alhamdu lillaahi alladzii khalaqa alssamaawaati
waal-ardha waja'ala alzhzhulumaati waalnnuura tsumma alladziina
kafaruu birabbihim ya'diluuna 1. Segala puji bagi Allah Yang telah
menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun
orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
huwa alladzii khalaqakum min thiinin tsumma qadaa ajalan wa-ajalun
musamman 'indahu tsumma antum tamtaruuna 2. Dialah Yang menciptakan
kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada
lagi suatu ajal yang ada pada sisi- Nya (yang Dia sendirilah
mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit
itu). wahuwa allaahu fii alssamaawaati wafii al-ardhi ya'lamu
sirrakum wajahrakum waya'lamu maa taksibuuna 3. Dan Dialah Allah
(yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa
yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula)
apa yang kamu usahakan. wamaa ta/tiihim min aayatin min aayaati
rabbihim illaa kaanuu 'anhaa mu'ridhiina 4. Dan tidak ada suatu
ayatpun dari ayat-ayat [458 ] Tuhan sampai kepada mereka, melainkan
mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya). [458 ] "Ayat"
di sini berarti mu'jizat atau ayat Al-Quraan atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam alam yang menunjukkan kekuasaan Allah. faqad
kadzdzabuu bialhaqqi lammaa jaa-ahum fasawfa ya/ tiihim anbaau maa
kaanuu bihi yastahzi-uuna 5. Sesungguhnya mereka telah mendustakan
yang haq (Al- Quraan) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan
sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka
perolok- olokkan. alam yaraw kam ahlaknaa min qablihim min qarnin
makkannaa hum fii al-ardhi maa lam numakkin lakum wa- arsalnaa
alssamaa-a 'alayhim midraaran waja'alnaa al-anhaara tajrii min
tahtihim fa- ahlaknaahum bidzunuubihim wa-ansya/naa min ba'dihim
qarnan aakhariina 6. Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak
generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi
itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu
keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan
hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka
sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. walaw
nazzalnaa 'alayka kitaaban fii qirthaasin falamasuuhu bi-aydiihim
laqaala alladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrun mubiinun 7. Dan
kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat
menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang- orang
kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."
waqaaluu lawlaa unzila 'alayhi malakun walaw anzalnaa malakan
laqudhiya al-amru tsumma laa yunzharuuna 8. Dan mereka berkata:
"Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat [459 ]?" dan
kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu
[460 ], kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun). [459 ]
Maksudnya: untuk menerangkan bahwa Muhammad SAW itu seorang nabi.
[460 ] Maksudnya: kalau diturunkan kepada mereka malaikat, sedang
mereka tidak juga beriman, tentulah mereka akan diazab Allah seketika,
sehingga mereka binasa semuanya. walaw ja'alnaahu malakan
laja'alnaahu rajulan walalabasnaa 'alayhim maa yalbisuuna 9. Dan
kalau Kami jadikan rasul itu malaikat, tentulah Kami jadikan dia
seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan ia seorang laki-laki),
tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan
atas diri mereka sendiri [461 ]. [461 ] Maksudnya: kalau Allah
mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam
bentuk seorang manusia, karena manusia tidak dapat melihat malaikat,
dan tentu juga mereka akan berkata: ini bukan malaikat, hanya manusia
seperti kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu. walaqadi
istuhzi-a birusulin min qablika fahaa qa bialladziina sakhiruu minhum
maa kaanuu bihi yastahzi-uuna 10. Dan sungguh telah
diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada
orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-
olokan mereka. qul siiruu fii al-ardhi tsumma unzhuruu kayfa kaana
'aaqibatu almukadzdzibiina 11. Katakanlah: "Berjalanlah di muka
bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan itu." qul liman maa fii alssamaawaati waal-ardhi qul
lillaahi kataba 'alaa nafsihi alrrahmata layajma'annakum ilaa yawmi
alqiyaamati laa rayba fiihi alladziina khasiruu anfusahum fahum laa
yu/minuuna 12. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit
dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan
atas Diri-Nya kasih sayang [462 ]. Dia sungguh akan menghimpun kamu
pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang
meragukan dirinya mereka itu tidak beriman. [463 ] [462 ] Maksudnya:
Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat
kepada mahluk-Nya [463 ] maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan
akal- fikirannya, tidak mau beriman walahu maa sakana fii allayli
waalnnahaari wahuwa alssamii'u al'aliimu 13. Dan kepunyaan Allah-lah
segala yang ada pada malam dan siang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. qul aghayra allaahi attakhidzu waliyyan
faathiri alssamaawaati waal-ardhi wahuwa yuth'imu walaa yuth'amu qul
innii umirtu an akuuna awwala man aslama walaa takuunanna mina
almusyrikiina 14. Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung
selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi
makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku
diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri
(kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang
musyrik." qul innii akhaafu in 'ashaytu rabbii 'adzaaba yawmin
'azhiimin 15. Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang
besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku." man yushraf
'anhu yawma-idzin faqad rahimahu wadzaalika alfawzu almubiinu 16.
Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, maka
sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah
keberuntungan yang nyata. wa-in yamsaska allaahu bidhurrin falaa
kaasyifa lahu illaa huwa wa-in yamsaska bikhayrin fahuwa 'alaa kulli
syay-in qadiirun 17. Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri.
Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas
tiap-tiap sesuatu. wahuwa alqaahiru fawqa 'ibaadihi wahuwa alhakiimu
alkhabiiru 18. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-
Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. qul ayyu
syay-in akbaru syahaa datan quli allaahu syahiidun baynii wabaynakum
wauuh iya ilayya haadzaa alqur- aanu li-undzirakum bihi waman balagha
a-innakum latasyhaduuna anna ma'a allaahi aalihatan ukhraa qul laa
asyhadu qul innamaa huwa ilaahun waahidun wa-innanii barii-un mimmaa
tusyrikuuna 19. Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?"
Katakanlah: "Allah". Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan
Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi
peringatan kepadamu dan kepada orang- orang yang sampai Al-Quraan
(kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan
lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah:
"Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishak dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui jalur
Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan, bahwa Nahham
bin Zaid, Qarrum bin Kaab dan Bahri bin Amr berkata, "Hai Muhammad!
Kami tidak mengetahui bahwa beserta Allah ada tuhan selain- Nya."
Nabi saw. menjawab, "Tidak ada tuhan selain Allah, dengan demikianlah
aku diutus dan kepada hal itulah aku menyerukan." Kemudian Allah swt.
menurunkan wahyu sehubungan dengan perkataan mereka itu, yaitu
firman-Nya, "Katakanlah siapa yang lebih kuat persaksiannya..." (Q.S.
Al- An'am 19).
alladziina aataynaahumu alkitaaba ya'rifuunahu kamaa ya'rifuuna abnaa-ahum alladziina khasiruu anfusahum fahum laa yu/minuuna 20. Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). * waman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban aw kadzdzaba bi-aayaatihi innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 21. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan. wayawma nahsyuruhum jamii'an tsumma naquulu lilladz iina asyrakuu ayna syurakaaukumu alladziina kuntum taz'umuuna 22. Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya [464 ] kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) Kami?". [464 ] Semua makhluk Allah yang mukallaf. tsumma lam takun fitnatuhum illaa an qaaluu waallaahi rabbinaa maa kunnaa musyrikiina 23. Kemudian tiadalah fitnah [465 ] mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah". [465 ] Yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan. unzhur kayfa kadzabuu 'alaa anfusihim wadhalla 'anhum maa kaanuu yaftaruuna 24. Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan- sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. waminhum man yastami'u ilayka waja'alnaa 'alaa quluubihim akinnatan an yafqahuuhu wafii aatsaa nihim waqran wa-in yaraw kulla aa yatin laa yu/minuu bihaa hattaa idzaa jaauuka yujaadiluunaka yaquulu alladziina kafaruu in haadzaa illaa asaathiiru al-awwaliina 25. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quraan ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu." wahum yanhawna 'anhu wayan- awna 'anhu wa-in yuhlikuuna illaa anfusahum wamaa yasy'uruuna 26. Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al- Quraan dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari. walaw taraa idz wuqifuu 'alaa alnnaari faqaaluu yaa laytanaa nuraddu walaa nukadzdziba bi- aayaati rabbinaa wanakuuna mina almu/miniina 27. Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). bal badaa lahum maa kaanuu yukhfuuna min qablu walaw rudduu la'aa duu limaa nuhuu 'anhu wa-innahum lakaadz ibuuna 28. Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya [466 ]. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka. [466 ] Maksudnya: mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk beriman kepada Allah, tetapi perkataan itu semata- mata diucapkan karena melihat kedahsyatan neraka. waqaaluu in hiya illaa hayaatunaa alddunyaa wamaa nahnu bimab'uutsiina 29. Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali- sekali tidak akan dibangkitkan". [467 ] [467 ] Maksudnya: jika mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan mengatakan demikian. walaw taraa idz wuqifuu 'alaa rabbihim qaala alaysa haadzaa bialhaqqi qaaluu balaa warabbinaa qaala fadzuuquu al'adzaaba bimaa kuntum takfuruuna 30. Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)". * qad khasira alladziina kadzdzabuu biliqaa-i allaahi hattaa idzaa jaa-at-humu alssaa'atu baghtatan qaaluu yaa hasratanaa 'alaa maa farrathnaa fiihaa wahum yahmiluuna awzaarahum 'alaa zhuhuurihim alaa saa-a maa yaziruuna 31. Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu !", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. wamaa alhayaatu alddunyaa illaa la'ibun walahwun walalddaaru al-aakhirati khayrun lilladziina yattaquuna afalaa ta'qiluuna 32. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka [468 ]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? [468 ] Maksudnya: kesenangan- kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. qad na'lamu innahu layah zunuka alladzii yaquuluuna fa-innahum laa yukadzdzibuunaka walaakinna alzhzhaalimiina bi-aayaati allaahi yajhaduuna 33. Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. [469 ] [469 ] Dalam ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad SAW dengan menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Tirmizi dan Imam Hakim meriwayatkan melalui Ali, bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Nabi saw., "Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, akan tetapi kami hanya mendustakan apa yang engkau sampaikan." Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Mereka sebenarnya tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang lalim itu mengingkari ayat-ayat Allah." (Q.S. Al-An'am 33).
walaqad kudzdzibat rusulun min qablika fashabaruu 'alaa maa kudzdzibuu wauudzuu hattaa ataahum nashrunaa walaa mubaddila likalimaati allaahi walaqad jaa-aka min naba-i almursaliina 34. Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat- kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. wa-in kaana kabura 'alayka i'raaduhum fa-ini istatha'ta an tabtaghiya nafaqan fii al-ardhi aw sullaman fii alssamaa-i fata/ tiyahum bi-aayatin walaw syaa- a allaahu lajama'ahum 'alaa alhudaa falaa takuunanna mina aljaahiliina 35. Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu'jizat kepada mereka (maka buatlah) [470 ]. Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil [470 ] Maksudnya ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu berpaling daripada Kami. Kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan suatu mu'jizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak akan sanggup. innamaa yastajiibu alladziina yasma'uuna waalmawtaa yab'atsuhumu allaahu tsumma ilayhi yurja'uuna 36. Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya) [471 ], akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNyalah mereka dikembalikan. [471 ] Maksudnya orang-orang yang kafir tidak mendengarkan dan tidak mematuhi seruan Allah waqaaluu lawlaa nuzzila 'alayhi aayatun min rabbihi qul inna allaaha qaadirun 'alaa an yunazzila aayatan walaakinna aktsarahum laa ya'lamuuna 37. Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu'jizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mu'jizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." wamaa min daabbatin fii al- ardhi walaa thaa-irin yathiiru bijanaahayhi illaa umamun amtsaalukum maa farrathnaa fii alkitaabi min syay-in tsumma ilaa rabbihim yuhsyaruuna 38. Dan tiadalah binatang- binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab [472 ], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. [472 ] sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. Dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quraan dengan arti: dalam Al-Quraan itu telah ada pokok-pokok agama, norma- norma, hukum-hukum, hikmah- hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya. waalladziina kadzdzabuu bi- aayaatinaa shummun wabukmun fii alzhzhulumaati man yasya-i allaahu yudhlilhu waman yasya/ yaj'alhu 'alaa shiraathin mustaqiimin 39. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya [473 ]. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus. [473 ] lihat not [34 ] qul ara-aytakum in ataakum 'adzaabu allaahi aw atatkumu alssaa'atu aghayra allaahi tad'uuna in kuntum shaadiqiina 40. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!" * bal iyyaahu tad'uuna fayaksyifu maa tad'uuna ilayhi in syaa-a watansawna maa tusyrikuuna 41. ( Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdo'a kepadaNya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah). walaqad arsalnaa ilaa umamin min qablika fa-akhadznaahum bialba/saa-i waaldhdharraa-i la'allahum yatadharra'uuna 42. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. falawlaa idz jaa-ahum ba/sunaa tadharra'uu walaakin qasat quluubuhum wazayyana lahumu alsysyayth aanu maa kaanuu ya'maluuna 43. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. falammaa nasuu maa dzukkiruu bihi fatahnaa 'alayhim abwaaba kulli syay-in hattaa idzaa farihuu bimaa uutuu akhadznaahum baghtatan fa-idzaa hum mublisuuna 44. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. faquthi'a daabiru alqawmi alladziina zhalamuu waalhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina 45. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. qul ara-aytum in akhadza allaahu sam'akum wa- abshaarakum wakhatama 'alaa quluubikum man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bihi unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati tsumma hum yashdifuuna 46. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga). qul ara-aytakum in ataakum 'adzaabu allaahi baghtatan aw jahratan hal yuhlaku illaa alqawmu alzhzhaalimuuna 47. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang zalim?" wamaa nursilu almursaliina illaa mubasysyiriina wamundziriina faman aamana wa-ashlaha falaa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna 48. Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan [474 ], maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. [474 ] Lihat not 105
waalladziina kadzdzabuu bi- aayaatinaa yamassuhumu al'adzaabu bimaa kaanuu yafsuquuna 49. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik. qul laa aquulu lakum 'indii khazaa-inu allaahi walaa a'lamu alghayba walaa aquulu lakum innii malakun in attabi'u illaa maa yuuhaa ilayya qul hal yastawii al-a'maa waalbashiiru afalaa tatafakkaruuna 50. Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" * wa-andzir bihi alladziina yakhaafuuna an yuhsyaruu ilaa rabbihim laysa lahum min duunihi waliyyun walaa syafii'un la'allahum yattaquuna 51. Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
walaa tathrudi alladziina yad'uuna rabbahum bialghadaa ti waal'asyiyyi yuriiduuna wajhahu maa 'alayka min hisaabihim min syay-in wamaa min hisaabika 'alayhim min syay-in fatathrudahum fatakuuna mina alzhzhaalimiina 52. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) [475 ]. [475 ] Ketika Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bersama orang mu'min yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mu'min itu, dan mereka mengusulkan supaya orang- orang mu'min itu diusir saja, lalu turunlah ayat ini. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka (kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka." Akhirnya hampir saja Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya...," sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang- orang yang bersyukur (kepada- Nya)." (Q.S. Al-An'am 52-53).
Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba- hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab yang telah berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang menghadap, lalu mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar dan Khabbab dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar Nabi saw., mereka menghina orang- orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian mereka menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami menghendaki engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau telah mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para utusan Arab sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu engkau kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52). Kemudian Allah swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya, "Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53).
Dan tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk- duduk bersama kami, apabila ia bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang- orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi 28).
Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah." wakadzaalika fatannaa ba'dhahum biba'dhin liyaquuluu ahaaulaa-i manna allaahu 'alayhim min bayninaa alaysa allaahu bi-a'lama bialsysyaakiriina 53. Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang- orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya) ?" SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka (kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka." Akhirnya hampir saja Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya...," sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang- orang yang bersyukur (kepada- Nya)." (Q.S. Al-An'am 52-53).
Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba- hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab yang telah berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang menghadap, lalu mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar dan Khabbab dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar Nabi saw., mereka menghina orang- orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian mereka menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami menghendaki engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau telah mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para utusan Arab sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu engkau kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52). Kemudian Allah swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya, "Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53).
Dan tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk- duduk bersama kami, apabila ia bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang- orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi 28).
Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah." wa-idzaa jaa-aka alladziina yu/ minuuna bi-aayaatinaa faqul salaamun 'alaykum kataba rabbukum 'alaa nafsihi alrrahmata annahu man 'amila minkum suu-an bijahaalatin tsumma taaba min ba'dihi wa- ashlaha fa-annahu ghafuurun rahiimun 54. Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun alaikum [476 ]. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang [477 ], (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan [478 ], kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [476 ] Salaamun 'alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu. [477 ] lihat not [462 ] [478 ] lihat not [277 ] SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Faryabi dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Mahan yang telah mengatakan, bahwa pada suatu hari ada orang- orang datang menemui Nabi saw. Kemudian mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah melakukan dosa-dosa yang besar", akan tetapi Nabi saw. sama sekali tidak menjawab pertanyaan mereka. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, "Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu..." (Q.S. Al- An'am 54).
wakadzaalika nufashshilu al- aayaati walitastabiina sabiilu almujrimiina 55. Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quraan (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55).
qul innii nuhiitu an a'buda alladz iina tad'uuna min duuni allaahi qul laa attabi'u ahwaa- akum qad dhalaltu idzan wamaa anaa mina almuhtadiina 56. Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan- tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang- orang yang mendapat petunjuk". qul innii 'alaa bayyinatin min rabbii wakadzdzabtum bihi maa 'indii maa tasta'jiluuna bihi ini alhukmu illaa lillaahi yaqushshu alhaqqa wahuwa khayru alfaasiliina 57. Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhanku [479 ], sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik". [479 ] Maksudnya: Nabi Muhammad SAW mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya. qul law anna 'indii maa tasta'jiluuna bihi laqudhiya al- amru baynii wabaynakum waallaa hu a'lamu bialzhzhaalimiina 58. Katakanlah: "Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu [480 ]. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. [480 ] Maksudnya: tentu Allah telah menurunkan azab kepadamu sampai kamu binasa. wa'indahu mafaatihu alghaybi laa ya'lamuhaa illaa huwa waya'lamu maa fii albarri waalbahri wamaa tasquthu min waraqatin illaa ya'lamuhaa walaa habbatin fii zhulumaati al-ardhi walaa rathbin walaa yaabisin illaa fii kitaabin mubiinin 59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" wahuwa alladzii yatawaffaakum biallayli waya'lamu maa jarahtum bialnnahaari tsumma yab'atsukum fiihi liyuqdaa ajalun musamman tsumma ilayhi marji'ukum tsumma yunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluuna 60. Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan [481 ], kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. [481 ] Kamu ditidurkan di malam hari dan dibangunkan di siang hari, supaya dengan perputaran waktu itu habislah umurmu yang telah ditentukan. * wahuwa alqaahiru fawqa 'ibaadihi wayursilu 'alaykum hafazhatan hattaa idzaa jaa-a ahadakumu almawtu tawaffat- hu rusulunaa wahum laa yufarrithuuna 61. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus- Nya kepadamu malaikat- malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat- malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. tsumma rudduu ilaa allaahi mawlaahumu alhaqqi alaa lahu alhukmu wahuwa asra'u alhaasibiina 62. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat. qul man yunajjiikum min zh ulumaati albarri waalbahri tad'uunahu tadharru'an wakhufyatan la-in anjaanaa min haadzihi lanakuunanna mina alsysyaakiriina 63. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada- Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"". quli allaahu yunajjiikum minhaa wamin kulli karbin tsumma antum tusyrikuuna 64. Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya." qul huwa alqaadiru 'alaa an yab'atsa 'alaykum 'adzaaban min fawqikum aw min tahti arjulikum aw yalbisakum syiya'an wayudz iiqa ba'dhakum ba/sa ba'dhin unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati la'allahum yafqahuuna 65. Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu [482 ] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda- tanda kebesaran Kami silih berganti [483 ] agar mereka memahami(nya)". [482 ] Azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. Yang datang dari bawah seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya. [483 ] Maksudnya: Allah s.w.t. mendatangkan tanda-tanda kebesaranNya dalam berbagai rupa dengan cara yang berganti- ganti. Adapula para mufassirin yang mengartikan ayat di sini dengan ayat-ayat Al-Quraan yang berarti bahwa ayat Al- Quraan itu diturunkan ada yang berupa berita gembira, ada yang berupa peringatan, cerita-cerita, hukum-hukum dan lain-lain. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
wakadzdzaba bihi qawmuka wahuwa alhaqqu qul lastu 'alaykum biwakiilin 66. Dan kaummu mendustakannya (azab) [484 ] padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: "Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu". [484 ] sebahagian mufassirin mengatakan bahwa yang didustakan itu ialah Al-Quraan. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
likulli naba-in mustaqarrun wasawfa ta'lamuuna 67. Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
wa-idzaa ra-ayta alladziina yakhuudhuuna fii aayaatinaa fa- a'ridh 'anhum hattaa yakhuudhuu fii hadiitsin ghayrihi wa-immaa yunsiyannaka alsysyaythaanu falaa taq'ud ba'da aldzdzikraa ma'a alqawmi alzhzhaalimiina 68. Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok- olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). wamaa 'alaa alladziina yattaquuna min hisaabihim min syay-in walaakin dzikraa la'allahum yattaquuna 69. Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa. wadzari alladziina ittakhadzuu diinahum la'iban walahwan wagharrat-humu alh ayaatu alddunyaa wadzakkir bihi an tubsala nafsun bimaa kasabat laysa lahaa min duuni allaahi waliyyun walaa syafii'un wa-in ta'dil kulla 'adlin laa yu/khadz minhaa ulaa-ika alladziina ubsiluu bimaa kasabuu lahum syaraabun min hamiimin wa'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakfuruuna 70. Dan tinggalkan lah orang- orang yang menjadikan agama [485 ] mereka sebagai main- main dan senda gurau [486 ], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quraan itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[487 ] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. [485 ] Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh. [486 ] Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh- sungguh. [487 ] Lihat not [46 ] * qul anad'uu min duuni allaahi maa laa yanfa'unaa walaa yadhurrunaa wanuraddu 'alaa a'qaabinaa ba'da idz hadaanaa allaahu kaalladzii istahwat-hu alsysyayaathiinu fii al-ardhi hayraana lahu ash-haabun yad'uunahu ilaa alhudaa i/tinaa qul inna hudaa allaahi huwa alhudaa waumirnaa linuslima lirabbi al'aalamiina 71. Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang [488 ], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, [488 ] Maksudnya: syirik. wa-an aqiimuu alshshalaata waittaquuhu wahuwa alladzii ilayhi tuhsyaruuna 72. dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepadaNya". Dan Dialah Tuhan yang kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan. wahuwa alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha bialhaqqi wayawma yaquulu kun fayakuunu qawluhu alh aqqu walahu almulku yawma yunfakhu fii alshshuuri 'aalimu alghaybi waalsysyahaadati wahuwa alhakiimu alkhabiiru 73. Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan- Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. wa-idz qaala ibraahiimu li-abiihi aazara atattakhidzu ashnaaman aalihatan innii araaka waqawmaka fii dhalaalin mubiinin 74. Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar [489 ], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan- tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." [489 ] Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "Abiihi" (bapaknya) ialah "pamannya". wakadzaalika nurii ibraahiima malakuuta alssamaawaati waal- ardhi waliyakuuna mina almuuqiniina 75. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. falammaa janna 'alayhi allaylu raaa kawkaban qaala haadzaa rabbii falammaa afala qaala laa uhibbu al-aafiliina 76. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." falammaa raaa alqamara baazighan qaala haadzaa rabbii falammaa afala qaala la-in lam yahdinii rabbii la-akuunanna mina alqawmi aldhdhaa lliina 77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." falammaa raaa alsysyamsa baazighatan qaala haadzaa rabbii haadzaa akbaru falammaa afalat qaala yaa qawmi innii barii-un mimmaa tusyrikuuna 78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathara alssamaawaati waal- ardha haniifan wamaa anaa mina almusyrikiina 79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang- orang yang mempersekutukan Tuhan. wahaajjahu qawmuhu qaala atuhaajjuunnii fii allaahi waqad hadaani walaa akhaafu maa tusyrikuuna bihi illaa an yasyaa- a rabbii syay-an wasi'a rabbii kulla syay-in 'ilman afalaa tatadzakkaruuna 80. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan- sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?" *
alladziina aataynaahumu alkitaaba ya'rifuunahu kamaa ya'rifuuna abnaa-ahum alladziina khasiruu anfusahum fahum laa yu/minuuna 20. Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). * waman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban aw kadzdzaba bi-aayaatihi innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 21. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan. wayawma nahsyuruhum jamii'an tsumma naquulu lilladz iina asyrakuu ayna syurakaaukumu alladziina kuntum taz'umuuna 22. Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya [464 ] kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) Kami?". [464 ] Semua makhluk Allah yang mukallaf. tsumma lam takun fitnatuhum illaa an qaaluu waallaahi rabbinaa maa kunnaa musyrikiina 23. Kemudian tiadalah fitnah [465 ] mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah". [465 ] Yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan. unzhur kayfa kadzabuu 'alaa anfusihim wadhalla 'anhum maa kaanuu yaftaruuna 24. Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan- sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. waminhum man yastami'u ilayka waja'alnaa 'alaa quluubihim akinnatan an yafqahuuhu wafii aatsaa nihim waqran wa-in yaraw kulla aa yatin laa yu/minuu bihaa hattaa idzaa jaauuka yujaadiluunaka yaquulu alladziina kafaruu in haadzaa illaa asaathiiru al-awwaliina 25. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quraan ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu." wahum yanhawna 'anhu wayan- awna 'anhu wa-in yuhlikuuna illaa anfusahum wamaa yasy'uruuna 26. Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al- Quraan dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari. walaw taraa idz wuqifuu 'alaa alnnaari faqaaluu yaa laytanaa nuraddu walaa nukadzdziba bi- aayaati rabbinaa wanakuuna mina almu/miniina 27. Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). bal badaa lahum maa kaanuu yukhfuuna min qablu walaw rudduu la'aa duu limaa nuhuu 'anhu wa-innahum lakaadz ibuuna 28. Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya [466 ]. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka. [466 ] Maksudnya: mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk beriman kepada Allah, tetapi perkataan itu semata- mata diucapkan karena melihat kedahsyatan neraka. waqaaluu in hiya illaa hayaatunaa alddunyaa wamaa nahnu bimab'uutsiina 29. Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali- sekali tidak akan dibangkitkan". [467 ] [467 ] Maksudnya: jika mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan mengatakan demikian. walaw taraa idz wuqifuu 'alaa rabbihim qaala alaysa haadzaa bialhaqqi qaaluu balaa warabbinaa qaala fadzuuquu al'adzaaba bimaa kuntum takfuruuna 30. Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)". * qad khasira alladziina kadzdzabuu biliqaa-i allaahi hattaa idzaa jaa-at-humu alssaa'atu baghtatan qaaluu yaa hasratanaa 'alaa maa farrathnaa fiihaa wahum yahmiluuna awzaarahum 'alaa zhuhuurihim alaa saa-a maa yaziruuna 31. Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu !", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. wamaa alhayaatu alddunyaa illaa la'ibun walahwun walalddaaru al-aakhirati khayrun lilladziina yattaquuna afalaa ta'qiluuna 32. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka [468 ]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? [468 ] Maksudnya: kesenangan- kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. qad na'lamu innahu layah zunuka alladzii yaquuluuna fa-innahum laa yukadzdzibuunaka walaakinna alzhzhaalimiina bi-aayaati allaahi yajhaduuna 33. Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. [469 ] [469 ] Dalam ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad SAW dengan menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Tirmizi dan Imam Hakim meriwayatkan melalui Ali, bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Nabi saw., "Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, akan tetapi kami hanya mendustakan apa yang engkau sampaikan." Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Mereka sebenarnya tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang lalim itu mengingkari ayat-ayat Allah." (Q.S. Al-An'am 33).
