minta izin itu tiga kali. Jika engkau mendapat izin, maka engkau boleh
masuk tetapi kalau tidak, maka pulanglah. (Shahih Muslim No.4010) 7.
Makruh menjawab dengan kata “aku” bagi orang yang minta izin ketika
ditanya “siapa ini?” · Hadis riwayat Jabir bin Abdullah , ia
berkata: Aku datang mengunjungi Nabi Shallallahu alaihi wassalam. lalu
menyapa kemudian Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bertanya: Siapa
ini? Aku menjawab: Aku. Nabi Shallallahu alaihi wassalam. lalu keluar
seraya berucap: Aku, aku. (Shahih Muslim No. 4011) 8. Haram memandang
ke dalam rumah orang lain · Hadis riwayat Sahal bin Saad As-
Saidi : Bahwa seorang lelaki mengintip pada lubang pintu Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. Ketika itu Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam. membawa sisir yang beliau gunakan untuk menggaruk kepala.
Pada waktu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melihat orang itu,
beliau bersabda: Seandainya aku tahu engkau memandangku tentu aku
tusukkan sisir ini ke matamu. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
juga bersabda: Sesungguhnya disyariatkan minta izin itu (memasuki
rumah) hanyalah untuk menghindari penglihatan. (Shahih Muslim No.4013)
· Hadis riwayat Anas bin Malik : Bahwa seseorang melongok
dari salah satu bilik Nabi Shallallahu alaihi wassalam. kemudian Nabi
Shallallahu alaihi wassalam. beranjak menghampirinya dengan membawa
anak panah bermata lebar. Aku seakan- akan melihat Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. mengintai hendak menikamnya. (Shahih
Muslim No.4015) · Hadis riwayat Abu Hurairah : Dari Nabi
Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Barang siapa melongok ke
dalam rumah suatu kaum tanpa izin mereka, maka mereka boleh mencungkil
matanya. (Shahih Muslim No.4016) Sumber: Kumpulan Hadits Shahih
Muslim
0 komentar:
Posting Komentar