Banyak benda-benda peninggalan kerajaan-kerajaan yang sampai saat ini masih dapat kita
saksikan. Benda-benda peninggalan bersejarah tersebut sebagai bukti bagi
kita bahwa nenek moyang telah menguasai teknologi yang tinggi. Mari
kita pelajari sebagian dari benda-benda peninggalan bersejarah tersebut
melalui kajian di bawah ini.
1. Candi
Candi Borobudur (Budha) |
Bangunan candi merupakan salah satu sumber sejarah. Bangunan candi
merupakan bukti peninggalan kerajaan tertentu. Misalnya sumber sejarah
yang menjadi bukti peninggalan kerajaan Mataram Kuno seperti candi-candi
pegunungan Dieng dan Candi Gedung Songo, yang terletak di Jawa Tengah
bagian utara. Di Jawa Tengah bagian selatan juga ditemukan candi antara
lain Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, dan
Candi Sambi Sari.
Daftar Candi di Indonesia
( KLik nama candi untuk membaca lebih banyak info tentang candi )
Daftar Candi di Indonesia
( KLik nama candi untuk membaca lebih banyak info tentang candi )
- Candi Borobudur, Borobudur, Magelang, (Mataram-Budha)
- Candi Mendut, Mendut, Magelang, (Mataram-Budha)
- Candi Pawon, Borobudur, Magelang, (Mataram-Budha)
- Candi Ngawen, Muntilan, Magelang (Mataram-Budha)
- Candi Asu, Magelang, (Mataram-Hindu)
- Candi Lumbung, Magelang, (Mataram -Budha)
- Candi Canggal atau Candi Gunung Wukir, Salam, Magelang, (Mataram-Hindu)
- Candi Selagriya, Magelang, (Mataram-Hindu)
- Candi Losari, Salam, Magelang, (Mataram-Hindu)
- Candi Gunungsari, Muntilan, Magelang, (Mataram-Hindu)
- Candi Bubrah, Prambanan (Mataram- Budha)
- Candi Prambanan, Prambanan, Klaten (Mataram-Hindu)
- Candi Plaosan (Lor), Prambanan, Klaten (Mataram)
- Candi Plaosan Kidul, Prambanan, Klaten (Mataram)
- Candi Sewu, Prambanan, Klaten (Mataram - Budha)
- Candi Lumbung, Prambanan, Klaten, (Mataram - Budha)
- Candi Sojiwan, Prambanan, Klaten (Mataram - Budha)
- Candi Karangnongko, Karangnongko, Klaten, ( Mataram-Hindu )
- Candi Merak, Karangnongko, Klaten, ( Mataram-Hindu )
- Candi Sukuh, Karanganyar (Majapahit - Hindu)
- Candi Cetho, Karanganyar (Majapahit - Hindu)
- Candi Kethek, Karanganyar (Majapahit - Hindu)
- Kompleks Candi Gedong Songo, Semarang, ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
- Kompleks Candi Dieng, Banjarnegara ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
- Candi Bogang, Wonosobo
- Candi Pringapus, Parakan, Temanggung, ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
- Candi Gondosuli, Bulu, Temanggung ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
- Candi Dukuh, Salatiga ( Majapahit - Hindu )
- Situs Arca Gupolo, ( Hindu)
- Situs Goa Sentono, ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
- Situs Mantup
- Candi Kalasan
- Candi Banyunibo, (lokasi)
- Candi Ratu Boko (lokasi)
- Candi Sambi Sari (lokasi)
- Candi Sari, (lokasi)
- Candi Ijo, (lokasi)
- Candi Barong, (lokasi)
- Candi Kedulan, (lokasi)
- Candi Gebang (lokasi)
- Candi Morangan, (lokasi sementara)
- Candi Gampingan, (lokasi)
- Candi Watu Gudhig, (lokasi)
- Situs Payak Bantul, (lokasi)
- Candi Keblak
- Candi Abang, (lokasi sementara)
- Candi Miri, (lokasi)
- Candi Dawangsari, (lokasi)
- Candi Kimpulan
- Candi Badut (Malang), (lokasi)
- Candi Jago (Tumpang, Malang), (lokasi)
- Candi Kidal (Tumpang, Malang), (lokasi)
- Candi Singosari (Singosari, Malang), (lokasi)
- Candi Sanggariti (Batu, Malang), (lokasi)
- Stupa Sumberawan (Singosari, Malang), (lokasi)
- Candi Rambut Monte (Krisik, Ngantang, Malang), (lokasi)
- Candi Tegowangi (Plemahan, Kediri), (lokasi)
- Arca Totok Kerot (Pagu, Kediri), (lokasi)
- Situs Calon Arang Kediri, (lokasi)
- Situs Tondowongso (Gayam,Kediri), (lokasi)
- Candi Dorok (Puncu, Kediri), (lokasi)
- Candi Lor (Loceret, Nganjuk), (lokasi)
- Candi Ngetos (Ngetos, Nganjuk), (lokasi)
- Candi Rimbi (Bareng, Jombang), (lokasi)
- Candi Jawi (Prigen, Pasuruan), (lokasi)
- Candi Kebo Ireng (Kejapanan, Pasuruan)
- Candi Gunung Gangsir (Beji, Pasuruan), (lokasi)
- Kompleks Percandian Gunung Welirang
2. Prasasti
Prasasti Yupa |
Prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia berasal dari abad ke-5,
yaitu peninggalan Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai dan peninggalan
Raja Purnawarman dari Kerajaan
Tarumanegara. Isi prasasti sebagian besar mengagungkan keperkasaan raja.
Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, di dekat muara
sungai Cisadane Bogor. Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan
bahasa Sansekerta yang terdiri atas 4 baris syair. Di samping itu
terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman. Raja Purnawarman merupakan salah seorang raja dari Kerajaan
Mataram Kuno.
Berikut adalah daftar Prasasti yang ditemukan di berbagai wilayah di ndonesia:
Prasasti Berbahasa Sansekerta
- Prasasti Mulawarman, Kutai, ~ 400 M
- Prasasti Kebon Kopi, Ciampea, Bogor, ~ 400 M
- Prasasti Tugu, Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, abad ke-5
- Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, abad ke-5
- Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
- Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara, Ciampea, Bogor, 536
- Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor, abad ke-5
- Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Ciampea, Citeureup, Bogor,
- Prasasti Tukmas, Dakawu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah, ~ 500
- Prasasti Canggal, Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Salam, Magelang, Jawa Tengah, 732
- Prasasti Tri Tepusan, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, 842
- Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255
Prasasti Dengan Bahasa Melayu
Prasasti-prasasti berikut berbahasa Melayu, baik bahasa Melayu Kuna maupun Melayu Klasik (Pertengahan).- Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Batang, Jawa Tengah[1], awal abad ke-7 paling tua[2].
- Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatra Selatan, 16 Juni 682
- Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatra Selatan, 23 Maret 684
- Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686
- Prasasti Bukateja, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah[3], abad ke-6 atau ke-7
- Prasasti Karang Brahi, Karangberahi, Jambi, abad ke-7
- Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatra Selatan, abad ke-7
- Prasasti Palas Pasemah, Palas,Lampung, abad ke-7
- Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah, 824 (dwibahasa, Melayu Kuna dan Jawa Kuna)
- Prasasti Gandasuli I dan II, Candi Gondosuli, Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, 832[3]
- Keping Tembaga Laguna, Manila, Filipina, 900[3]
- Prasasti Hujung Langit, Hujung Langit, Lampung, 997
- Prasasti Dewa Drabya, Dieng, Jawa Tengah[3]
- Prasasti Mañjuçrighra, Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 2 November 792M[3]
- Prasasti Terengganu, Trengganu (Malaysia), (abad ke-14, yaitu 1303, 1326 atau 1386)
- Prasasti Minyetujoh, Minye Tujuh, Aceh, 1380
Prasasti dengan Bahasa Jawa
Prasasti-prasasti berikut berbahasa Jawa, baik Jawa Kuna (Kawi) maupun Baru.- Prasasti Plumpungan, Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Juli 750
- Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804
- Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (dwibahasa), 824
- Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856
- Prasasti Taji, 901
- Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907
- Prasasti Rukam, 907
- Prasasti Wanua Tengah III, 908
- Prasasti Wurudu Kidul, tanpa tahun, ~ 922
- Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255[4]
- Prasasti Sarwadharma, pemerintahan Kertanegara, 1269
- Prasasti Sapi Kerep, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275[4]
- Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351
- Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450
- Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938
Prasasti Berbahasa Bahasa Bali
- Prasasti Blanjong, Sanur, Bali, 913 (dwibahasa, Bali Kuna dan Sanskerta)
- Prasasti Bebetin, Sawan, Buleleng, Bali, 1049 (salinan dari asli yang berasal dari tahun 896)
- Prasasti Pandak Badung, Tabanan, Bali, 1071
Prasasti dengan Bahasa Sunda
- Prasasti Astana Gede, Kawali, Ciamis, Jawa Barat ~ 1350
- Prasasti Batutulis, Bogor ~ 1533
- Prasasti Kebantenan, Bekasi, Jawa Barat ~ 1521
- Prasasti Galuh, Galuh, Ciamis, Jawa Barat ~ 1470
- Prasasti Rumatak, Geger Hanjuang, desa Rawagirang, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat ~ 1111
- Prasasti Cikajang, Cikajang, Garut, Jawa Barat
- Prasasti Hulu Dayeuh, Huludayeuh, desa Cikalahang, Cirebon, Jawa Barat
- Prasasti Ulubelu, Lampung
- Prasasti Cikapundung, prasasti yang diduga dari abad ke-14, Bandung, Jawa Barat
Prasasti dengan Bahasa Portugis
- Padrão Sunda Kelapa, Pasar Ikan, Jakarta Utara, 21 Agustus 1522
3. Arca
Arca Prajnaparamita (Kediri) |
Arca atau patung biasanya terdapat dalam sebuah candi. Arca menjadi
simbol telah bersatunya raja dengan dewa penitisnya. Patung dewa-dewa
agama Hindu di antaranya Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Brahma. Ketiga
dewa tersebut biasanya disebut Trimurti. Di dalam agama Budha dikenal
adanya Arca Buddha. Arca Buddha biasanya sangat sederhana, tanpa hiasan,
hanya memakai jubah.