walaqad kudzdzibat rusulun min qablika fashabaruu 'alaa maa kudzdzibuu wauudzuu hattaa ataahum nashrunaa walaa mubaddila likalimaati allaahi walaqad jaa-aka min naba-i almursaliina 34. Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat- kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. wa-in kaana kabura 'alayka i'raaduhum fa-ini istatha'ta an tabtaghiya nafaqan fii al-ardhi aw sullaman fii alssamaa-i fata/ tiyahum bi-aayatin walaw syaa- a allaahu lajama'ahum 'alaa alhudaa falaa takuunanna mina aljaahiliina 35. Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu'jizat kepada mereka (maka buatlah) [470 ]. Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil [470 ] Maksudnya ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu berpaling daripada Kami. Kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan suatu mu'jizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak akan sanggup. innamaa yastajiibu alladziina yasma'uuna waalmawtaa yab'atsuhumu allaahu tsumma ilayhi yurja'uuna 36. Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya) [471 ], akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNyalah mereka dikembalikan. [471 ] Maksudnya orang-orang yang kafir tidak mendengarkan dan tidak mematuhi seruan Allah waqaaluu lawlaa nuzzila 'alayhi aayatun min rabbihi qul inna allaaha qaadirun 'alaa an yunazzila aayatan walaakinna aktsarahum laa ya'lamuuna 37. Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu'jizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mu'jizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." wamaa min daabbatin fii al- ardhi walaa thaa-irin yathiiru bijanaahayhi illaa umamun amtsaalukum maa farrathnaa fii alkitaabi min syay-in tsumma ilaa rabbihim yuhsyaruuna 38. Dan tiadalah binatang- binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab [472 ], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. [472 ] sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. Dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quraan dengan arti: dalam Al-Quraan itu telah ada pokok-pokok agama, norma- norma, hukum-hukum, hikmah- hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya. waalladziina kadzdzabuu bi- aayaatinaa shummun wabukmun fii alzhzhulumaati man yasya-i allaahu yudhlilhu waman yasya/ yaj'alhu 'alaa shiraathin mustaqiimin 39. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya [473 ]. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus. [473 ] lihat not [34 ] qul ara-aytakum in ataakum 'adzaabu allaahi aw atatkumu alssaa'atu aghayra allaahi tad'uuna in kuntum shaadiqiina 40. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!" * bal iyyaahu tad'uuna fayaksyifu maa tad'uuna ilayhi in syaa-a watansawna maa tusyrikuuna 41. ( Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdo'a kepadaNya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah). walaqad arsalnaa ilaa umamin min qablika fa-akhadznaahum bialba/saa-i waaldhdharraa-i la'allahum yatadharra'uuna 42. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. falawlaa idz jaa-ahum ba/sunaa tadharra'uu walaakin qasat quluubuhum wazayyana lahumu alsysyayth aanu maa kaanuu ya'maluuna 43. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. falammaa nasuu maa dzukkiruu bihi fatahnaa 'alayhim abwaaba kulli syay-in hattaa idzaa farihuu bimaa uutuu akhadznaahum baghtatan fa-idzaa hum mublisuuna 44. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. faquthi'a daabiru alqawmi alladziina zhalamuu waalhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina 45. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. qul ara-aytum in akhadza allaahu sam'akum wa- abshaarakum wakhatama 'alaa quluubikum man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bihi unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati tsumma hum yashdifuuna 46. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga). qul ara-aytakum in ataakum 'adzaabu allaahi baghtatan aw jahratan hal yuhlaku illaa alqawmu alzhzhaalimuuna 47. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang zalim?" wamaa nursilu almursaliina illaa mubasysyiriina wamundziriina faman aamana wa-ashlaha falaa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna 48. Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan [474 ], maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. [474 ] Lihat not 105
waalladziina kadzdzabuu bi- aayaatinaa yamassuhumu al'adzaabu bimaa kaanuu yafsuquuna 49. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik. qul laa aquulu lakum 'indii khazaa-inu allaahi walaa a'lamu alghayba walaa aquulu lakum innii malakun in attabi'u illaa maa yuuhaa ilayya qul hal yastawii al-a'maa waalbashiiru afalaa tatafakkaruuna 50. Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" * wa-andzir bihi alladziina yakhaafuuna an yuhsyaruu ilaa rabbihim laysa lahum min duunihi waliyyun walaa syafii'un la'allahum yattaquuna 51. Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
walaa tathrudi alladziina yad'uuna rabbahum bialghadaa ti waal'asyiyyi yuriiduuna wajhahu maa 'alayka min hisaabihim min syay-in wamaa min hisaabika 'alayhim min syay-in fatathrudahum fatakuuna mina alzhzhaalimiina 52. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) [475 ]. [475 ] Ketika Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bersama orang mu'min yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mu'min itu, dan mereka mengusulkan supaya orang- orang mu'min itu diusir saja, lalu turunlah ayat ini. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka (kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka." Akhirnya hampir saja Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya...," sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang- orang yang bersyukur (kepada- Nya)." (Q.S. Al-An'am 52-53).
Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba- hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab yang telah berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang menghadap, lalu mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar dan Khabbab dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar Nabi saw., mereka menghina orang- orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian mereka menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami menghendaki engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau telah mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para utusan Arab sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu engkau kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52). Kemudian Allah swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya, "Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53).
Dan tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk- duduk bersama kami, apabila ia bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang- orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi 28).
Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah." wakadzaalika fatannaa ba'dhahum biba'dhin liyaquuluu ahaaulaa-i manna allaahu 'alayhim min bayninaa alaysa allaahu bi-a'lama bialsysyaakiriina 53. Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang- orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya) ?" SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka (kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka." Akhirnya hampir saja Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya...," sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang- orang yang bersyukur (kepada- Nya)." (Q.S. Al-An'am 52-53).
Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba- hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab yang telah berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang menghadap, lalu mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar dan Khabbab dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar Nabi saw., mereka menghina orang- orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian mereka menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami menghendaki engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau telah mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para utusan Arab sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu engkau kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52). Kemudian Allah swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya, "Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53).
Dan tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk- duduk bersama kami, apabila ia bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang- orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi 28).
Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah." wa-idzaa jaa-aka alladziina yu/ minuuna bi-aayaatinaa faqul salaamun 'alaykum kataba rabbukum 'alaa nafsihi alrrahmata annahu man 'amila minkum suu-an bijahaalatin tsumma taaba min ba'dihi wa- ashlaha fa-annahu ghafuurun rahiimun 54. Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun alaikum [476 ]. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang [477 ], (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan [478 ], kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [476 ] Salaamun 'alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu. [477 ] lihat not [462 ] [478 ] lihat not [277 ] SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Faryabi dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Mahan yang telah mengatakan, bahwa pada suatu hari ada orang- orang datang menemui Nabi saw. Kemudian mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah melakukan dosa-dosa yang besar", akan tetapi Nabi saw. sama sekali tidak menjawab pertanyaan mereka. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, "Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu..." (Q.S. Al- An'am 54).
wakadzaalika nufashshilu al- aayaati walitastabiina sabiilu almujrimiina 55. Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quraan (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55).
qul innii nuhiitu an a'buda alladz iina tad'uuna min duuni allaahi qul laa attabi'u ahwaa- akum qad dhalaltu idzan wamaa anaa mina almuhtadiina 56. Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan- tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang- orang yang mendapat petunjuk". qul innii 'alaa bayyinatin min rabbii wakadzdzabtum bihi maa 'indii maa tasta'jiluuna bihi ini alhukmu illaa lillaahi yaqushshu alhaqqa wahuwa khayru alfaasiliina 57. Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhanku [479 ], sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik". [479 ] Maksudnya: Nabi Muhammad SAW mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya. qul law anna 'indii maa tasta'jiluuna bihi laqudhiya al- amru baynii wabaynakum waallaa hu a'lamu bialzhzhaalimiina 58. Katakanlah: "Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu [480 ]. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. [480 ] Maksudnya: tentu Allah telah menurunkan azab kepadamu sampai kamu binasa. wa'indahu mafaatihu alghaybi laa ya'lamuhaa illaa huwa waya'lamu maa fii albarri waalbahri wamaa tasquthu min waraqatin illaa ya'lamuhaa walaa habbatin fii zhulumaati al-ardhi walaa rathbin walaa yaabisin illaa fii kitaabin mubiinin 59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" wahuwa alladzii yatawaffaakum biallayli waya'lamu maa jarahtum bialnnahaari tsumma yab'atsukum fiihi liyuqdaa ajalun musamman tsumma ilayhi marji'ukum tsumma yunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluuna 60. Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan [481 ], kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. [481 ] Kamu ditidurkan di malam hari dan dibangunkan di siang hari, supaya dengan perputaran waktu itu habislah umurmu yang telah ditentukan. * wahuwa alqaahiru fawqa 'ibaadihi wayursilu 'alaykum hafazhatan hattaa idzaa jaa-a ahadakumu almawtu tawaffat- hu rusulunaa wahum laa yufarrithuuna 61. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus- Nya kepadamu malaikat- malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat- malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. tsumma rudduu ilaa allaahi mawlaahumu alhaqqi alaa lahu alhukmu wahuwa asra'u alhaasibiina 62. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat. qul man yunajjiikum min zh ulumaati albarri waalbahri tad'uunahu tadharru'an wakhufyatan la-in anjaanaa min haadzihi lanakuunanna mina alsysyaakiriina 63. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada- Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"". quli allaahu yunajjiikum minhaa wamin kulli karbin tsumma antum tusyrikuuna 64. Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya." qul huwa alqaadiru 'alaa an yab'atsa 'alaykum 'adzaaban min fawqikum aw min tahti arjulikum aw yalbisakum syiya'an wayudz iiqa ba'dhakum ba/sa ba'dhin unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati la'allahum yafqahuuna 65. Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu [482 ] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda- tanda kebesaran Kami silih berganti [483 ] agar mereka memahami(nya)". [482 ] Azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. Yang datang dari bawah seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya. [483 ] Maksudnya: Allah s.w.t. mendatangkan tanda-tanda kebesaranNya dalam berbagai rupa dengan cara yang berganti- ganti. Adapula para mufassirin yang mengartikan ayat di sini dengan ayat-ayat Al-Quraan yang berarti bahwa ayat Al- Quraan itu diturunkan ada yang berupa berita gembira, ada yang berupa peringatan, cerita-cerita, hukum-hukum dan lain-lain. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
wakadzdzaba bihi qawmuka wahuwa alhaqqu qul lastu 'alaykum biwakiilin 66. Dan kaummu mendustakannya (azab) [484 ] padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: "Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu". [484 ] sebahagian mufassirin mengatakan bahwa yang didustakan itu ialah Al-Quraan. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
likulli naba-in mustaqarrun wasawfa ta'lamuuna 67. Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
wa-idzaa ra-ayta alladziina yakhuudhuuna fii aayaatinaa fa- a'ridh 'anhum hattaa yakhuudhuu fii hadiitsin ghayrihi wa-immaa yunsiyannaka alsysyaythaanu falaa taq'ud ba'da aldzdzikraa ma'a alqawmi alzhzhaalimiina 68. Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok- olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). wamaa 'alaa alladziina yattaquuna min hisaabihim min syay-in walaakin dzikraa la'allahum yattaquuna 69. Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa. wadzari alladziina ittakhadzuu diinahum la'iban walahwan wagharrat-humu alh ayaatu alddunyaa wadzakkir bihi an tubsala nafsun bimaa kasabat laysa lahaa min duuni allaahi waliyyun walaa syafii'un wa-in ta'dil kulla 'adlin laa yu/khadz minhaa ulaa-ika alladziina ubsiluu bimaa kasabuu lahum syaraabun min hamiimin wa'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakfuruuna 70. Dan tinggalkan lah orang- orang yang menjadikan agama [485 ] mereka sebagai main- main dan senda gurau [486 ], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quraan itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[487 ] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. [485 ] Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh. [486 ] Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh- sungguh. [487 ] Lihat not [46 ] * qul anad'uu min duuni allaahi maa laa yanfa'unaa walaa yadhurrunaa wanuraddu 'alaa a'qaabinaa ba'da idz hadaanaa allaahu kaalladzii istahwat-hu alsysyayaathiinu fii al-ardhi hayraana lahu ash-haabun yad'uunahu ilaa alhudaa i/tinaa qul inna hudaa allaahi huwa alhudaa waumirnaa linuslima lirabbi al'aalamiina 71. Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang [488 ], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, [488 ] Maksudnya: syirik. wa-an aqiimuu alshshalaata waittaquuhu wahuwa alladzii ilayhi tuhsyaruuna 72. dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepadaNya". Dan Dialah Tuhan yang kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan. wahuwa alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha bialhaqqi wayawma yaquulu kun fayakuunu qawluhu alh aqqu walahu almulku yawma yunfakhu fii alshshuuri 'aalimu alghaybi waalsysyahaadati wahuwa alhakiimu alkhabiiru 73. Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan- Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. wa-idz qaala ibraahiimu li-abiihi aazara atattakhidzu ashnaaman aalihatan innii araaka waqawmaka fii dhalaalin mubiinin 74. Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar [489 ], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan- tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." [489 ] Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "Abiihi" (bapaknya) ialah "pamannya". wakadzaalika nurii ibraahiima malakuuta alssamaawaati waal- ardhi waliyakuuna mina almuuqiniina 75. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. falammaa janna 'alayhi allaylu raaa kawkaban qaala haadzaa rabbii falammaa afala qaala laa uhibbu al-aafiliina 76. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." falammaa raaa alqamara baazighan qaala haadzaa rabbii falammaa afala qaala la-in lam yahdinii rabbii la-akuunanna mina alqawmi aldhdhaa lliina 77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." falammaa raaa alsysyamsa baazighatan qaala haadzaa rabbii haadzaa akbaru falammaa afalat qaala yaa qawmi innii barii-un mimmaa tusyrikuuna 78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathara alssamaawaati waal- ardha haniifan wamaa anaa mina almusyrikiina 79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang- orang yang mempersekutukan Tuhan. wahaajjahu qawmuhu qaala atuhaajjuunnii fii allaahi waqad hadaani walaa akhaafu maa tusyrikuuna bihi illaa an yasyaa- a rabbii syay-an wasi'a rabbii kulla syay-in 'ilman afalaa tatadzakkaruuna 80. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan- sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?" *
Sambungan Surah Al An'am : jumlah Ayat : 165
wakayfa akhaafu maa asyraktum walaa takhaafuuna
annakum asyraktum biallaahi maa lam yunazzil bihi 'alaykum sulthaanan
fa-ayyu alfariiqayni ahaqqu bial-amni in kuntum ta'lamuuna 81.
Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan
(dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan
sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu
untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu
yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu
mengetahui? [490 ] [490 ] Setelah diperlihatkan Allah kepada Nabi
Ibrahim a.s. tanda- tanda keagungan-Nya dan dengan itu teguhlah
imannya kepada Allah (ayat 75) , maka Ibrahim, memimpin kaumnya
kepada tauhid dengan mengikuti alam pikiran mereka untuk kemudian
dibantahnya. alladziina aamanuu walam yalbisuu iimaanahum bizhulmin
ulaa-ika lahumu al-amnu wahum muhtaduuna 82. Orang-orang yang beriman
dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan melalui Ubaidullah bin Zahrin dari Bakr bin Sawwadah
yang telah mengatakan, bahwa ada seseorang lelaki dari kalangan musuh
yang telah melakukan penyerangan terhadap orang- orang muslim, lalu
ia sempat membunuh seorang dari mereka. Kemudian ia melakukan
penyerangan lagi kepada mereka dan sempat membunuh seseorang lagi dari
kalangan mereka. Dan ia melakukan penyerangan lagi kemudian sempat
membunuh seseorang di antara mereka. Setelah itu ia bertanya, "Apakah
Islam bermanfaat bagi diriku sesudah kesemuanya itu?" Rasulullah saw.
menjawab, "Ya." Lalu lelaki itu menghardik kudanya terus langsung
menyerang teman- temannya, hingga ia dapat membunuh satu orang,
kemudian seorang lagi, akhirnya ia sendiri terbunuh (gugur). Bakr bin
Sawwadah melanjutkan perkataannya, "Para sahabat berpendapat, bahwa
ayat ini diturunkan berkenaan dengan kisah lelaki itu, yaitu firman-
Nya, 'Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur iman mereka dengan
kelaliman (syirik)...'" (Q.S. Al-An'am 82).
watilka hujjatunaa aataynaahaa ibraahiima 'alaa qawmihi narfa'u darajaatin man nasyaau inna rabbaka hakiimun 'aliimun 83. Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. wawahabnaa lahu ishaaqa waya'quuba kullan hadaynaa wanuuhan hadaynaa min qablu wamin dzurriyyatihi daawuuda wasulaymaana wa-ayyuuba wayuusufa wamuusaa wahaaruuna wakadzaalika najzii almuhsiniina 84. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. wazakariyyaa wayahyaa wa'iisaa wailyaasa kullun mina alshshaalihiina 85. dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. wa-ismaa'iila wailyasa'a wayuunusa waluuthan wakullan fadhdhalnaa 'alaa al'aalamiina 86. dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), wamin aabaa-ihim wadzurriyyaatihim wa- ikhwaanihim waijtabaynaahum wahadaynaahum ilaa shiraathin mustaqiimin 87. Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak- bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. dzaalika hudaa allaahi yahdii bihi man yasyaau min 'ibaadihi walaw asyrakuu lahabitha 'anhum maa kaanuu ya'maluuna 88. Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. ulaa-ika alladziina aataynaahumu alkitaaba waalhukma waalnnubuwwata fa-in yakfur bihaa haaulaa-i faqad wakkalnaa bihaa qawman laysuu bihaa bikaafiriina 89. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan kenabian Jika orang- orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. ulaa-ika alladziina hadaa allaahu fabihudaahumu iqtadih qul laa as-alukum 'alayhi ajran in huwa illaa dzikraa lil'aalamiina 90. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quraan)." Al- Quraan itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. wamaa qadaruu allaaha haqqa qadrihi idz qaaluu maa anzala allaahu 'alaa basyarin min syay- in qul man anzala alkitaaba alladzii jaa-a bihi muusaa nuuran wahudan lilnnaasi taj'aluunahu qaraathiisa tubduunahaa watukhfuuna katsiiran wa'ullimtum maa lam ta'lamuu antum walaa aabaaukum quli allaahu tsumma dzarhum fii khawdhihim yal'abuuna 91. Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Qur'an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain- main dalam kesesatannya. [491 ] [491 ] Perkataan "biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya" adalah sebagai sindiran kepada mereka, seakan- akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang belum berakal. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Sa'id bin Jubair yang mengatakan, bahwa ada seorang lelaki Yahudi yang dikenal dengan nama Malik bin Shaif, bersengketa dengan Nabi saw. Kemudian Nabi saw. berkata kepadanya, "Kuminta kepadamu demi yang menurunkan kitab Taurat kepada Musa, apakah engkau menemukan di dalam kitab Taurat, bahwasanya Allah swt. membenci pendeta yang gemuk? Sedangkan laki-laki itu adalah seorang pendeta Yahudi yang berbadan gemuk. Akhirnya si laki-laki Yahudi itu marah- marah, seraya berkata, 'Allah sama sekali tidak pernah menurunkan apa pun kepada manusia.' Lalu para sahabat berkata, 'Alangkah celakanya kamu ini, apakah Ia juga tidak menurunkan sesuatu (kitab) kepada Musa?' Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, 'Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya.'" (Q.S. Al- An'am 91). Hadis ini berkedudukan Mursal. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui jalur Ikrimah, dan hadis lainnya telah disebutkan di dalam surah An- Nisa. Ibnu Jarir mengetengahkan melalui jalur Ibnu Abu Thalhah dan Ibnu Abbas yang mengatakan, "Orang-orang Yahudi pernah mengatakan, 'Demi Allah! Allah tidak pernah menurunkan suatu kitab pun dari langit...' lalu turunlah ayat di atas." wahaadzaa kitaabun anzalnaahu mubaarakun mushaddiqu alladzii bayna yadayhi walitundzira umma alquraa waman hawlahaa waalladziina yu/minuuna bial-aakhirati yu/ minuuna bihi wahum 'alaa shalaatihim yuhaafizhuuna 92. Dan ini (Al-Qur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya [492 ] dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang- orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur'an) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. [492 ] Ialah kitab kitab dan shahifah shahifah yang diturunkan sebelum Al-Qur'an waman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban aw qaala uuhiya ilayya walam yuuha ilayhi syay-un waman qaala saunzilu mitsla maa anzala allaahu walaw taraa idzi alzhzhaalimuuna fii ghamaraati almawti waalmalaa-ikatu baasithuu aydiihim akhrijuu anfusakumu alyawma tujzawna 'adzaa ba alhuuni bimaa kuntum taquuluuna 'alaa allaahi ghayra alhaqqi wakuntum 'an aayaatihi tastakbiruuna 93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah sehubungan dengan firman Allah, "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah, atau yang berkata, 'Telah diwahyukan kepada saya,' padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya." (Q.S. Al-An'am 93).
Ikrimah mengatakan, "Ayat ini diturunkan sehubungan dengan Musailamah," sedangkan ayat, ".... dan orang yang mengatakan, 'Aku juga diberi wahyu seperti yang telah diturunkan oleh Allah," ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Saad bin Abu Sarh, dia adalah sekretaris Nabi saw. Pada suatu ketika ia disuruh menulis oleh Nabi saw., kata `aziizun hakiim (Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) akan tetapi ia menuliskan ghafuurun rahiim (Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Lalu surah hasil tulisannya itu dibaca (dan ia mendapat teguran) akan tetapi ia menjawab, 'Ya, itu sama saja.' Tidak lama kemudian ia menjadi kafir kembali dan bergabung dengan orang-orang Quraisy." Dan telah diketengahkan pula melalui Saddi hadis yang sama, akan tetapi di dalam riwayatnya terdapat tambahan, yaitu, Abdullah bin Saad bin Sarh berkata, "Jika Muhammad telah diberi wahyu, maka sesungguhnya aku pun telah diberi wahyu pula. Dan jika Allah telah menurunkan wahyu kepadanya, maka aku pun telah menurunkan wahyu seperti apa yang diturunkan oleh Allah. Muhammad telah mengatakan samii`an `aliiman (Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui), maka aku katakan `aliiman hakiiman (Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana)." walaqad ji/tumuunaa furaadaa kamaa khalaqnaakum awwala marratin wataraktum maa khawwalnaakum waraa-a zhuhuurikum wamaa naraa ma'akum syufa'aa-akumu alladziina za'amtum annahum fiikum syurakaau laqad taqaththha'a baynakum wadhalla 'ankum maa kuntum taz'umuuna 94. Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri- sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir dan lain-lainnya mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa Nadlir bin Harits telah berkata, "Lata dan Uzza pasti akan memberikan syafaat kepadaku," kemudian turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri..." sampai dengan firman-Nya, "...bahwa mereka itu sekutu- sekutu Tuhan di antara kamu." (Q.S. Al-An'am 94).
inna allaaha faaliqu alhabbi waalnnawaa yukhriju alhayya mina almayyiti wamukhriju almayyiti mina alh ayyi dzaalikumu allaahu fa-annaa tu/ fakuuna 95. Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh- tumbuhan dan biji buah- buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? faaliqu al-ishbaahi waja'ala allayla sakanan waalsysyamsa waalqamara h usbaanan dzaalika taqdiiru al'aziizi al'aliimi 96. Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. wahuwa alladzii ja'ala lakumu alnnujuuma litahtaduu bihaa fii zhulumaati albarri waalbahri qad fashshalnaa al-aayaati liqawmin ya'lamuuna 97. Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang- orang yang mengetahui. wahuwa alladzii ansya-akum min nafsin waahidatin famustaqarrun wamustawda'un qad fashsh alnaa al-aayaati liqawmin yafqahuuna 98. Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri [493 ], maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan [494 ]. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang- orang yang mengetahui. [493 ] maksunya: Adam a.s. [494 ] Di antara para mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tempat tetap ialah tulang sulbi ayah dan tempat simpanan ialah rahim ibu. Ada pula yang berpendapat bahwa tempat tetap ialah di atas bumi waktu manusia hidup, dan tempat simpanan ialah di dalam bumi (kubur), sewaktu manusia telah meninggal. wahuwa alladzii anzala mina alssamaa-i maa-an fa-akhrajnaa bihi nabaata kulli syay-in fa- akhrajnaa minhu khadhiran nukhriju minhu habban mutaraakiban wamina alnnakhli min thal'ihaa qinwaanun daaniyatun wajannaatin min a'naabin waalzzaytuuna waalrrummaana musytabihan waghayra mutasyaabihin unzhuruu ilaa tsamarihi idzaa atsmara wayan'ihi inna fii dzaa likum laaayaatin liqawmin yu/minuuna 99. Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh- tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang- orang yang beriman. waja'aluu lillaahi syurakaa-a aljinna wakhalaqahum wakharaquu lahu baniina wabanaa tin bighayri 'ilmin subhaanahu wata'aalaa 'ammaa yashifuuna 100. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah- lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan[495 ]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat- sifat yang mereka berikan. [495 ] Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan "Uzair putera Allah" dan orang musyrikin mengatakan malaikat putra- putra Allah. Mereka mengatakan demikian karena kebodohannya. * badii'u alssamaawaati waal- ardhi annaa yakuunu lahu waladun walam takun lahu shaah ibatun wakhalaqa kulla syay-in wahuwa bikulli syay-in 'aliimun 101. Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. dzaalikumu allaahu rabbukum laa ilaaha illaa huwa khaaliqu kulli syay-in fau'buduuhu wahuwa 'alaa kulli syay-in wakiilun 102. ( Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. laa tudrikuhu al-abshaaru wahuwa yudriku al-abshaara wahuwa allathiifu alkhabiiru 103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. qad jaa-akum bashaa-iru min rabbikum faman abshara falinafsihi waman 'amiya fa'alayhaa wamaa anaa 'alaykum bihafiizhin 104. Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti- bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu) [496 ], maka (manfa'atnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu). [496 ] Maksudnya ialah barangsiapa mengetahui kebenaran dan mengerjakan amal saleh, serta memperoleh petunjuk, maka dia telah mencapai puncak kebahagiaan. wakadzaalika nusharrifu al- aayaati waliyaquuluu darasta walinubayyinahu liqawmin ya'lamuuna 105. Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab)", dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang mengetahui. ittabi' maa uuhiya ilayka min rabbika laa ilaaha illaa huwa wa- a'ridh 'ani almusyrikiina 106. Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. walaw syaa-a allaahu maa asyrakuu wamaa ja'alnaaka 'alayhim hafiizhan wamaa anta 'alayhim biwakiilin 107. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak memperkutukan(Nya). Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka; dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka. walaa tasubbuu alladziina yad'uuna min duuni allaahi fayasubbuu allaaha 'adwan bighayri 'ilmin kadzaalika zayyannaa likulli ummatin 'amalahum tsumma ilaa rabbihim marji'uhum fayunabbi- uhum bimaa kaanuu ya'maluuna 108. Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abdurrazzaq telah mengatakan, "Mu'ammar menceritakan kepada kami melalui Qatadah. Qatadah telah bercerita, bahwa dahulu orang-orang muslim sering memaki berhala-berhala orang-orang kafir, pada akhirnya orang-orang kafir balas memaki Allah, kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, 'Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah...'" (Q.S. Al-An'am 108).
wa-aqsamuu biallaahi jahda aymaanihim la-in jaa-at-hum aayatun layu/minunna bihaa qul innamaa al-aayaatu 'inda allaahi wamaa yusy'irukum annahaa idzaa jaa-at laa yu/minuuna 109. Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mu jizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: "Sesungguhnya mu'jizat-mu'jizat itu hanya berada di sisi Allah". Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mu'jizat datang mereka tidak akan beriman [497 ]. [497 ] Maksudnya: orang-orang musyrikin bersumpah bahwa kalau datang mu'jizat, mereka akan beriman, karena itu orang- orang muslimin berharap kepada Nabi agar Allah menurunkan mu'jizat yang dimaksud. Allah menolak pengharapan kaum mu'minin dengan ayat ini. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhi yang telah mengatakan, "Rasulullah saw. pernah berbicara kepada orang-orang Quraisy, kemudian orang-orang Quraisy menjawab, 'Hai Muhammad! Engkau telah bercerita kepada kami, bahwa Musa itu memiliki tongkat yang dapat menghancurkan batu (jika dipukulkan), dan Isa itu dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, dan kaum Tsamud (Nabi Saleh) itu mempunyai unta, maka datangkanlah kepada kami ayat- ayat (mukjizat-mukjizat) sehingga kami dapat mempercayaimu?" Rasulullah saw. menjawab, "Mukjizat apakah yang kamu sukai agar aku mendatangkannya kepada kamu?" Mereka menjawab, "Engkau harus menjadikan gunung Safa menjadi emas demi kami semua." Rasulullah saw., berkata, "Jika aku dapat membuktikannya apakah kamu mau percaya kepadaku." Mereka menjawab, "Ya, demi Allah." Kemudian Rasulullah saw. berdiri dan berdoa, lalu datanglah malaikat Jibril yang langsung berkata, "Apabila engkau menghendakinya pastilah gunung Safa itu menjadi emas. Akan tetapi apabila sesudah itu mereka masih juga tidak mau beriman, niscaya aku mengazab mereka. Dan jika engkau menghendaki (kebaikan) maka biarkanlah mereka sehingga bertobat orang-orang yang mau bertobat dari kalangan mereka." Setelah itu lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan..." sampai dengan firman-Nya, "...tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Q.S. Al-An'am 109-111).