4. Karya Sastra
Peninggalan bersejarah yang lain adalah karya sastra. Keberadaan
Kerajaan Kediri diketahui dari hasil karya berupa kitab sastra. Hasil
karya sastra tersebut adalah Kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu
Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan
Kediri/Panjalu atas Jenggala.
Keberadaan Kerajaan Singasari dibuktikan melalui kitab sastra
peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu
Prapanca. Karya sastra tersebut menjelaskan tentang raja-raja yang
memerintah di Singasari. Selain itu, ada Kitab Pararaton yang
menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton
isinya sebagian besaradalah mitos atau dongeng, tetapi dari Kitab
Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui.
Apakah di sekitar tempat tinggalmu terdapat peninggalan bersejarah
Hindu-Buddha? Jika ada, kunjungilah tempat tersebut bersama
teman-temanmu.Lalu catatlah mengenai bentuk dan asal usul peninggalan
bersejarah tersebut!
B. Benda Peninggalan Bersejarah pada Masa Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai,
kemudian diteruskan ke daerah pedalaman. Agama Islam disebarluaskan oleh
para ulama atau penyebar ajaran Islam. Perkembangan agama Islam
diiringi dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Kerajaan-kerajaan tersebut meninggalkan berbagai peninggalan sejarah.
1. Masjid
Masjid merupakan bangunan yang digunakan oleh umat Islam untuk
beribadah. Setelah masuknya agama Islam di Indonesia, bangunan masjid
banyak didirikan di Indonesia.
Masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri sebagai berikut.
- Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dan tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil misalnya 1, 3, atau 5. Biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut Mustaka.
- Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang. Masjid kuno biasanya dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk menyerukan azan atau panggilan salat.
- Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.
Contoh masjid kuno adalah Masjid Agung Demak, Masjid Gunung Jati di
Cirebon, dan Masjid Kudus. Apakah di daerahmu terdapat bangunan masjid
kuno? Kalau ada, apakah ciri-cirinya, sesuai dengan uraian dalam buku
ini?
2. Makam
Makam merupakan tempat dikuburkannya orang yang telah meninggal dunia.
Bagi umat beragama Islam, orang yang telah meninggal harus segera
dikubur. Ciri-ciri makam kuno yang ada di Indonesia antara lain:
- Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.
- Makam terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan jirat atau kijing, nisannya juga terbuat dari batu.
- Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau kubba.
- Makam dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam dengan makam lain atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu).
- Di dekat makam biasanya dibangun masjid. Sehingga disebut masjid makam dan biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja.
3. Kesenian
Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief yang menghias masjid atau makam Islam berupa sulur tumbuh-tumbuhan. Tersebarnya agama Islam ke Indonesia berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan. Masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu. Tulisan Arab Melayu biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu.
Huruf Arab juga berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran dan gambar wayang.
Sedangkan seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah
seni sastra yang berasal dari perpaduan sastra pengaruh Hindu-Buddha dan
sastra Islam yang banyak mendapat pengaruh Persia. Bentuk seni sastra
yang berkembang antara lain:
- Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa). Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam.
- Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton yang sering dianggap sebagai peristiwa sejarah. Contohnya Babad Tanah Jawi.
- Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf, contohnya Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang.
- Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan suluk karena berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan.
Bentuk kesenian yang lain adalah seni suara dan seni tari. Seni suara
pengaruh tradisi Islam antara lain azan, qiraah, dan kasidah. Azan
adalah seruan untuk mengajak orang melakukan salat. Qiraah merupakan
seni baca Alquran secara indah. Sedangkan kasidah adalah nyanyian pujian
kepada Tuhan. Perkembangan seni tari yang mengandung unsur Islam adalah
Tari
Seudati dari Aceh.
0 komentar:
Posting Komentar