wanuqallibu af-idatahum wa- abshaa rahum kamaa lam yu/ minuu bihi awwala marratin wanadz aruhum fii thughyaanihim ya'mahuuna 110. Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. * walaw annanaa nazzalnaa ilayhimu almalaa-ikata wakallamahumu almawtaa wahasyarnaa 'alayhim kulla syay-in qubulan maa kaanuu liyu/minuu illaa an yasyaa-a allaahu walaakinna aktsarahum yajhaluuna 111. Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka [498 ], niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. [498 ] Maksudnya untuk menjadi saksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah. wakadzaalika ja'alnaa likulli nabiyyin 'aduwwan syayaathiina al-insi waaljinni yuuhii ba'dhuhum ilaa ba'dhin zukhrufa alqawli ghuruuran walaw syaa -a rabbuka maa fa'aluuhu fadzarhum wamaa yaftaruuna 112. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan- perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) [499 ]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. [499 ] Maksudnya syaitan- syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi. walitashghaa ilayhi af-idatu alladziina laa yu/minuuna bial- aakhirati waliyardhawhu waliyaqtarifuu maa hum muqtarifuuna 113. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. afaghayra allaahi abtaghii hakaman wahuwa alladzii anzala ilaykumu alkitaaba mufashshalan waalladziina aataynaahumu alkitaaba ya'lamuuna annahu munazzalun min rabbika bialh aqqi falaa takuunanna mina almumtariina 114. Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al- Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. watammat kalimatu rabbika sh idqan wa'adlan laa mubaddila likalimaatihi wahuwa alssamii'u al'aliimu 115. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quraan) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. wa-in tuthi' aktsara man fii al- ardhi yudhilluuka 'an sabiili allaahi in yattabi'uuna illaa alzhzhanna wa-in hum illaa yakhrushuuna 116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). [500 ] [500 ] Seperti menghalalkan memakan apa-apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak. inna rabbaka huwa a'lamu man yadh illu 'an sabiilihi wahuwa a'lamu bialmuhtadiina 117. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. fakuluu mimmaa dzukira ismu allaahi 'alayhi in kuntum bi- aayaatihi mu/miniina 118. Maka makanlah binatang- binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatNya. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud dan Tirmizi meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?' Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat- Nya...' sampai dengan firman- Nya, '...dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S. Al-An'am 118-121). Abu Daud dan Hakim serta lain-lainnya mengetengahkan melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah swt., "Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan- kawannya agar mereka membantah kamu." (Q.S. Al- An'am 121) Mereka mengatakan, "Apa yang disembelih oleh Allah, jangan kamu makan, dan apa yang kamu sembelih, kamu boleh memakannya," kemudian setelah itu Allah menurunkan ayat di atas. Thabrani dan lain- lainnya mengetengahkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa tatkala turun firman Allah, "Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya." (Q.S. Al- An'am 121) orang-orang Persia mengirim surat kepada orang- orang Quraisy, agar mereka membantah Muhammad dan mengatakan kepadanya, "Hewan yang engkau sembelih sendiri dengan pisaumu adalah halal, sedangkan hewan yang disembelih oleh Allah dengan pisau emas, yakni mati sendiri, hewan itu haram." Kemudian turunlah firman Allah swt., "Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan- kawannya agar mereka membantah kamu." (Q.S. Al- An'am 121) Ibnu Abbas memberikan penafsiran bahwa yang dimaksud dengan setan ialah orang-orang Persia dan yang dimaksud dengan kawan- kawannya adalah orang-orang Quraisy. wamaa lakum allaa ta/kuluu mimmaa dzukira ismu allaahi 'alayhi waqad fashshala lakum maa harrama 'alaykum illaa maa idthurirtum ilayhi wa-inna katsiiran layudhilluuna bi- ahwaa-ihim bighayri 'ilmin inna rabbaka huwa a'lamu bialmu'tadiina 119. Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia- lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud dan Tirmizi meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?' Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat- Nya...' sampai dengan firman- Nya, '...dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S. Al-An'am 118-121).
wadzaruu zhaahira al-itsmi wabaathinahu inna alladziina yaksibuuna al-itsma sayujzawna bimaa kaanuu yaqtarifuuna 120. Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. * walaa ta/kuluu mimmaa lam yudzkari ismu allaahi 'alayhi wa- innahu lafisqun wa-inna alsysyayaath iina layuuhuuna ilaa awliyaa-ihim liyujaadiluukum wa-in atha'tumuuhum innakum lamusyrikuuna 121. Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya [501 ]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. [501 ] Yaitu dengan menyebut nama selain Allah. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud dan Tirmizi meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?' Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat- Nya...' sampai dengan firman- Nya, '...dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S. Al-An'am 118-121). Thabrani dan lain- lainnya mengetengahkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa tatkala turun firman Allah, "Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya." (Q.S. Al- An'am 121) orang-orang Persia mengirim surat kepada orang- orang Quraisy, agar mereka membantah Muhammad dan mengatakan kepadanya, "Hewan yang engkau sembelih sendiri dengan pisaumu adalah halal, sedangkan hewan yang disembelih oleh Allah dengan pisau emas, yakni mati sendiri, hewan itu haram." Kemudian turunlah firman Allah swt., "Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan- kawannya agar mereka membantah kamu." (Q.S. Al- An'am 121) Ibnu Abbas memberikan penafsiran bahwa yang dimaksud dengan setan ialah orang-orang Persia dan yang dimaksud dengan kawan- kawannya adalah orang-orang Quraisy. awa man kaana maytan fa- ahyaynaahu waja'alnaa lahu nuuran yamsyii bihi fii alnnaasi kaman matsaluhu fii alzhzh ulumaati laysa bikhaarijin minhaa kadzaalika zuyyina lilkaafiriina maa kaanuu ya'maluuna 122. Dan apakah orang yang sudah mati [502 ] kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah- tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. [502 ] Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya ya'ni orang-orang kafir dan sebagainya. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Syaikh mengetengahkan melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya, "Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan..." (Q.S. Al-An'am 122) Ibnu Abbas berkata, "Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Umar dan Abu Jahal." Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang sama melalui Dhahhak. wakadzaalika ja'alnaa fii kulli qaryatin akaabira mujrimiihaa liyamkuruu fiihaa wamaa yamkuruuna illaa bi-anfusihim wamaa yasy'uruuna 123. Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya. wa-idzaa jaa-at-hum aayatun qaaluu lan nu/mina hattaa nu/ taa mitsla maa uutiya rusulu allaahi allaahu a'lamu haytsu yaj'alu risaalatahu sayushiibu alladziina ajramuu shaghaarun 'inda allaahi wa'adzaabun syadiidun bimaa kaanuu yamkuruuna 124. Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya. faman yuridi allaahu an yahdiyahu yasyrah shadrahu lil- islaami waman yurid an yudhillahu yaj'al shadrahu dhayyiqan harajan ka-annamaa yashsha''adu fii alssamaa-i kadzaalika yaj'alu allaahu alrrijsa 'alaa alladziina laa yu/minuuna 125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya [503 ], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. [503 ] lihat not [34 ] wahaadzaa shiraathu rabbika mustaqiiman qad fashshalnaa al-aayaati liqawmin yadzdzakkaruuna 126. Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. lahum daaru alssalaami 'inda rabbihim wahuwa waliyyuhum bimaa kaanuu ya'maluuna 127. Bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan. wayawma yahsyuruhum jamii'an yaa ma'syara aljinni qadi istaktsartum mina al-insi waqaa la awliyaauhum mina al- insi rabbanaa istamta'a ba'dhunaa biba'dhin wabalaghnaa ajalanaa alladzii ajjalta lanaa qaala alnnaaru matswaakum khaalidiina fiihaa illaa maa syaa-a allaahu inna rabbaka hakiimun 'aliimun 128. Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) [504 ] dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [504 ] Maksudnya syaitan telah berhasil memperdayakan manusia sampai manusia mengikuti perintah-perintah dan petunjuk-petunjuknya, dan manusiapun telah mendapat hasil kelezatan-kelezatan duniawi karena mengikuti bujukan-bujukan syaitan itu. wakadzaalika nuwallii ba'dha alzhzhaalimiina ba'dhan bimaa kaanuu yaksibuuna 129. Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan. yaa ma'syara aljinni waal-insi alam ya/tikum rusulun minkum yaqushsh uuna 'alaykum aayaatii wayundziruunakum liqaa-a yawmikum haadzaa qaaluu syahidnaa 'alaa anfusinaa wagharrat-humu alhayaatu alddunyaa wasyahiduu 'alaa anfusihim annahum kaanuu kaafiriina 130. Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat- ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang- orang yang kafir. * dzaalika an lam yakun rabbuka muhlika alquraa bizhulmin wa- ahluhaa ghaafiluuna 131. Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah [505 ]. [505 ] Maksudnya: penduduk suatu kota tidak akan diazab, sebelum diutus seorang rasul yang akan memberi peringatan kepada mereka. walikullin darajaatun mimmaa 'amiluu wamaa rabbuka bighaafilin 'ammaa ya'maluuna 132. Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. warabbuka alghaniyyu dzuu alrrahmati in yasya/ yudzhibkum wayastakhlif min ba'dikum maa yasyaau kamaa ansya-akum min dzurriyyati qawmin aakhariina 133. Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain. inna maa tuu'aduuna laaatin wamaa antum bimu'jiziina 134. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya. qul yaa qawmi i'maluu 'alaa makaanatikum innii 'aamilun fasawfa ta'lamuuna man takuunu lahu 'aa qibatu alddaari innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 135. Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu [506 ], sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini [507 ]. Sesungguhnya orang- orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan. [506 ] Artinya: tetaplah dalam kekafiranmu sebagaimana aku tetap dalam keislamanku. [507 ] Maksudnya: Allah menjadikan dunia sebagai tempat mencari (hasil) yang baik yaitu kebahagiaan diakhirat. waja'aluu lillaahi mimmaa dzara-a mina alhartsi waal- an'aami nashiiban faqaaluu haadzaa lillaahi biza'mihim wahaadzaa lisyurakaa-inaa famaa kaana lisyurakaa-ihim falaa yashilu ilaa allaahi wamaa kaana lillaahi fahuwa yashilu ilaa syurakaa-ihim saa-a maa yahkumuuna 136. Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka [508 ]. Amat buruklah ketetapan mereka itu. [508 ] Menurut yang diriwayatkan bahwa hasil tanaman dan binatang ternak yang mereka peruntukkan bagi Allah, mereka pergunakan untuk memberi makanan orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan berbagai amal sosial, dan yang diperuntukkan bagi berhala- berhala diberikan kepada penjaga berhala itu. Apa yang disediakan untuk berhala- berhala tidak dapat diberikan kepada fakir miskin, dan amal sosial sedang sebahagian yang disediakan untuk Allah (fakir miskin dan amal sosial) dapat diberikan kepada berhala- berhala itu. Kebiasaan yang seperti ini amat dikutuk Allah. wakadzaalika zayyana likatsiirin mina almusyrikiina qatla awlaa dihim syurakaauhum liyurduuhum waliyalbisuu 'alayhim diinahum walaw syaa-a allaahu maa fa'aluuhu fadzarhum wamaa yaftaruuna 137. Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya [509 ]. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. [509 ] Sebahagian orang Arab itu adalah penganut syariat Ibrahim. Ibrahim a.s. pernah diperintahkan Allah mengorbankan anaknya Isma'il. Kemudian pemimpin-pemimpin agama mereka mengaburkan pengertian berkorban itu, sehingga mereka dapat menanamkan kepada pengikutnya, rasa memandang baik membunuh anak-anak mereka dengan alasan mendekatkan diri kepada Allah, padahal alasan yang sesungguhnya ialah karena takut miskin dan takut ternoda. waqaaluu haadzihi an'aamun wahartsun hijrun laa yath'amuhaa illaa man nasyaau biza'mihim wa-an'aamun hurrimat zhuhuuruhaa wa- an'aamun laa yadzkuruuna isma allaahi 'alayhaa iftiraa-an '> 138. Dan mereka mengatakan [510 ]: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki", menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya [511 ], semata-mata membuat- buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan. [510 ] Ialah: mereka seringkali menentukan binatang-binatang untuk pujaan dan binatang- binatang ini hanya boleh dimakan orang-orang tertentu saja. [511 ] Maksudnya ialah binatang-binatang yang disembelih untuk berhala waqaaluu maa fii buthuuni haadzihi al-an'aami khaalishatun lidzukuurinaa wamuharramun 'alaa azwaajinaa wa-in yakun maytatan fahum fiihi syurakaau sayajziihim washfahum innahu hakiimun 'aliimun 139. Dan mereka mengatakan: "Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini [512 ] adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [512 ] Maksudnya ialah binatang-binatang ternak yang tidak boleh ditunggangi seperti Bahiirah dan Saaibah. qad khasira alladziina qataluu awlaadahum safahan bighayri 'ilmin waharramuu maa razaqahumu allaahu iftiraa-an 'alaa allaahi qad dhalluu wamaa kaanuu muhtadiina 140. Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak- anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui [513 ] dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. [513 ] Bahwa Allahlah yang memberi rezki kepada hamba- hambanya. * wahuwa alladzii ansya-a jannaatin ma'ruusyaatin waghayra ma'ruusyaatin waalnnakhla waalzzar'a mukhtalifan ukuluhu waalzzaytuuna waalrrummaana mutasyaabihan waghayra mutasyaabihin kuluu min tsamarihi idzaa atsmara waaatuu haqqahu yawma hashaadihi walaa tusrifuu innahu laa yuhibbu almusrifiina 141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam- macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Abu Aliyah yang telah mengatakan, "Mereka (kaum muslimin) memberikan sesuatu dari hasil perkebunannya selain zakat, sesudah itu lalu mereka berfoya-foya dengan selebihnya, kemudian turunlah ayat ini." Dan telah diketengahkan melalui Ibnu Juraij bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Tsabit bin Qais bin Syimas yang menebang pohon kurma miliknya, kemudian ia bagi-bagikan buahnya hingga sore hari sesudah itu ia tidak lagi memiliki buah kurma. wamina al-an'aami hamuulatan wafarsyan kuluu mimmaa razaqakumu allaahu walaa tattabi'uu khuthuwaati alsysyaythaani innahu lakum 'aduwwun mubiinun 142. Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. tsamaaniyata azwaajin mina aldhdha/ni itsnayni wamina alma'zi itsnayni qul aa ldzdzakarayni harrama ami aluntsayayni ammaa isytamalat 'alayhi arhaamu aluntsayayni nabbi-uunii bi'ilmin in kuntum shaa diqiina 143. ( yaitu) delapan binatang yang berpasangan [514 ], sepasang domba [515 ], sepasang dari kambing [516 ]. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?" Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar, [514 ] Artinya empat pasang, yaitu sepasang biri-biri, sepasang kambing sepasang unta dan sepasang lembu [515 ] Maksudnya domba jantan dan betina [516 ] Maksudnya kambing jantan dan betina wamina al-ibili itsnayni wamina albaqari itsnayni qul aa ldzdzakarayni harrama ami aluntsayayni ammaa isytamalat 'alayhi arhaamu aluntsayayni am kuntum syuhadaa-a idz washshaakumu allaahu bihaadzaa faman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban liyudhilla alnnaasa bighayri 'ilmin inna allaaha laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 144. dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang- orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. qul laa ajidu fiimaa uuhiya ilayya muharraman 'alaa thaa'imin yath'amuhu illaa an yakuuna maytatan aw daman masfuuhan aw lahma khinziirin fa-innahu rijsun aw fisqan uhilla lighayri allaa hi bihi famani idthurra ghayra baaghin walaa 'aadin fa- inna rabbaka ghafuurun rah iimun 145. Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". wa'alaa alladziina haaduu harramnaa kulla dzii zhufurin wamina albaqari waalghanami h arramnaa 'alayhim syuhuumahumaa illaa maa hamalat zhuhuuruhumaa awi alhawaayaa aw maa ikhtalatha bi'azhmin dzaalika jazaynaahum bibaghyihim wa-innaa lashaadiquuna 146. Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku [517 ] dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. [517 ] Yang dimaksud dengan binatang berkuku di sini ialah binatang-binatang yang jari- jarinya tidak terpisah antara satu dengan yang lain, seperti: unta, itik, angsa dan lain-lain. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan hewan yang berkuku satu seperti kuda, keledai dan lain-lain. fa-in kadzdzabuuka faqul rabbukum dzuu rahmatin waasi'atin walaa yuraddu ba/ suhu 'ani alqawmi almujrimiina 147. Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa". sayaquulu alladziina asyrakuu law syaa-a allaahu maa asyraknaa walaa aabaaunaa walaa harramnaa min syay-in kadzaalika kadzdzaba alladziina min qablihim hattaa dzaaquu ba/sanaa qul hal 'indakum min 'ilmin fatukhrijuuhu lanaa in tattabi'uuna illaa alzhzhanna wa-in antum illaa takhrushuuna 148. Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun." Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta. qul falillaahi alhujjatu albaalighatu falaw syaa-a lahadaakum ajma'iina 149. Katakanlah: "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". qul halumma syuhadaa-akumu alladziina yasyhaduuna anna allaaha harrama haadzaa fa-in syahiduu falaa tasyhad ma'ahum walaa tattabi' ahwaa- a alladziina kadzdzabuu bi- aayaatinaa waalladziina laa yu/ minuuna bial-aakhirati wahum birabbihim ya'diluuna 150. Katakanlah: "Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makanan yang kamu) haramkan ini" Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut pula menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka. * qul ta'aalaw atlu maa harrama rabbukum 'alaykum allaa tusyrikuu bihi syay-an wabialwaa lidayni ihsaanan walaa taqtuluu awlaadakum min imlaaqin nahnu narzuqukum wa-iyyaahum walaa taqrabuu alfawaahisya maa zhahara minhaa wamaa bathana walaa taqtuluu alnnafsa allatii harrama allaahu illaa bialhaqqi dzaalikum washshaakum bihi la'allakum ta'qiluuna 151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar [518 ]". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). [518 ] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya. walaa taqrabuu maala alyatiimi illaa biallatii hiya ahsanu hattaa yablugha asyuddahu wa-awfuu alkayla waalmiizaa na bialqisthi laa nukallifu nafsan illaa wus'ahaa wa-idzaa qultum fai'diluu walaw kaana dzaa qurbaa wabi'ahdi allaahi awfuu dzaalikum washshaakum bihi la'allakum tadzakkaruuna 152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu) [519 ], dan penuhilah janji Allah [520 ]. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. [519 ] Maksudnya mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan kerabat sendiri. [520 ] Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya. wa-anna haadzaa shiraathii mustaqiiman faittabi'uuhu walaa tattabi'uu alssubula fatafarraqa bikum 'an sabiilihi dzaa likum washshaakum bihi la'allakum tattaquuna 153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) [521 ], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. [521 ] Maksudnya: janganlah kamu mengikuti agama-agama dan kepercayaan yang lain dari Islam tsumma aataynaa muusaa alkitaaba tamaaman 'alaa alladzii ahsana watafshiilan likulli syay-in wahudan warah matan la'allahum biliqaa-i rabbihim yu/minuuna 154. Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka. wahaadzaa kitaabun anzalnaahu mubaarakun faittabi'uuhu waittaquu la'allakum turh amuuna 155. Dan Al-Quraan itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. an taquuluu innamaa unzila alkitaabu 'alaa thaa-ifatayni min qablinaa wa-in kunnaa 'an diraasatihim laghaafiliina 156. ( Kami turunkan al-Quraan itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan [522 ] saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca [523 ]. [522 ] Yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani. [523 ] Diturunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab agar orang musyrikin Mekah tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai kitab karena kitab yang diturunkan kepada golongan Yahudi dan Nasrani diturunkan dalam bahasa yang tidak diketahui mereka. aw taquuluu law annaa unzila 'alaynaa alkitaabu lakunnaa ahdaa minhum faqad jaa-akum bayyinatun min rabbikum wahudan warah matun faman azhlamu mimman kadzdzaba bi- aayaati allaahi washadafa 'anhaa sanajzii alladziina yashdifuuna 'an aayaatinaa suu- a al'adzaabi bimaa kaanuu yashdifuuna 157. Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka." Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling. hal yanzhuruuna illaa an ta/ tiyahumu almalaa-ikatu aw ya/ tiya rabbuka aw ya/tiya ba'dhu aayaati rabbika yawma ya/tii ba'dhu aayaati rabbika laa yanfa'u nafsan iimaanuhaa lam takun aamanat min qablu aw kasabat fii iimaanihaa khayran quli intazhiruu innaa muntazhiruuna 158. Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu [524 ]. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)". [524 ] Maksudnya: tanda-tanda kiamat. inna alladziina farraquu diinahum wakaanuu syiya'an lasta minhum fii syay-in innamaa amruhum ilaa allaahi tsumma yunabbi-uhum bimaa kaanuu yaf'aluuna 159. Sesungguhnya orang- orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan [525 ], tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. [525 ] Maksudnya: ialah golongan yang amat fanatik kepada pemimpin- pemimpinnya. man jaa-a bialhasanati falahu 'asyru amtsaalihaa waman jaa-a bialssayyi-aati falaa yujzaa illaa mitslahaa wahum laa yuzhlamuuna 160. Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). * qul innanii hadaanii rabbii ilaa shiraathin mustaqiimin diinan qiyaman millata ibraahiima haniifan wamaa kaana mina almusyrikiina 161. Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". qul inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al'aalamiina 162. Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. laa syariika lahu wabidzaalika umirtu wa-anaa awwalu almuslimiina 163. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama- tama menyerahkan diri (kepada Allah)". qul aghayra allaahi abghii rabban wahuwa rabbu kulli syay-in walaa taksibu kullu nafsin illaa 'alayhaa walaa taziru waaziratun wizra ukhraa tsumma ilaa rabbikum marji'ukum fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna 164. Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain [526 ]. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." [526 ] Maksudnya: masing- masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri. wahuwa alladzii ja'alakum khalaa-ifa al-ardhi warafa'a ba'dhakum fawqa ba'dhin darajaatin liyabluwakum fii maa aataakum inna rabbaka sarii'u al'iqaabi wa-innahu laghafuurun rahiimun 165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa- penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pngampun lagi Maha Penyayang.
watilka hujjatunaa aataynaahaa ibraahiima 'alaa qawmihi narfa'u darajaatin man nasyaau inna rabbaka hakiimun 'aliimun 83. Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. wawahabnaa lahu ishaaqa waya'quuba kullan hadaynaa wanuuhan hadaynaa min qablu wamin dzurriyyatihi daawuuda wasulaymaana wa-ayyuuba wayuusufa wamuusaa wahaaruuna wakadzaalika najzii almuhsiniina 84. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. wazakariyyaa wayahyaa wa'iisaa wailyaasa kullun mina alshshaalihiina 85. dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. wa-ismaa'iila wailyasa'a wayuunusa waluuthan wakullan fadhdhalnaa 'alaa al'aalamiina 86. dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), wamin aabaa-ihim wadzurriyyaatihim wa- ikhwaanihim waijtabaynaahum wahadaynaahum ilaa shiraathin mustaqiimin 87. Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak- bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. dzaalika hudaa allaahi yahdii bihi man yasyaau min 'ibaadihi walaw asyrakuu lahabitha 'anhum maa kaanuu ya'maluuna 88. Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. ulaa-ika alladziina aataynaahumu alkitaaba waalhukma waalnnubuwwata fa-in yakfur bihaa haaulaa-i faqad wakkalnaa bihaa qawman laysuu bihaa bikaafiriina 89. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan kenabian Jika orang- orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. ulaa-ika alladziina hadaa allaahu fabihudaahumu iqtadih qul laa as-alukum 'alayhi ajran in huwa illaa dzikraa lil'aalamiina 90. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quraan)." Al- Quraan itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. wamaa qadaruu allaaha haqqa qadrihi idz qaaluu maa anzala allaahu 'alaa basyarin min syay- in qul man anzala alkitaaba alladzii jaa-a bihi muusaa nuuran wahudan lilnnaasi taj'aluunahu qaraathiisa tubduunahaa watukhfuuna katsiiran wa'ullimtum maa lam ta'lamuu antum walaa aabaaukum quli allaahu tsumma dzarhum fii khawdhihim yal'abuuna 91. Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Qur'an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain- main dalam kesesatannya. [491 ] [491 ] Perkataan "biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya" adalah sebagai sindiran kepada mereka, seakan- akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang belum berakal. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Sa'id bin Jubair yang mengatakan, bahwa ada seorang lelaki Yahudi yang dikenal dengan nama Malik bin Shaif, bersengketa dengan Nabi saw. Kemudian Nabi saw. berkata kepadanya, "Kuminta kepadamu demi yang menurunkan kitab Taurat kepada Musa, apakah engkau menemukan di dalam kitab Taurat, bahwasanya Allah swt. membenci pendeta yang gemuk? Sedangkan laki-laki itu adalah seorang pendeta Yahudi yang berbadan gemuk. Akhirnya si laki-laki Yahudi itu marah- marah, seraya berkata, 'Allah sama sekali tidak pernah menurunkan apa pun kepada manusia.' Lalu para sahabat berkata, 'Alangkah celakanya kamu ini, apakah Ia juga tidak menurunkan sesuatu (kitab) kepada Musa?' Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, 'Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya.'" (Q.S. Al- An'am 91). Hadis ini berkedudukan Mursal. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui jalur Ikrimah, dan hadis lainnya telah disebutkan di dalam surah An- Nisa. Ibnu Jarir mengetengahkan melalui jalur Ibnu Abu Thalhah dan Ibnu Abbas yang mengatakan, "Orang-orang Yahudi pernah mengatakan, 'Demi Allah! Allah tidak pernah menurunkan suatu kitab pun dari langit...' lalu turunlah ayat di atas." wahaadzaa kitaabun anzalnaahu mubaarakun mushaddiqu alladzii bayna yadayhi walitundzira umma alquraa waman hawlahaa waalladziina yu/minuuna bial-aakhirati yu/ minuuna bihi wahum 'alaa shalaatihim yuhaafizhuuna 92. Dan ini (Al-Qur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya [492 ] dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang- orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur'an) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. [492 ] Ialah kitab kitab dan shahifah shahifah yang diturunkan sebelum Al-Qur'an waman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban aw qaala uuhiya ilayya walam yuuha ilayhi syay-un waman qaala saunzilu mitsla maa anzala allaahu walaw taraa idzi alzhzhaalimuuna fii ghamaraati almawti waalmalaa-ikatu baasithuu aydiihim akhrijuu anfusakumu alyawma tujzawna 'adzaa ba alhuuni bimaa kuntum taquuluuna 'alaa allaahi ghayra alhaqqi wakuntum 'an aayaatihi tastakbiruuna 93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah sehubungan dengan firman Allah, "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah, atau yang berkata, 'Telah diwahyukan kepada saya,' padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya." (Q.S. Al-An'am 93).
Ikrimah mengatakan, "Ayat ini diturunkan sehubungan dengan Musailamah," sedangkan ayat, ".... dan orang yang mengatakan, 'Aku juga diberi wahyu seperti yang telah diturunkan oleh Allah," ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Saad bin Abu Sarh, dia adalah sekretaris Nabi saw. Pada suatu ketika ia disuruh menulis oleh Nabi saw., kata `aziizun hakiim (Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) akan tetapi ia menuliskan ghafuurun rahiim (Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Lalu surah hasil tulisannya itu dibaca (dan ia mendapat teguran) akan tetapi ia menjawab, 'Ya, itu sama saja.' Tidak lama kemudian ia menjadi kafir kembali dan bergabung dengan orang-orang Quraisy." Dan telah diketengahkan pula melalui Saddi hadis yang sama, akan tetapi di dalam riwayatnya terdapat tambahan, yaitu, Abdullah bin Saad bin Sarh berkata, "Jika Muhammad telah diberi wahyu, maka sesungguhnya aku pun telah diberi wahyu pula. Dan jika Allah telah menurunkan wahyu kepadanya, maka aku pun telah menurunkan wahyu seperti apa yang diturunkan oleh Allah. Muhammad telah mengatakan samii`an `aliiman (Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui), maka aku katakan `aliiman hakiiman (Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana)." walaqad ji/tumuunaa furaadaa kamaa khalaqnaakum awwala marratin wataraktum maa khawwalnaakum waraa-a zhuhuurikum wamaa naraa ma'akum syufa'aa-akumu alladziina za'amtum annahum fiikum syurakaau laqad taqaththha'a baynakum wadhalla 'ankum maa kuntum taz'umuuna 94. Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri- sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir dan lain-lainnya mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa Nadlir bin Harits telah berkata, "Lata dan Uzza pasti akan memberikan syafaat kepadaku," kemudian turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri..." sampai dengan firman-Nya, "...bahwa mereka itu sekutu- sekutu Tuhan di antara kamu." (Q.S. Al-An'am 94).
inna allaaha faaliqu alhabbi waalnnawaa yukhriju alhayya mina almayyiti wamukhriju almayyiti mina alh ayyi dzaalikumu allaahu fa-annaa tu/ fakuuna 95. Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh- tumbuhan dan biji buah- buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? faaliqu al-ishbaahi waja'ala allayla sakanan waalsysyamsa waalqamara h usbaanan dzaalika taqdiiru al'aziizi al'aliimi 96. Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. wahuwa alladzii ja'ala lakumu alnnujuuma litahtaduu bihaa fii zhulumaati albarri waalbahri qad fashshalnaa al-aayaati liqawmin ya'lamuuna 97. Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang- orang yang mengetahui. wahuwa alladzii ansya-akum min nafsin waahidatin famustaqarrun wamustawda'un qad fashsh alnaa al-aayaati liqawmin yafqahuuna 98. Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri [493 ], maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan [494 ]. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang- orang yang mengetahui. [493 ] maksunya: Adam a.s. [494 ] Di antara para mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tempat tetap ialah tulang sulbi ayah dan tempat simpanan ialah rahim ibu. Ada pula yang berpendapat bahwa tempat tetap ialah di atas bumi waktu manusia hidup, dan tempat simpanan ialah di dalam bumi (kubur), sewaktu manusia telah meninggal. wahuwa alladzii anzala mina alssamaa-i maa-an fa-akhrajnaa bihi nabaata kulli syay-in fa- akhrajnaa minhu khadhiran nukhriju minhu habban mutaraakiban wamina alnnakhli min thal'ihaa qinwaanun daaniyatun wajannaatin min a'naabin waalzzaytuuna waalrrummaana musytabihan waghayra mutasyaabihin unzhuruu ilaa tsamarihi idzaa atsmara wayan'ihi inna fii dzaa likum laaayaatin liqawmin yu/minuuna 99. Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh- tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang- orang yang beriman. waja'aluu lillaahi syurakaa-a aljinna wakhalaqahum wakharaquu lahu baniina wabanaa tin bighayri 'ilmin subhaanahu wata'aalaa 'ammaa yashifuuna 100. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah- lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan[495 ]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat- sifat yang mereka berikan. [495 ] Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan "Uzair putera Allah" dan orang musyrikin mengatakan malaikat putra- putra Allah. Mereka mengatakan demikian karena kebodohannya. * badii'u alssamaawaati waal- ardhi annaa yakuunu lahu waladun walam takun lahu shaah ibatun wakhalaqa kulla syay-in wahuwa bikulli syay-in 'aliimun 101. Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. dzaalikumu allaahu rabbukum laa ilaaha illaa huwa khaaliqu kulli syay-in fau'buduuhu wahuwa 'alaa kulli syay-in wakiilun 102. ( Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. laa tudrikuhu al-abshaaru wahuwa yudriku al-abshaara wahuwa allathiifu alkhabiiru 103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. qad jaa-akum bashaa-iru min rabbikum faman abshara falinafsihi waman 'amiya fa'alayhaa wamaa anaa 'alaykum bihafiizhin 104. Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti- bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu) [496 ], maka (manfa'atnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu). [496 ] Maksudnya ialah barangsiapa mengetahui kebenaran dan mengerjakan amal saleh, serta memperoleh petunjuk, maka dia telah mencapai puncak kebahagiaan. wakadzaalika nusharrifu al- aayaati waliyaquuluu darasta walinubayyinahu liqawmin ya'lamuuna 105. Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab)", dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang mengetahui. ittabi' maa uuhiya ilayka min rabbika laa ilaaha illaa huwa wa- a'ridh 'ani almusyrikiina 106. Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. walaw syaa-a allaahu maa asyrakuu wamaa ja'alnaaka 'alayhim hafiizhan wamaa anta 'alayhim biwakiilin 107. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak memperkutukan(Nya). Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka; dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka. walaa tasubbuu alladziina yad'uuna min duuni allaahi fayasubbuu allaaha 'adwan bighayri 'ilmin kadzaalika zayyannaa likulli ummatin 'amalahum tsumma ilaa rabbihim marji'uhum fayunabbi- uhum bimaa kaanuu ya'maluuna 108. Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abdurrazzaq telah mengatakan, "Mu'ammar menceritakan kepada kami melalui Qatadah. Qatadah telah bercerita, bahwa dahulu orang-orang muslim sering memaki berhala-berhala orang-orang kafir, pada akhirnya orang-orang kafir balas memaki Allah, kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, 'Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah...'" (Q.S. Al-An'am 108).
wa-aqsamuu biallaahi jahda aymaanihim la-in jaa-at-hum aayatun layu/minunna bihaa qul innamaa al-aayaatu 'inda allaahi wamaa yusy'irukum annahaa idzaa jaa-at laa yu/minuuna 109. Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mu jizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: "Sesungguhnya mu'jizat-mu'jizat itu hanya berada di sisi Allah". Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mu'jizat datang mereka tidak akan beriman [497 ]. [497 ] Maksudnya: orang-orang musyrikin bersumpah bahwa kalau datang mu'jizat, mereka akan beriman, karena itu orang- orang muslimin berharap kepada Nabi agar Allah menurunkan mu'jizat yang dimaksud. Allah menolak pengharapan kaum mu'minin dengan ayat ini. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhi yang telah mengatakan, "Rasulullah saw. pernah berbicara kepada orang-orang Quraisy, kemudian orang-orang Quraisy menjawab, 'Hai Muhammad! Engkau telah bercerita kepada kami, bahwa Musa itu memiliki tongkat yang dapat menghancurkan batu (jika dipukulkan), dan Isa itu dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, dan kaum Tsamud (Nabi Saleh) itu mempunyai unta, maka datangkanlah kepada kami ayat- ayat (mukjizat-mukjizat) sehingga kami dapat mempercayaimu?" Rasulullah saw. menjawab, "Mukjizat apakah yang kamu sukai agar aku mendatangkannya kepada kamu?" Mereka menjawab, "Engkau harus menjadikan gunung Safa menjadi emas demi kami semua." Rasulullah saw., berkata, "Jika aku dapat membuktikannya apakah kamu mau percaya kepadaku." Mereka menjawab, "Ya, demi Allah." Kemudian Rasulullah saw. berdiri dan berdoa, lalu datanglah malaikat Jibril yang langsung berkata, "Apabila engkau menghendakinya pastilah gunung Safa itu menjadi emas. Akan tetapi apabila sesudah itu mereka masih juga tidak mau beriman, niscaya aku mengazab mereka. Dan jika engkau menghendaki (kebaikan) maka biarkanlah mereka sehingga bertobat orang-orang yang mau bertobat dari kalangan mereka." Setelah itu lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan..." sampai dengan firman-Nya, "...tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Q.S. Al-An'am 109-111).
wanuqallibu af-idatahum wa- abshaa rahum kamaa lam yu/ minuu bihi awwala marratin wanadz aruhum fii thughyaanihim ya'mahuuna 110. Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. * walaw annanaa nazzalnaa ilayhimu almalaa-ikata wakallamahumu almawtaa wahasyarnaa 'alayhim kulla syay-in qubulan maa kaanuu liyu/minuu illaa an yasyaa-a allaahu walaakinna aktsarahum yajhaluuna 111. Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka [498 ], niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. [498 ] Maksudnya untuk menjadi saksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah. wakadzaalika ja'alnaa likulli nabiyyin 'aduwwan syayaathiina al-insi waaljinni yuuhii ba'dhuhum ilaa ba'dhin zukhrufa alqawli ghuruuran walaw syaa -a rabbuka maa fa'aluuhu fadzarhum wamaa yaftaruuna 112. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan- perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) [499 ]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. [499 ] Maksudnya syaitan- syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi. walitashghaa ilayhi af-idatu alladziina laa yu/minuuna bial- aakhirati waliyardhawhu waliyaqtarifuu maa hum muqtarifuuna 113. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. afaghayra allaahi abtaghii hakaman wahuwa alladzii anzala ilaykumu alkitaaba mufashshalan waalladziina aataynaahumu alkitaaba ya'lamuuna annahu munazzalun min rabbika bialh aqqi falaa takuunanna mina almumtariina 114. Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al- Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. watammat kalimatu rabbika sh idqan wa'adlan laa mubaddila likalimaatihi wahuwa alssamii'u al'aliimu 115. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quraan) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. wa-in tuthi' aktsara man fii al- ardhi yudhilluuka 'an sabiili allaahi in yattabi'uuna illaa alzhzhanna wa-in hum illaa yakhrushuuna 116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). [500 ] [500 ] Seperti menghalalkan memakan apa-apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak. inna rabbaka huwa a'lamu man yadh illu 'an sabiilihi wahuwa a'lamu bialmuhtadiina 117. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. fakuluu mimmaa dzukira ismu allaahi 'alayhi in kuntum bi- aayaatihi mu/miniina 118. Maka makanlah binatang- binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatNya. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud dan Tirmizi meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?' Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat- Nya...' sampai dengan firman- Nya, '...dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S. Al-An'am 118-121). Abu Daud dan Hakim serta lain-lainnya mengetengahkan melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah swt., "Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan- kawannya agar mereka membantah kamu." (Q.S. Al- An'am 121) Mereka mengatakan, "Apa yang disembelih oleh Allah, jangan kamu makan, dan apa yang kamu sembelih, kamu boleh memakannya," kemudian setelah itu Allah menurunkan ayat di atas. Thabrani dan lain- lainnya mengetengahkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa tatkala turun firman Allah, "Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya." (Q.S. Al- An'am 121) orang-orang Persia mengirim surat kepada orang- orang Quraisy, agar mereka membantah Muhammad dan mengatakan kepadanya, "Hewan yang engkau sembelih sendiri dengan pisaumu adalah halal, sedangkan hewan yang disembelih oleh Allah dengan pisau emas, yakni mati sendiri, hewan itu haram." Kemudian turunlah firman Allah swt., "Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan- kawannya agar mereka membantah kamu." (Q.S. Al- An'am 121) Ibnu Abbas memberikan penafsiran bahwa yang dimaksud dengan setan ialah orang-orang Persia dan yang dimaksud dengan kawan- kawannya adalah orang-orang Quraisy. wamaa lakum allaa ta/kuluu mimmaa dzukira ismu allaahi 'alayhi waqad fashshala lakum maa harrama 'alaykum illaa maa idthurirtum ilayhi wa-inna katsiiran layudhilluuna bi- ahwaa-ihim bighayri 'ilmin inna rabbaka huwa a'lamu bialmu'tadiina 119. Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia- lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud dan Tirmizi meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?' Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat- Nya...' sampai dengan firman- Nya, '...dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S. Al-An'am 118-121).
wadzaruu zhaahira al-itsmi wabaathinahu inna alladziina yaksibuuna al-itsma sayujzawna bimaa kaanuu yaqtarifuuna 120. Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. * walaa ta/kuluu mimmaa lam yudzkari ismu allaahi 'alayhi wa- innahu lafisqun wa-inna alsysyayaath iina layuuhuuna ilaa awliyaa-ihim liyujaadiluukum wa-in atha'tumuuhum innakum lamusyrikuuna 121. Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya [501 ]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. [501 ] Yaitu dengan menyebut nama selain Allah. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud dan Tirmizi meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?' Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat- Nya...' sampai dengan firman- Nya, '...dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S. Al-An'am 118-121). Thabrani dan lain- lainnya mengetengahkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa tatkala turun firman Allah, "Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya." (Q.S. Al- An'am 121) orang-orang Persia mengirim surat kepada orang- orang Quraisy, agar mereka membantah Muhammad dan mengatakan kepadanya, "Hewan yang engkau sembelih sendiri dengan pisaumu adalah halal, sedangkan hewan yang disembelih oleh Allah dengan pisau emas, yakni mati sendiri, hewan itu haram." Kemudian turunlah firman Allah swt., "Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan- kawannya agar mereka membantah kamu." (Q.S. Al- An'am 121) Ibnu Abbas memberikan penafsiran bahwa yang dimaksud dengan setan ialah orang-orang Persia dan yang dimaksud dengan kawan- kawannya adalah orang-orang Quraisy. awa man kaana maytan fa- ahyaynaahu waja'alnaa lahu nuuran yamsyii bihi fii alnnaasi kaman matsaluhu fii alzhzh ulumaati laysa bikhaarijin minhaa kadzaalika zuyyina lilkaafiriina maa kaanuu ya'maluuna 122. Dan apakah orang yang sudah mati [502 ] kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah- tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. [502 ] Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya ya'ni orang-orang kafir dan sebagainya. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Syaikh mengetengahkan melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya, "Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan..." (Q.S. Al-An'am 122) Ibnu Abbas berkata, "Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Umar dan Abu Jahal." Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang sama melalui Dhahhak. wakadzaalika ja'alnaa fii kulli qaryatin akaabira mujrimiihaa liyamkuruu fiihaa wamaa yamkuruuna illaa bi-anfusihim wamaa yasy'uruuna 123. Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya. wa-idzaa jaa-at-hum aayatun qaaluu lan nu/mina hattaa nu/ taa mitsla maa uutiya rusulu allaahi allaahu a'lamu haytsu yaj'alu risaalatahu sayushiibu alladziina ajramuu shaghaarun 'inda allaahi wa'adzaabun syadiidun bimaa kaanuu yamkuruuna 124. Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya. faman yuridi allaahu an yahdiyahu yasyrah shadrahu lil- islaami waman yurid an yudhillahu yaj'al shadrahu dhayyiqan harajan ka-annamaa yashsha''adu fii alssamaa-i kadzaalika yaj'alu allaahu alrrijsa 'alaa alladziina laa yu/minuuna 125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya [503 ], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. [503 ] lihat not [34 ] wahaadzaa shiraathu rabbika mustaqiiman qad fashshalnaa al-aayaati liqawmin yadzdzakkaruuna 126. Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. lahum daaru alssalaami 'inda rabbihim wahuwa waliyyuhum bimaa kaanuu ya'maluuna 127. Bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan. wayawma yahsyuruhum jamii'an yaa ma'syara aljinni qadi istaktsartum mina al-insi waqaa la awliyaauhum mina al- insi rabbanaa istamta'a ba'dhunaa biba'dhin wabalaghnaa ajalanaa alladzii ajjalta lanaa qaala alnnaaru matswaakum khaalidiina fiihaa illaa maa syaa-a allaahu inna rabbaka hakiimun 'aliimun 128. Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) [504 ] dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [504 ] Maksudnya syaitan telah berhasil memperdayakan manusia sampai manusia mengikuti perintah-perintah dan petunjuk-petunjuknya, dan manusiapun telah mendapat hasil kelezatan-kelezatan duniawi karena mengikuti bujukan-bujukan syaitan itu. wakadzaalika nuwallii ba'dha alzhzhaalimiina ba'dhan bimaa kaanuu yaksibuuna 129. Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan. yaa ma'syara aljinni waal-insi alam ya/tikum rusulun minkum yaqushsh uuna 'alaykum aayaatii wayundziruunakum liqaa-a yawmikum haadzaa qaaluu syahidnaa 'alaa anfusinaa wagharrat-humu alhayaatu alddunyaa wasyahiduu 'alaa anfusihim annahum kaanuu kaafiriina 130. Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat- ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang- orang yang kafir. * dzaalika an lam yakun rabbuka muhlika alquraa bizhulmin wa- ahluhaa ghaafiluuna 131. Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah [505 ]. [505 ] Maksudnya: penduduk suatu kota tidak akan diazab, sebelum diutus seorang rasul yang akan memberi peringatan kepada mereka. walikullin darajaatun mimmaa 'amiluu wamaa rabbuka bighaafilin 'ammaa ya'maluuna 132. Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. warabbuka alghaniyyu dzuu alrrahmati in yasya/ yudzhibkum wayastakhlif min ba'dikum maa yasyaau kamaa ansya-akum min dzurriyyati qawmin aakhariina 133. Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain. inna maa tuu'aduuna laaatin wamaa antum bimu'jiziina 134. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya. qul yaa qawmi i'maluu 'alaa makaanatikum innii 'aamilun fasawfa ta'lamuuna man takuunu lahu 'aa qibatu alddaari innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 135. Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu [506 ], sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini [507 ]. Sesungguhnya orang- orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan. [506 ] Artinya: tetaplah dalam kekafiranmu sebagaimana aku tetap dalam keislamanku. [507 ] Maksudnya: Allah menjadikan dunia sebagai tempat mencari (hasil) yang baik yaitu kebahagiaan diakhirat. waja'aluu lillaahi mimmaa dzara-a mina alhartsi waal- an'aami nashiiban faqaaluu haadzaa lillaahi biza'mihim wahaadzaa lisyurakaa-inaa famaa kaana lisyurakaa-ihim falaa yashilu ilaa allaahi wamaa kaana lillaahi fahuwa yashilu ilaa syurakaa-ihim saa-a maa yahkumuuna 136. Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka [508 ]. Amat buruklah ketetapan mereka itu. [508 ] Menurut yang diriwayatkan bahwa hasil tanaman dan binatang ternak yang mereka peruntukkan bagi Allah, mereka pergunakan untuk memberi makanan orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan berbagai amal sosial, dan yang diperuntukkan bagi berhala- berhala diberikan kepada penjaga berhala itu. Apa yang disediakan untuk berhala- berhala tidak dapat diberikan kepada fakir miskin, dan amal sosial sedang sebahagian yang disediakan untuk Allah (fakir miskin dan amal sosial) dapat diberikan kepada berhala- berhala itu. Kebiasaan yang seperti ini amat dikutuk Allah. wakadzaalika zayyana likatsiirin mina almusyrikiina qatla awlaa dihim syurakaauhum liyurduuhum waliyalbisuu 'alayhim diinahum walaw syaa-a allaahu maa fa'aluuhu fadzarhum wamaa yaftaruuna 137. Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya [509 ]. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. [509 ] Sebahagian orang Arab itu adalah penganut syariat Ibrahim. Ibrahim a.s. pernah diperintahkan Allah mengorbankan anaknya Isma'il. Kemudian pemimpin-pemimpin agama mereka mengaburkan pengertian berkorban itu, sehingga mereka dapat menanamkan kepada pengikutnya, rasa memandang baik membunuh anak-anak mereka dengan alasan mendekatkan diri kepada Allah, padahal alasan yang sesungguhnya ialah karena takut miskin dan takut ternoda. waqaaluu haadzihi an'aamun wahartsun hijrun laa yath'amuhaa illaa man nasyaau biza'mihim wa-an'aamun hurrimat zhuhuuruhaa wa- an'aamun laa yadzkuruuna isma allaahi 'alayhaa iftiraa-an '> 138. Dan mereka mengatakan [510 ]: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki", menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya [511 ], semata-mata membuat- buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan. [510 ] Ialah: mereka seringkali menentukan binatang-binatang untuk pujaan dan binatang- binatang ini hanya boleh dimakan orang-orang tertentu saja. [511 ] Maksudnya ialah binatang-binatang yang disembelih untuk berhala waqaaluu maa fii buthuuni haadzihi al-an'aami khaalishatun lidzukuurinaa wamuharramun 'alaa azwaajinaa wa-in yakun maytatan fahum fiihi syurakaau sayajziihim washfahum innahu hakiimun 'aliimun 139. Dan mereka mengatakan: "Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini [512 ] adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [512 ] Maksudnya ialah binatang-binatang ternak yang tidak boleh ditunggangi seperti Bahiirah dan Saaibah. qad khasira alladziina qataluu awlaadahum safahan bighayri 'ilmin waharramuu maa razaqahumu allaahu iftiraa-an 'alaa allaahi qad dhalluu wamaa kaanuu muhtadiina 140. Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak- anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui [513 ] dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. [513 ] Bahwa Allahlah yang memberi rezki kepada hamba- hambanya. * wahuwa alladzii ansya-a jannaatin ma'ruusyaatin waghayra ma'ruusyaatin waalnnakhla waalzzar'a mukhtalifan ukuluhu waalzzaytuuna waalrrummaana mutasyaabihan waghayra mutasyaabihin kuluu min tsamarihi idzaa atsmara waaatuu haqqahu yawma hashaadihi walaa tusrifuu innahu laa yuhibbu almusrifiina 141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam- macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Abu Aliyah yang telah mengatakan, "Mereka (kaum muslimin) memberikan sesuatu dari hasil perkebunannya selain zakat, sesudah itu lalu mereka berfoya-foya dengan selebihnya, kemudian turunlah ayat ini." Dan telah diketengahkan melalui Ibnu Juraij bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Tsabit bin Qais bin Syimas yang menebang pohon kurma miliknya, kemudian ia bagi-bagikan buahnya hingga sore hari sesudah itu ia tidak lagi memiliki buah kurma. wamina al-an'aami hamuulatan wafarsyan kuluu mimmaa razaqakumu allaahu walaa tattabi'uu khuthuwaati alsysyaythaani innahu lakum 'aduwwun mubiinun 142. Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. tsamaaniyata azwaajin mina aldhdha/ni itsnayni wamina alma'zi itsnayni qul aa ldzdzakarayni harrama ami aluntsayayni ammaa isytamalat 'alayhi arhaamu aluntsayayni nabbi-uunii bi'ilmin in kuntum shaa diqiina 143. ( yaitu) delapan binatang yang berpasangan [514 ], sepasang domba [515 ], sepasang dari kambing [516 ]. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?" Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar, [514 ] Artinya empat pasang, yaitu sepasang biri-biri, sepasang kambing sepasang unta dan sepasang lembu [515 ] Maksudnya domba jantan dan betina [516 ] Maksudnya kambing jantan dan betina wamina al-ibili itsnayni wamina albaqari itsnayni qul aa ldzdzakarayni harrama ami aluntsayayni ammaa isytamalat 'alayhi arhaamu aluntsayayni am kuntum syuhadaa-a idz washshaakumu allaahu bihaadzaa faman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban liyudhilla alnnaasa bighayri 'ilmin inna allaaha laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 144. dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang- orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. qul laa ajidu fiimaa uuhiya ilayya muharraman 'alaa thaa'imin yath'amuhu illaa an yakuuna maytatan aw daman masfuuhan aw lahma khinziirin fa-innahu rijsun aw fisqan uhilla lighayri allaa hi bihi famani idthurra ghayra baaghin walaa 'aadin fa- inna rabbaka ghafuurun rah iimun 145. Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". wa'alaa alladziina haaduu harramnaa kulla dzii zhufurin wamina albaqari waalghanami h arramnaa 'alayhim syuhuumahumaa illaa maa hamalat zhuhuuruhumaa awi alhawaayaa aw maa ikhtalatha bi'azhmin dzaalika jazaynaahum bibaghyihim wa-innaa lashaadiquuna 146. Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku [517 ] dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. [517 ] Yang dimaksud dengan binatang berkuku di sini ialah binatang-binatang yang jari- jarinya tidak terpisah antara satu dengan yang lain, seperti: unta, itik, angsa dan lain-lain. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan hewan yang berkuku satu seperti kuda, keledai dan lain-lain. fa-in kadzdzabuuka faqul rabbukum dzuu rahmatin waasi'atin walaa yuraddu ba/ suhu 'ani alqawmi almujrimiina 147. Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa". sayaquulu alladziina asyrakuu law syaa-a allaahu maa asyraknaa walaa aabaaunaa walaa harramnaa min syay-in kadzaalika kadzdzaba alladziina min qablihim hattaa dzaaquu ba/sanaa qul hal 'indakum min 'ilmin fatukhrijuuhu lanaa in tattabi'uuna illaa alzhzhanna wa-in antum illaa takhrushuuna 148. Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun." Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta. qul falillaahi alhujjatu albaalighatu falaw syaa-a lahadaakum ajma'iina 149. Katakanlah: "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". qul halumma syuhadaa-akumu alladziina yasyhaduuna anna allaaha harrama haadzaa fa-in syahiduu falaa tasyhad ma'ahum walaa tattabi' ahwaa- a alladziina kadzdzabuu bi- aayaatinaa waalladziina laa yu/ minuuna bial-aakhirati wahum birabbihim ya'diluuna 150. Katakanlah: "Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makanan yang kamu) haramkan ini" Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut pula menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka. * qul ta'aalaw atlu maa harrama rabbukum 'alaykum allaa tusyrikuu bihi syay-an wabialwaa lidayni ihsaanan walaa taqtuluu awlaadakum min imlaaqin nahnu narzuqukum wa-iyyaahum walaa taqrabuu alfawaahisya maa zhahara minhaa wamaa bathana walaa taqtuluu alnnafsa allatii harrama allaahu illaa bialhaqqi dzaalikum washshaakum bihi la'allakum ta'qiluuna 151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar [518 ]". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). [518 ] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya. walaa taqrabuu maala alyatiimi illaa biallatii hiya ahsanu hattaa yablugha asyuddahu wa-awfuu alkayla waalmiizaa na bialqisthi laa nukallifu nafsan illaa wus'ahaa wa-idzaa qultum fai'diluu walaw kaana dzaa qurbaa wabi'ahdi allaahi awfuu dzaalikum washshaakum bihi la'allakum tadzakkaruuna 152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu) [519 ], dan penuhilah janji Allah [520 ]. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. [519 ] Maksudnya mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan kerabat sendiri. [520 ] Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya. wa-anna haadzaa shiraathii mustaqiiman faittabi'uuhu walaa tattabi'uu alssubula fatafarraqa bikum 'an sabiilihi dzaa likum washshaakum bihi la'allakum tattaquuna 153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) [521 ], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. [521 ] Maksudnya: janganlah kamu mengikuti agama-agama dan kepercayaan yang lain dari Islam tsumma aataynaa muusaa alkitaaba tamaaman 'alaa alladzii ahsana watafshiilan likulli syay-in wahudan warah matan la'allahum biliqaa-i rabbihim yu/minuuna 154. Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka. wahaadzaa kitaabun anzalnaahu mubaarakun faittabi'uuhu waittaquu la'allakum turh amuuna 155. Dan Al-Quraan itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. an taquuluu innamaa unzila alkitaabu 'alaa thaa-ifatayni min qablinaa wa-in kunnaa 'an diraasatihim laghaafiliina 156. ( Kami turunkan al-Quraan itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan [522 ] saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca [523 ]. [522 ] Yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani. [523 ] Diturunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab agar orang musyrikin Mekah tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai kitab karena kitab yang diturunkan kepada golongan Yahudi dan Nasrani diturunkan dalam bahasa yang tidak diketahui mereka. aw taquuluu law annaa unzila 'alaynaa alkitaabu lakunnaa ahdaa minhum faqad jaa-akum bayyinatun min rabbikum wahudan warah matun faman azhlamu mimman kadzdzaba bi- aayaati allaahi washadafa 'anhaa sanajzii alladziina yashdifuuna 'an aayaatinaa suu- a al'adzaabi bimaa kaanuu yashdifuuna 157. Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka." Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling. hal yanzhuruuna illaa an ta/ tiyahumu almalaa-ikatu aw ya/ tiya rabbuka aw ya/tiya ba'dhu aayaati rabbika yawma ya/tii ba'dhu aayaati rabbika laa yanfa'u nafsan iimaanuhaa lam takun aamanat min qablu aw kasabat fii iimaanihaa khayran quli intazhiruu innaa muntazhiruuna 158. Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu [524 ]. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)". [524 ] Maksudnya: tanda-tanda kiamat. inna alladziina farraquu diinahum wakaanuu syiya'an lasta minhum fii syay-in innamaa amruhum ilaa allaahi tsumma yunabbi-uhum bimaa kaanuu yaf'aluuna 159. Sesungguhnya orang- orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan [525 ], tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. [525 ] Maksudnya: ialah golongan yang amat fanatik kepada pemimpin- pemimpinnya. man jaa-a bialhasanati falahu 'asyru amtsaalihaa waman jaa-a bialssayyi-aati falaa yujzaa illaa mitslahaa wahum laa yuzhlamuuna 160. Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). * qul innanii hadaanii rabbii ilaa shiraathin mustaqiimin diinan qiyaman millata ibraahiima haniifan wamaa kaana mina almusyrikiina 161. Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". qul inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al'aalamiina 162. Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. laa syariika lahu wabidzaalika umirtu wa-anaa awwalu almuslimiina 163. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama- tama menyerahkan diri (kepada Allah)". qul aghayra allaahi abghii rabban wahuwa rabbu kulli syay-in walaa taksibu kullu nafsin illaa 'alayhaa walaa taziru waaziratun wizra ukhraa tsumma ilaa rabbikum marji'ukum fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna 164. Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain [526 ]. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." [526 ] Maksudnya: masing- masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri. wahuwa alladzii ja'alakum khalaa-ifa al-ardhi warafa'a ba'dhakum fawqa ba'dhin darajaatin liyabluwakum fii maa aataakum inna rabbaka sarii'u al'iqaabi wa-innahu laghafuurun rahiimun 165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa- penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pngampun lagi Maha Penyayang.
0 komentar:
Posting Komentar